BMKG Jelaskan Mengapa Akhir-akhir Ini Suhu Terasa Dingin

BMKG Jelaskan Mengapa Akhir-akhir Ini Suhu Terasa Dingin

nah2025/07/10 10:30:34 WIB
Ilustrasi dingin. Foto: Getty Images/nortonrsx

Apakah detikers akhir-akhir ini juga merasakan suhu lebih dingin? Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini bukan disebabkan oleh fenomena aphelion lho.Bagi yang belum mengetahui tentang aphelion, ini adalah fenomena astronomi tahunan saat posisi Bumi berada di titik terjauhnya dari Matahari. Biasanya aphelion terjadi pada Juli.Nah, lantas apa penyebab suhu dingin belakangan ini?Baca juga: Fenomena Aphelion 2025, Apa Itu dan Kapan Terjadinya?Penyebab Akhir-akhir Ini Suhu Terasa Lebih Dingin BMKG menerangkan suhu dingin yang dirasakan masyarakat di Indonesia terutama di bagian selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara adalah hal yang wajar terjadi pada setiap musim kemarau. Fenomena ini biasa terjadi pada Juli hingga September.Ini beberapa penyebab suhu dingin yang kita rasakan belakangan ini:Mulai masuk musim kemarau yang ditandai dominasi angin timuran atau monsun Australia yang sifatnya kering dan dingin.Langit yang cerah mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer pada malam hari.Hujan yang masih turun di sebagian wilayah ikut menambah hawa dingin. Seperti dijelaskan oleh BMKG melalui unggahan media sosialnya, ini disebabkan hujan membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.Baca juga: BMKG: Hujan Akan Terus Turun Saat kemarau, Curah di Atas Normal sampai OktoberMusim Kemarau Mundur Sebelumnya BMKG juga mengungkapkan musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia mundur. Hal ini disebabkan dinamika atmosfer yang tidak lazim di sebagian besar wilayah. Di sisi lain, hal ini turut meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu terakhir.Kepala BMKG menyampaikan hingga akhir Juni 2025 baru sekitar 30 persen wilayah zona musim yang mengalami peralihan ke musim kemarau."Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (7/7/2025), dikutip dari situs resmi BMKG.Ia menyebut mundurnya musim kemarau adalah dampak lemahnya monsun Australia dan tingginya suhu muka laut di selatan Indonesia. Kedua faktor ini memicu kelembapan udara yang tinggi yang memicu terbentuknya awan hujan, bahkan di tengah periode yang semestinya kering.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya