#TOPIK TERHANGAT#TERPOPULER
11 September 2025
icon facebook detikcomicon facebook detikcom

Timothy Ronald Bilang Orang yang Nge-Gym Otaknya Kosong, Faktanya Berkata Lain

Timothy Ronald Bilang Orang yang Nge-Gym Otaknya Kosong, Faktanya Berkata Lain

avk2025/08/02 14:00:26 WIB
Ilustrasi angkat beban di gym. (Foto: thinkstock)

Belum lama ini viral pernyataan konten kreator Timothy Ronald dalam sebuah live streaming menyebut aktivitas nge-gym sebagai hal yang bodoh. Menurutnya, orang yang terbiasa olahraga di gym sebenarnya memiliki otak yang kosong dan kebiasaan tersebut tidak disukai orang pintar."Bukan secara kesehatan ya secara mental. Orang pintar itu nggak suka pasti. Lu kayak ngebentot doang kan, lu cuma maksa. Itu otaknya kosong, lari tuh masih ada otaknya," katanya.Hal itu langsung dibantah oleh ahli ilmu faal olahraga klinis, dr Daniel T Suryadisastra, SpN, FMIN, RPSGT, AIFO-K. Meski memang tidak sepopuler manfaat aerobik pada kecerdasan, nyatanya menurut penelitian terbaru olahraga angkat beban seperti nge-gym atau resistance training juga memberikan efek yang baik pada sistem kognitif."Studi menunjukkan bahwa angkat berat dapat memicu pelepasan Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) di hippocampus, area otak yang terkait dengan memori dan pembelajaran," kata dr Daniel yang juga seorang dokter spesialis neurologi, pada detikcom, Sabtu (2/8/2025).BDNF merupakan protein yang berperan penting dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan kelangsungan hidup sel-sel saraf di otak. BDNF juga membantu meningkatkan daya ingat, pembelajaran, dan suasana hati.Menurut dr Daniel, olahraga angkat beban juga meningkatkan kondisi kognitif otak melalui mekanisme lain. Beberapa di antaranya seperti peningkatan aliran darah ke otak, stimulasi hormon pertumbuhan, serta pengurangan peradangan dan stres oksidatif.Baca juga: Nggak Bikin Bodoh, Dokter Saraf Sebut Nge-Gym Justru Tingkatkan Fungsi OtakLatihan beban meningkatkan denyut jantung dan sirkulasi darah, termasuk ke otak. Ini mendukung suplai oksigen dan nutrisi untuk fungsi kognitif.Sedangkan dalam stimulasi hormon pertumbuhan, dr Daniel menyebut angkat beban memicu pelepasan hormon seperti IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1) dan testosteron. Ini mendukung proses neurogenesis (pembentukan sel saraf baru) dan plastisitas otak."Latihan resistensi teratur menurunkan peradangan kronis dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel otak. Hal ini secara tidak langsung mendukung fungsi kognitif," sambungnya.dr Daniel menambahkan sebenarnya ada koneksi antara gerakan otot dan otak. Menurutnya, gerakan kompleks dalam angkat beban seperti squat dan deadlift membutuhkan koordinasi tinggi."Ini mengaktifkan serebelum (otak kecil) dan korteks motorik, memperkuat koneksi saraf," tandasnya.Baca juga: Timothy Ronald Sebut Gym buat Orang Bodoh, Dokter Jiwa Angkat Bicara

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya