Hasil Autopsi Kedua Juliana Marins di Brasil, Meninggal 10-15 Menit Usai Jatuh

Hasil Autopsi Kedua Juliana Marins di Brasil, Meninggal 10-15 Menit Usai Jatuh

des2025/07/11 14:02:10 WIB
Jenazah Juliana Marins saat tiba di Brasil. Foto: REUTERS/Ricardo Moraes

Jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani, diautopsi untuk kedua kalinya di negara asalnya. Tim medis dari Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro Brasil mengungkap bahwa Juliana meninggal sekitar 10 hingga 15 menit setelah terjatuh dan mengalami benturan. Dikutip detikHealth dari situs Oglobo Globo Brasil, Juliana disebut tidak memiliki peluang untuk bergerak atau memberi respons yang efektif setelah terjatuh. Laporan autopsi itu mengonfirmasi bahwa Juliana meninggal akibat trauma jatuh dari ketinggian. Dokumen kepolisian sipil Brasil turut mengungkap kemungkinan terjadinya 'periode agonal' atau fase antara trauma dan kematian. Fase ini ditandai dengan stres ekstrem dan kegagalan organ yang progresif. Sebagaimana autopsi yang dilakukan di Indonesia, autopsi oleh tim medis Brasil tidak dapat menyimpulkan secara pasti waktu kematian Juliana. Sebelumnya pihak keluarga Juliana menuding pihak Indonesia lalai dalam penyelamatan Juliana hingga menyebabkan dia meninggal.Baca juga: Bukan Hipotermia yang Sebabkan Juliana Marins MeninggalTim medis Brasil meyakini bahwa pendaki berusia 26 tahun ini mengalami luka fatal dan menderita selama beberapa menit sebelum kematiannya. Penyebab langsung kematian adalah pendarahan internal yang disebabkan cedera poliviseral dan beberapa trauma akibat benturan berenergi tinggi.Juliana terjatuh di jurang Gunung Rinjani saat mendaki pada 21 Juni 2025 lalu. Dokumentasi memperlihatkan dia masih hidup beberapa saat setelah jatuh. Namun, bantuan baru bisa mencapai lokasinya 90 jam kemudian karena cuaca ekstrem. Jenazah Juliana dievakuasi dari kedalaman 600 meter pada 25 Juni, dengan bantuan tim penyelamat lokal dan para relawan. Hasil autopsi di Indonesia memperkirakan Juliana sudah meninggal kurang dari 20 menit setelah mengalami pendarahan akibat benturan.Didapati sejumlah luka yang mengindikasikan gesekan dengan benda tumpul seperti batu dan dinding tebing. Hasil autopsi juga mengonfirmasi bahwa hipotermia bukanlah penyebab Juliana meninggal. Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca juga: Pemandu Juliana Marins Dilarang Antar Pendaki ke Puncak Rinjani

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya