Alergi debu adalah kondisi kesehatan yang banyak orang pernah alami. Bukan hanya bersin-bersin, penderita alergi debu mungkin menunjukkan gejala lain. Apa saja ciri-ciri alergi debu dan bagaimana cara mengatasinya?Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, debu adalah serbuk halus dari tanah dan sebagainya. Debu berukuran kecil dan mudah terhirup masuk tubuh manusia tanpa disadari. Hasilnya, komponen debu memicu alergi.Dengan alasan ini, tidak mengherankan jika banyak orang mendadak menunjukkan gejala alergi saat membersihkan rumah. Bagaimana tidak, partikel-partikel debu yang tadinya mengendap jadi beterbangan di udara dan masuk tubuh.Dalam kondisi lain, alergi debu juga bisa kambuh saat tiba di tempat baru. Terlepas dari bagaimana cara debu membuat tubuh mengeluarkan reaksi alergi, bagaimana cara mengetahui bahwa gejala yang muncul disebabkan debu? Yuk, cari tahu ciri-ciri alergi debu, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini!Baca juga: 5 Jenis Gulma Berbahaya yang Wajib Diwaspadai dan Cara Mengatasinya, Apa Saja?Ciri-ciri Alergi DebuDirangkum dari laman Istanbul Brain Hospital, gejala alergi debu meliputi:Gatal-gatalMata merah, gatal, atau berairHidung berair atau tersumbatBersin-bersinSesak napas berbunyi (mengi)Batuk-batukSulit bernapasPenyebab Alergi DebuMenurut penjelasan dari situs American College of Allergy, Asthma & Immunology (ACAAI), beberapa penyebab alergi debu meliputi:1. KecoaSerangga yang membuat banyak orang merasa jijik ketika berada di dekatnya ini ternyata jadi salah satu penyebab alergi debu. Apa hubungannya? Partikel kecil dari kecoa merupakan salah satu komponen penyusun debu. Ketika terhirup, tubuh manusia akan memberikan reaksi berupa ciri/gejala sebagaimana telah disebut di atas.Disadur dari laman Pestworld, 78 sampai 98 persen rumah penduduk di perkotaan Amerika dihuni kecoa. Jumlahnya per rumah pun tidak bisa dipandang enteng, mencapai 900-330.000. Tentunya, semakin banyak kecoa dalam rumah, potensi seseorang terkena alergi debu semakin besar.2. Serbuk Sari (Pollen)Komponen penyusun debu rumah tangga berikutnya yang mungkin jadi penyebab alergi adalah serbuk sari. Biasanya, antara satu penderita dengan yang lain, punya alergi serbuk sari dari sumber berbeda.Sebagai contoh, si A alergi terhadap serbuk sari yang dihasilkan padi. Di sisi lain, si B justru tidak tahan serbuk sari yang dihasilkan bunga jantan tanaman jagung. Salah satu cara serbuk sari masuk rumah adalah terbawa angin.3. Tungau Debu (Dust Mites)Penyebab ketiga ini adalah yang paling sering memicu alergi debu. Tungau debu, atau terkadang juga disebut tungau kasur, hidup dan berkembang biak secara produktif di lingkungan yang hangat sekaligus lembap. Mereka sangat menyukai wilayah dengan tingkat kelembapan 75-80 persen.Partikel peninggalan tungau debu, seperti feses dan serpihan bangkainya, dapat ditemukan di berbagai penjuru rumah, mulai dari meja, kasur, bantal, hingga guling. Oleh karena itu, potensi partikel tungau debu terhirup seseorang sangat tinggi.Apa lagi, partikel tungau debu tidak terlihat kasat mata sehingga tak terdeteksi. Selain itu, melalui prosedur pembersihan normal, partikel-partikel ini sering kali tidak bisa dibersihkan. Tak mengherankan jika tungau debu jadi biang kerok alergi paling umum.4. Binatang Peliharaandetikers yang memelihara binatang perlu berhati-hati di rumah agar tidak terserang alergi debu. Pasalnya, binatang peliharaan mungkin meninggalkan sejumlah hal yang berpotensi jadi pemicu. Sebut saja ketombe, air liur, urin, rambut, dan bulu. Ketika bergabung dengan debu rumah tangga, 'peninggalan' binatang piaraan ini dapat menyebabkan alergi debu.5. Jamur Mikroskopis (Mold)Dilihat dari laman Allergy Experts, spora jamur yang menyebar melalui udara jadi salah satu faktor pemicu alergi debu. Di negara-negara empat musim, gejala-gejala alergi debu akibat spora jamur paling umum ditemui pada awal musim panas dan gugur.Jamur dapat ditemukan di banyak tempat. Mulai dari kebun rumah sampai dinding dalam rumah itu sendiri. Beberapa jamur menyebarkan sporanya untuk menjaga kelangsungan hidup spesiesnya pada saat udara kering berangin. Yang lain justru memilih momen berkabut dengan kelembapan tinggi.Cara Mengatasi Alergi DebuTanpa perlu dijelaskan pun, detikers pasti sudah paham bahwa untuk mengatasi alergi debu, penyebab-penyebabnya harus dieliminasi tanpa terkecuali. Oleh karena itu, penanganannya berbeda tergantung penyebab.Sebagai contoh, jika detikers alergi debu karena banyak partikel dust mites, maka tungau satu ini harus dibasmi. Dirujuk dari laman Cambridge University Hospitals, meskipun tidak bisa membasminya secara total, detikers disarankan menyedot debu minimal seminggu sekali di rumah. Dengan demikian, jumlah tungau debu maupun sisa-sisanya dapat tereduksi.Di samping itu, kamu disarankan memasang gorden ringan alih-alih tebal agar mudah dicuci dan dibersihkan. detikers juga bisa meningkatkan kualitas udara dengan cara membuka jendela. Bila perlu, beli dan pakai juga dehumidifier agar kelembapan ruangan di bawah 50%. Sebab, kelembapan tersebut akan membunuh tungau debu.Lain lagi halnya jika alergi disebabkan serbuk sari. Begini cara mengatasinya untuk jangka panjang sebagaimana dijelaskan laman Medical News Today:Senantiasa menutup jendela ketika musim penyebaran serbuk sari berlangsung.Rutin mengganti pakaian setelah bepergian ke luar rumah.Sebelum tidur malam, mandi atau berendam untuk membersihkan kulit dari serbuk sari.Mencuci perlengkapan tidur setidaknya seminggu sekali dengan air panas dan sabun.Bila rumahmu punya AC, perkuat dengan filter HEPA agar bisa menyaring serbuk sari.Tips-tips di atas sejatinya merupakan cara mencegah alergi debu terulang kembali. Adapun untuk penanganan jangka pendek alergi debu, detikers dapat memakai semprotan hidung khusus yang dijual bebas di apotek.Baca juga: Apa Itu Avoidant? Ini Pengertian, Ciri-ciri, dan Cara MengatasinyaDemikian pembahasan lengkap alergi debu, mulai dari ciri-ciri hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!