62 SDN di Sleman Sepi Pendaftar, Ada 1 Sekolah Cuma Dapat 1 Murid

62 SDN di Sleman Sepi Pendaftar, Ada 1 Sekolah Cuma Dapat 1 Murid

afn2025/07/11 19:24:08 WIB
Ilustrasi murid baru SD. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Sebanyak 62 sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Sleman masih kekurangan murid baru setelah berakhirnya pelaksanaan Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) 2025. Jumlah pendaftar di masing-masing SDN itu dapat dihitung dengan jari.Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto mengatakan, jumlah SD negeri di Sleman mencapai 374. Dari jumlah itu, 62 sekolah belum memenuhi kuota rombongan belajar (rombel) dengan mendapat murid baru di bawah 10 siswa."Ada 62 SD Negeri yang penerimaan muridnya di bawah 10 (siswa). Itu ada sekitar 62 SD Negeri dari 374, itu presentase yang cukup lumayan ya," kata Sri Adi saat dihubungi wartawan, Jumat (11/7/2025).Sri Adi bilang, dari 62 sekolah terdapat 11 sekolah yang mendapat kurang dari 5 murid. Rinciannya, SDN Balangan 2 Minggir hanya 2 siswa, SDN Bakalan Mlati hanya 3 siswa, SDN Caturtunggal 6 hanya 3 siswa, SDN Minormartani 2 Ngaglik hanya 1 siswa.Kemudian, SDN Rejosari Ngaglik hanya 2 siswa, SDN Taraman Ngaglik hanya 3 siswa, SDN Banyurejo 4 Tempel hanya 2 siswa, SDN Cungkuk Tempel hanya 3 siswa, SDN Blembem Pakem hanya 3 siswa, SDN Turen Pakem hanya 2 siswa, hingga SDN Kiyaran 2 Cangkringan hanya 3 siswa.Baca juga: 14 Universitas di Jogja yang Masih Buka Pendaftaran sampai Sekarang Juli 2025Diungkapkan Sri Adi, ada beberapa faktor yang membuat sekolah-sekolah tersebut kekurangan murid. Pertama dari sisi orang tua yang cenderung memilih menyekolahkan anaknya ke swasta."Kecenderungan orang tua atau wali murid menyekolahkan anak untuk jenjang TK dan SD itu lebih tinggi ke swasta. Saya menganalisis tiap tahun seperti itu," sebutnya.Kedua, lanjut Sri Adi, kemungkinan karena faktor jumlah anak usia masuk SD di wilayah tersebut tidak banyak."Bisa jadi masyarakat di situ, khususnya siswa yang berusia sekolah SD itu sedikit," ujarnya.Meski demikian, kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih kekurangan murid tersebut tetap dilaksanakan. Di waktu yang sama, Pemkab juga membuat kajian untuk melakukan regrouping bagi sekolah yang terus kekurangan murid."Kajian regrouping sudah kita lakukan bekerjasama dengan dewan pendidikan. Regrouping ini kan tidak hanya masalah teknis, tapi banyak faktor yang harus diperhatikan juga," tutupnya.Baca juga: Kisah Dosen UGM Jadi Profesor Berkat Masuk Angin

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya