Cerita Pengendara Nyerah Saat Nunggu Lampu Merah Terlama di Bandung

Cerita Pengendara Nyerah Saat Nunggu Lampu Merah Terlama di Bandung

ral2025/07/12 15:00:31 WIB
Kondisi lalu lintas di perempatan lalu lintas Kiaracondong-Ibrahim Adjie Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan pernyataan tentang pemicu kemacetan yang terjadi di jalan raya Kota Bandung. Salah satu yang ia soroti adalah sistem lampu lalu lintas atau traffic light yang turut menjadi biang kerok dari fenomena tersebut.Di Kota Bandung sendiri, ada traffic light yang sudah dikenal sebagai lampu merah terlama di Indonesia. Namanya bahkan sudah kesohor di sosial media, hingga disebut sebagai lampu merah perenggut masa muda.Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Lampu Lalu Lintas Jadi Biang Kerok Macet di BandungLampu merah itu terletak di perempatan Jalan Ibrahim Adjie-Jl Soekarno Hatta. Warga Bandung menyebutnya sebagai Stopan Kircon atau Kiaracondong, Stopan Samsat dan sebagainya.Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung terkait kondisi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) tahun 2022, ada 150 titik lampu lalu lintas yang tersebar di berbagai penjuru kota. Dari data itu, paling banyak berada di Jalan Soekarno Hatta seperti Soekarno Hatta-Gedebage, Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie, Soekarno Hatta-Buah Batu, Soekarno Hatta-Batununggal, Soekarno Hatta-M Toha dan puluhan lokasi lainnya.Semua data yang tercatat menunjukkan bahwa titik lampu lalu lintas tersebut sebagian besar merupakan simpang empat, namun ada juga yang merupakan simpang lima, simpang tiga hingga jalan tanpa persimpangan. Seluruh titik lampu lalu lintas yang terdata termasuk dalam kategori ATCS (Area Traffic Control System) yang menandakan sistem pengaturan lalu lintas di lokasi-lokasi ini sudah terintegrasi secara otomatis dan memungkinkan kontrol dari pusat kendali.Dari lokasi, sejumlah titik lampu lalu lintas memiliki durasi yang terbilang cukup lama. Salah satu yang paling dikenal adalah di simpang Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie atau biasa disebut lampu lalu lintas Samsat.Pantauan detikJabar, Sabtu (12/7/2025) pukul 11.30 WIB, di simpang Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie memang tidak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan. Kendaraan selalu ramai melintas baik dari arah Cibiru ke Leuwipanjang, atau dari Kiaracondong menuju Margacinta.Bahkan, omongan Dedi Mulyadi tentang lampu lalu lintas sebagai biang kerok kemacetan pun ada benarnya. Sebab, pengendara harus menunggu dalam jangka waktu yang lama untuk melintas di Stopan Kircon tersebut.Berdasarkan perhitungan detikJabar, lampu merah di Stopan Kircon punya durasi sekitar 410 detik atau 6 menit 50 detik. Sedangkan, saat lampu hijau menyala, durasinya hanya sekitar 80-90 atau 1 menit 30 detik.Yang lebih menjengkelkan, pengendara dibuat tidak nyaman ketika menunggu di Stopan Kircon saat terik matahari sedang panas-panasnya. Berdasarkan aplikasi pemberitahuan cuaca di gawai, terik matahari saat itu menunjukkan angka 27-28 derajat celcius.Alhasil, banyak pengendara yang menyerah menunggu lampu merah di Stopan Kircon. Mereka kemudian memilih menunggu di atas trotoar, terutama di bawah pepohonan rindang agar lebih nyaman.detikJabar pun sempat berbincang dengan Rendi (32), seorang tukang antar paket yang terlihat sibuk menata barang bawaanya. Ia mengaku sering melintas di Setopan Kircon, dan tidak kaget dengan kondisi yang ada."Wah kalau diomongin mah banyak yang enggak kuat sebenernya. Udah panas, nunggunya lama, jadi nggak heran kalau yang bawa motor mah lebih nunggu lampu merah di trotoar," katanya.Baca juga: Macet Bandung Akhir Pekan: Saat di Rumah Saja Jadi Pilihan NyamanRendi saat itu bahkan harus melepas jaket warna oranyenya karena tidak kuat dengan kondisi panas yang ada. Meski terkesan menyiksa, ia menyebut tak punya pilihan lain untuk meneruskan perjalannya."Soalnya cuma ke sini doang aksesnya. Kalau motong jalur, sebenarnya bisa. Tapi muter lagi, jadi enggak efektif. Jadi ya, harus banyak sabar aja," ucapnya sembari berlalu karena harus mengantarkan paket pesanannya.Sekadar diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti salah satu penyebab yang kerap luput dari perhatian, yakni sistem lampu lalu lintas atau traffic light. "Kita lagi membuat analisis tentang traffic light. Karena traffic light itu justru bikin macet. Bisa nggak ke depan sih traffic light itu membuat menjadi lancar," kata Dedi di Gedung Sate, Jumat (11/7/2025).Menurutnya, penempatan dan pengaturan waktu lampu lalu lintas di sejumlah titik di Kota Bandung dinilai belum akurat. Akibatnya, arus kendaraan justru tersendat, menciptakan tumpukan kendaraan dari arah yang tidak semestinya."Kan bisa jadi ini penghitungan yang di sini, yang di sana belum tepat. Nah, ini kita lagi ngitung nih biar tepat," ungkapnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya