Kehadiran pendakwah asal India, Dr Zakir Naik, yang dijadwalkan berceramah di Stadion Gajayana Kota Malang, Kamis (10/7/2025), memantik pro dan kontra di tengah masyarakat.Sejumlah tokoh dan organisasi masyarakat setempat menilai kehadiran Zakir Naik dapat mengusik harmoni kehidupan antarumat beragama di Kota Apel itu. Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, mengingat rekam jejak ceramah Zakir Naik di berbagai negara yang kerap dinilai kontroversial dan provokatif.Berikut 5 Fakta Penolakan Dr Zakir Naik di Malang:Baca juga: Sambutan Penolakan Dr Zakir Naik yang Hendak Hadir di Kota Malang1. Rencana Kuliah Umum di Stadion GajayanaDr Zakir Naik dijadwalkan menggelar ceramah dalam rangkaian Indonesia Lecture Tour 2025 di Stadion Gajayana, Kota Malang, pada Kamis (10/7/2025). Agenda ini langsung menuai respons dari berbagai kelompok masyarakat. Penolakan muncul dengan alasan menjaga kerukunan antarumat beragama yang selama ini sudah terjalin harmonis di kota tersebut."Di Kota Malang ini sudah sangat lama sekali terjalin kerukunan antarumat beragama. Dan ini harus kita pertahankan, harus kita lestarikan," tegas Juru Bicara Arek Malang Bersuara (AMB), Abdul Aziz Masrib.2. Kekhawatiran Ceramah Mengundang ProvokasiKelompok masyarakat yang menolak menyebut kekhawatiran utama mereka adalah gaya ceramah Zakir Naik yang dinilai provokatif dan tidak sesuai dengan konteks kebhinekaan Indonesia. Aziz menyebut bahwa isi ceramah Zakir Naik kerap menimbulkan gesekan antarumat beragama."Kita kenal tokoh ini bahwa di setiap ceramahnya selalu mengundang provokasi, selalu macam-macam nanti," ujar Abdul Aziz kepada wartawan di DPRD Kota Malang, Selasa (8/7/2025).3. Gaya Ceramah Dinilai Tidak Sesuai dengan Tradisi Ulama IndonesiaSelain soal isi, gaya penyampaian Zakir Naik juga dianggap berbeda dan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip dakwah yang selama ini diterapkan oleh para ulama Indonesia yang mengedepankan kelembutan dan penghormatan terhadap keberagaman.Baca juga: Alasan Warga Tolak Dr Zakir Naik Ceramah di Kota Malang"Biarpun beliaunya itu orang muslim, tapi tidak sesuai dengan 'Laa ikraaha fiddin' (tidak ada paksaan dalam agama)," tambah Aziz.4. Aspirasi Penolakan Diterima DPRD Kota MalangKelompok Arek Malang Bersuara secara resmi menyampaikan aspirasi penolakan mereka kepada DPRD Kota Malang. Para anggota dewan pun menerima aspirasi tersebut dan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta panitia pelaksana acara."Intinya teman-teman biar koordinasi dengan pihak kepolisian selaku yang memberi izin. Kalau kita, di dewan itu nggak melarang atau menolak sosok siapa yang hadir. Tapi intinya sesuai dengan Pancasila," kata Anggota Komisi A DPRD Kota Malang, Harvard Kurniawa, dalam keterangannya.5. Sikap Damai Meski Aspirasi DitolakMenariknya, meskipun ada potensi penolakan aspirasi, AMB menyatakan tidak akan melakukan aksi radikal. Mereka menegaskan bahwa langkah ini murni penyampaian pendapat dan tidak akan diikuti dengan unjuk rasa atau tindakan anarkistis jika acara tetap digelar."Andaikan suara ini ditolak, kita tidak akan radikal. Tidak akan turun ke jalan mengadakan demo, tidak. Andaikan terus digelar, monggo dilanjut tidak apa-apa, kita akan diam," tandas Aziz.