Pentingnya Memilih Gym yang Tepat: Belajar dari Kasus Gold's Gym

Pentingnya Memilih Gym yang Tepat: Belajar dari Kasus Gold's Gym

avk2025/07/23 07:00:51 WIB
Kondisi salah satu cabang Gold's Gym. (Foto: AN Uyung Pramudiarja/detikhealth)

Beberapa waktu lalu kabar tutupnya Gold's Gym mendadak viral dan menjadi sorotan. Tidak sedikit member yang mengaku merasa dirugikan lantaran tempat gym langganan mendadak tutup sehingga mereka tidak bisa berolahraga.Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI mengimbau untuk lebih berhati-hati ketika memilih gym. Terlebih, jika pusat kebugaran menawarkan promo yang terlalu jor-joran."Pertama jangan mudah teriming-imingi promo yang diungkapkan oleh pelaku usaha. Dalam beberapa waktu kemarin disampaikan (Gold's Gym) sudah mau tutup tapi masih gencar melakukan promosi," kata Komisi Advokasi BPKN RI Fitrah Bukhari dalam sebuah wawancara dengan awak media.Ia mencontohkan kasus Superstar Fitness yang juga menjadi sorotan publik di tahun lalu. Pada saat itu, Superstar Fitness bahkan menawarkan membership seumur hidup. Menurut Fitrah, hal-hal seperti itu sebaiknya dicurigai agar tidak mengalami kejadian serupa."Bahkan sebelumnya ada Superstar Fitness ya, bahkan ada promo lifetime ya. Hal seperti itu mestinya dicurigai. Jika dalam waktu tertentu promonya jor-joran, itu patut dicurigai," sambungnya.Fitrah mengatakan konsumen yang tertipu oleh promo berhak mendapatkan ganti rugi."Kalau di dalam Undang-Undang No 8 Tahun 1999 itu ada pidana tambahan kepada pelaku usaha berupa ganti rugi yang itu bisa mengganti kerugian kepada konsumen," tandasnya.Heboh Penutupan Gold's GymSalah satunya member yang merasa dirugikan adalah Gloria (40) yang berlangganan Gold's Gym cabang Bintaro Xchange. Ia mengaku sangat kecewa dengan penutupan sepihak karena dirinya dan sang suami masih memiliki banyak sesi latihan bersama personal trainer (PT)."Kami masih punya membership beberapa bulan. Sesi PT juga masih cukup banyak, kalau dijumlahkan saya itu masih 81 sesi lagi, suami masih punya 53 sesi. Kalau dihitung-hitung, (kerugian) kami masih di Rp 45 juta," kata Gloria dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu dengan detikcom.Sama halnya dengan yang dialami Rayyan (37), member Gold's Gym cabang Baywalk Jakarta Utara. Ia mengaku baru mendaftar sebagai member pada 1 Juni 2025, atau satu bulan sebelum beberapa cabang Gold's Gym tutup.Padahal, ia sudah membayar langganan selama 12+1 bulan atau setahun."Kebetulan saya baru masuk Gold's Gym itu per tanggal 1 Juni, sebulan sebelum tutup. saya ambil paket yang 12 bulan plus satu, itu dikasih harga Rp 3,820 juta," ceritanya.Ketika kabar tutupnya Gold's Gym di beberapa cabang lain muncul, Rayyan sempat mengonfirmasi pada pihak gym. Namun, pihak gym saat itu memintanya tidak perlu khawatir, lantaran cabang tempatnya tidak akan tutup."Dari pertama itu saya tanya, mereka bilang 'nggak usah khawatir', ini hanya beberapa cabang saja yang tutup, untuk baywalk tidak akan tutup, lalu memang saat ini ada info akan rebranding, jadi saya tidak perlu khawatir, infonya seperti itu," cerita Rayyan kecewa karena cabang gym-nya tutup juga.Tanggapan Gold's GymPT Fit and Health Indonesia atau Gold's Gym Indonesia mengakui kondisi ekonomi perusahaan sedang kurang baik. Mereka secara terpaksa menutup beberapa gerai meliputi Cilandak Town Square Jakarta Selatan, Mall Alam Sutera Tangerang, Kalibata City Jakarta Selatan, Ciputra Mall Jakarta Barat, dan Grand Metropolitan Mall Bekasi.Selain itu, pihaknya juga sudah berusaha melakukan negosiasi ulang terhadap pemilik gedung terkait biaya sewa, serta melakukan efisiensi pengurangan sumber daya manusia (SDM) sejak April 2025.Pihaknya menyebut Gold's Gym masih memiliki enam cabang lain yang seharusnya masih beroperasi. Keenam cabang itu meliputi Cihampelas Walk Bandung, Mall of Indonesia Jakarta Utara, Baywalk Mall Jakarta Utara, Bintaro Xchange Tangerang Selatan, The Breeze BSD, dan Ciputra World Surabaya.Namun, Kuasa Hukum Gold's Gym yang diwakili oleh Aditya Bagus Anggariyadi mengklaim ada sabotase yang dilakukan oknum karyawan, sehingga gym harus ditutup."Upaya perbaikan bisnis ini sangat terganggu oleh sabotase di dalam internal perusahaan yang merugikan perusahaan. Perusahaan menemukan fakta ada tiga oknum dari Personal Trainer (PT) dan customer experience," katanya Aditya."Pertama menghentikan seluruh aktivitas penjualan sepihak. Kedua memaksa karyawan lainnya untuk berhenti melakukan penjualan, bahkan intimidasi kepada mereka yang masih berjualan," sambungnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya