#TOPIK TERHANGAT#TERPOPULER
04 September 2025
icon facebook detikcomicon facebook detikcom

Pacu Jalur Mendunia Adalah Harta Karun di Depan Mata, Kemenpar Jangan Sia-siakan

Pacu Jalur Mendunia Adalah Harta Karun di Depan Mata, Kemenpar Jangan Sia-siakan

fem2025/07/23 10:39:02 WIB
Popularitas Pacu Jalur mendunia, semestinya bisa menjadi penyelamat pariwisata Indonesia.  (Dok Diskominfotik Riau)

Fenomena Pacu Jalur dengan aura farming yang viral di media sosial dan platform global ibarat harta karun. Kementerian Pariwisata bisa 'mengeruknya' atau membiarkan bajak laut lain mengambilnya.Rider Spanyol Marc Marquez finis terdepan di MotoGP Jerman yang dihelat di Sirkuit Sachsenring, Minggu (13/7/2025) malam WIB. Tak sekadar berdiri di atas motor Desmosedici GP25 dan mengangkat tangan, dia menari meniru aksi viral Rayyan Arkan Dikha si anak coki di ujung perahu pacu jalur di Sungai Kuantan, Riau.Marquez bukan yang pertama melakukan aksi itu. Pemain bola PSG, AC Milan, juga pesohor lain mengikuti Dikha. Di mana saja, sendirian atau bersama teman-teman mereka yang seolah menjadi pemegang dayung.Marc Marquez selebrasi dengan aura farming di GP Jerman (Instagram Marc Marquez)Bahkan Melly Mike, seorang penyanyi asal Amerika Serikat (AS), pelantun Young Black and Rich bakal datang langsung di Riau untuk menyaksikan Festival Pacu Jalur tahun. Bahkan, disebut-sebut dia bakal manggung di closing ceremony festival itu.Mereka terpukau dengan aksi aura farming atau tebar pesona Dikha yang dengan penuh percaya diri mengungkit dan menjaga dengan tari tradisional yang unik. Pacu Jalur juga bukan ajang lomba jalur atau perahu biasa. Pacu Jalur adalah harta karun budaya Riau dengan filosofi semangat kolektif masyarakat Kuantan Singingi.Sebanyak 40-50 orang memacu jalur itu untuk sampai di garis finis paling depan. Bukan perahu sembarangan yang digunakan namun perahu dari kayu utuh (gelondongan) tanpa sambungan. Biasanya, kayu yang digunakan adalah jenis meranti, mersawa, banio, atau kuras, dan panjangnya bisa mencapai 25-30 meter.Viralnya Dikha dan Pacu Jalur dengan aura farming seolah menjadi harta karun, hadiah, lotre di saat yang tepat. Festival Pacu Jalur yang menjadi tempat beradu pedayung dan anak coki, juga tukang tabuh se-Riau dihelat tidak lama lagi, yakni 21-24 Agustus di Tepian Narosa, Sungai Kuantan, Teluk Kuantan, Riau. Hanya tim terbaik dari masing-masing rayon yang berhak tampil di sana.Ya, Pacu Jalur bukan perlombaan biasa. Bukan cabang olahraga olimpiade atau universiade juga Asian Games, bahkan tidak dilombakan di SEA Games dan PON, pacu jalur ternyata digeber serapi itu. Seleksi ketat dimulai sejak berbulan-bulan lalu. Mereka memperebutkan tiket ke ajang provinsi sekaligus menjaga budaya, menjaga harta karun.Dan, harta karun itu sudah di depan mata. Andai Kementerian Pariwisata menyadari, sudah semestinya tinggal mengambilnya. Tanpa perburuan, tanpa berduel dengan bajak laut.Rayyan Arkan Dikha, sosok penari cilik di pacu jalur Kuansing yang viral. (dok. pribadi) Buat apa? Untuk membalikkan potret ironi yang muncul di sektor pariwisata Indonesia belakangan ini, tidak hanya satu, tetapi ada beberapa peristiwa. Bertubi-tubi.Indonesia kehilangan predikat pemuncak daftar destinasi wisata ramah Muslim dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025 yang dirilis pada 12 Juni. Tak tanggung-tanggung, RI melorot ke urutan kelima setelah dua tahun menjadi juara.

Persoalan lain adalah keamanan berwisata di Indonesia. Pelajaran sangat berharga didapatkan setelah wisatawan Brasil Juliana Marins meninggal di Gunung Rinjan. Dia terperosok ke dalam jurang di jalur menuju puncak gunung api tertinggi kedua di Tanah Air itu pada 21 Juni. Jenazahnya ditemukan pada 24 Juni.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya