Pilu Warga Kota Malang Anaknya Sakit Malah Dihajar Peserta Sound Horeg

Pilu Warga Kota Malang Anaknya Sakit Malah Dihajar Peserta Sound Horeg

dpe2025/07/15 10:20:30 WIB
Ricuh saat karnaval sound horeg di Malang, gegara warga protes anaknya sakit. Foto: Istimewa/tangkapan layar

Karnaval soung horeg di Kota Malang diwarnai kericuhan hingga adu jotos antara peserta dan warga setempat. Pemicunya, warga tak terima dengan suara bising dari sound. Insiden itu pun viral di media sosial.Dari penelusuran detikJatim, karnaval sound horeg berkedok kirab budaya itu terjadi pada Minggu 13 Juli 2025 siang, di jalan Budi Utomo, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, kota Malang.Dalam video pendek yang beredar di media sosial, keributan antara peserta karnaval dan warga itu diawal saat pawai truk pengangkut sound horeg melintas di permukiman warga. Suara yang keras pun terdengar memekakkan telinga.Baca juga: MUI Jatim Minta Kemenkum Tak Terbitkan Legalitas untuk Sound HoregHingga akhirnya terdengar suara seorang perempuan berteriak yang diduga merasa tak nyaman dengan suara sound system. Disusul seorang laki-laki berkaus merah terlihat keluar dari rumah memaki dan mendorong salah satu peserta karnaval.Di situlah, akhirnya kericuhan pecah dan saling adu jotos. Beberapa orang pun berusaha melerai dan meredakan situasi. Beragam komentar pun mengisi kolom komentar di video tersebut.Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto saat dikonfirmasi membenarkan insiden tersebut. Pemicunya, karena pasangan suami istri menegur peserta karnaval sound horeg karena suaranya mengganggu anaknya yang sedang sakit."Jadi pemicunya karena suara sound system yang keras. Salah satu warga menegur karena anaknya sedang sakit," kata Yudi saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (14/7/2025).Proses mediasi dua belah pihak warga di Kota Malang yang sempat ricuh saat karnaval sound horeg. (Foto: Istimewa)Yudi membeberkan pasutri warga setempat yang menegur tersebut berinisial berinisial RM (55), istri dari MA (57). Saat itu pawai sound horeg melintas di depan rumahnya.MA yang tak terima dengan suara keras sound horeg kemudian meminta peserta mematikan suara sound system. "Suaminya (RM) kemudian keluar rumah dan mendorong salah satu peserta kirab budaya itu," beber Yudi.Melihat salah satu rekannya didorong MA, kata Yudi, peserta lain tersulut emosi dan mulai memukuli korban. Akibat kejadian itu MA mengalami luka pada bagian pelipisnya."Karena mengetahui temannya didorong, dari peserta yang lain tidak terima akhirnya terjadi pemukulan," ungkap Yudi.Baca juga: MUI Malang Sosialisasikan Fatwa Haram Sound Horeg Lewat Khotbah JumatYudi menyebutkan bahwa warga yang menjadi korban penganiayaan peserta karnaval sound horeg sempat melapor ke Polresta Malang Kota. Namun korban berniat mencabut laporan karena sudah ada kesepakatan perdamaian antara kedua belah pihak."Korban sempat membuat laporan, tapi berniat akan dicabut. Setelah ada mediasi dan terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak dengan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan," sebut Yudi.Mediasi sendiri difasilitasi oleh Kelurahan Mulyorejo bersama pihak kepolisian hari ini dengan mempertemukan kedua belah pihak. Kedua pihak pun sepakat berdamaiMediasi itu sendiri difasilitasi Lurah Mulyorejo dengan pihak kepolisian. Mediasi digelar di Kelurahan Mulyorejo dihadiri warga yang menjadi korban pengeroyokan, perwakilan warga, Ketua RW, panitia kirab budaya, serta pihak kelurahan.Dalam kesepakatan itu, kata Yudi, warga atau peserta karnaval yang sempat terlibat ketegangan juga menyanggupi untuk memberikan ganti rugi sesuai permintaan korban."Pihak peserta kirab budaya juga memberikan ganti rugi sesuai permintaan korban," tandasnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya