Batik Oey Seo Tjeon Gelar Pameran 100 Tahun Berkarya, Ada Kain Motif BTS

Batik Oey Seo Tjeon Gelar Pameran 100 Tahun Berkarya, Ada Kain Motif BTS

ami2025/07/17 09:02:51 WIB
Foto: Rahmi Anjani/Wolipop

Rumah Batik Oey Soe Tjoen (OST) akan menggelar pameran yang merayakan tahun ke-100-nya berkarya. Setelah melewati tiga generasi, berbagai karya seni yang mengandung nilai sejarah dan sentimental bakal diperlihatkan kepada publik. Selain melestarikan budaya dan warisan Indonesia, eksibisi itu sendiri bermaksud menceritakan kisah batik tulis halus tertua yang hampir tidak ada penerusnya.Oey Soe Tjoen (OST) sendiri berdiri sejak tahun 1925 di Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah. Adalah Oey Soe Tjoen dan Kwee Tjoen Giok Nio, pendiri dan pembatik generasi pertama yang menurunkan ilmu juga bisnis kepada keluarganya. Setelah mewariskannya kepada Oey Kam Long (Muljadi Widjaja) dan Lie Tjien Nio (Istijanti Setiono), kini generasi ketiga dipegang oleh Widianti Widjaja.Meski namanya kurang familiar, OST adalah brand Batik yang diburu dan dinanti kolektor. Dikatakan jika rumah batik yang menjual kainnya secara pesanan tersebut sudah punya daftar tunggu dari ratusan orang. Biasanya sebuah pesanan yang harganya bisa mencapai puluhan juta memakan waktu sampai tiga hingga tujuh tahun pembuatan sampai Batik itu jatuh ke tangan klien.Batik Oey Soe Tjoen (OST) Foto: Rahmi Anjani/WolipopTak hanya bertahan selama 100 tahun, OST bahkan pernah dilelang di Christie sebagai karya seni sempurna yang terjual mencapai miliaran rupiah. Batik dari OST sendiri bahkan tersimpan di berbagai museum di luar negeri, seperti Jerman, Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang meski di dalam negeri sendiri jarang dipamerkan.Baca Juga :Giat Melestarikan Budaya Batik, Era Soekamto Dapat Penghargaan UNESCO

Batik Oey Soe Tjoen selain dibuat secara tulis dan mengikuti pakem dari 100 tahun lalu juga tentu punya keunikan tersendiri. OST dikenal dengan gradasi warna dan detail yang indah meski tidak berdasarkan filosofi tertentu."OST dikerjakan bolak balik dengan pewarnaan celup satu warna satu proses. Jadi kalau ada empat warna, ada empat kali perebusan. Kalau di tempat lain bisa jadi sekali dan semuanya canting. Saya sendiri mulai mengubah desainnya karena mengikuti permintaan tapi tidak keluar pakem mengikuti cara kakek saya tapi desain mengikuti kemajuan zaman," kata Widia.Batik pesisir dari OST disebut legendaris dan punya nilai historis karena pernah menjadi barang mewah pada zamannya. Dikatakan jika kain tersebut sering dijadikan mahar karena dianggap sebagai Batik 'high class'.Batik Oey Soe Tjoen (OST) Foto: Rahmi Anjani/Wolipop"Jadi yang punya batik itu status sosialnya bisa dibilang di atas rata-rata karena di kebudayaan Peranakan ada budaya tukar baju jadi pihak laki-laki bisa menunjukkan kemapanan dengan membelikan semakin banyak batik OST, tanpa kata-kata menunjukkan kami dari keluarga mapan," ujar Widia.Baca Juga :NCT Wish Sukses Konser di Jakarta, Tebar Pesona Pakai Batik di Panggung

Karena itu, Batik OST sering dipakai para bangsawan dan pengusaha pada zaman kejayaannya. "Pada 1935an seorang Bupati Solo yang mau mantu ingin istrinya tidak meninggalkan ke-Solo-an tapi beda dr yg lain. Dibuatkan motif baru gabungan Solo dan Pekalongan yang disebut motif Merakati," cerita bungsu dari tiga bersaudara itu.Untuk menceritakan kisah tiga generasi dan memamerkan karya-karya terbaik dari para kolektor, Batik Oey Soe Tjoen menggelar instalasi di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Eksibisi tersebut bakal berlangsung pada 25 Juli - 3 Agustus 2025. Bertema Keteguhan Hati, pameran itu akan mengisahkan perjuangan Widia meneruskan bisnis keluarganya.Batik Oey Soe Tjoen (OST) Foto: Rahmi Anjani/WolipopSelain Batik kuno yang harganya mahal, pameran Batik OST juga menampilkan berbagai jenis motif out of the box, seperti 'center piece' berupa gambar Bunda Maria, Dewi Quan In, dan Ratu Kidul. Adapun selendang bergambar grup fenomenal BTS, suara yang Widia yang mengisahkan cerita di balik kainnya sampai alat-alat yang dipakai mereka untuk membatik."Batik itu kan kadang dibuat dengan emosi seperti saya membuat batik Pak Ahok ketika itu Pak Ahok masuk ke Mako. Saya kasihkan ke Pak Ahok. Jadi, emosi mempengaruhi. Ketika membuat BTS itu, mereka mau hiatus, mau masuk wamil, saat itu kok pengen gambar tau-tahu jadi, gambarnya komplit semua member, saya nggak wajah orang tapi animasi," ungkap Widia.Batik Oey Seo Tjeon Foto: Rahmi Anjani/Wolipop

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya