Apa Itu Puasa Tasua dan Asyura? Ini Sejarah, Keutamaan, dan Bacaan Niatnya

Apa Itu Puasa Tasua dan Asyura? Ini Sejarah, Keutamaan, dan Bacaan Niatnya

sto2025/07/03 13:33:46 WIB
Ilustrasi keutamaan puasa Tasua dan Asyura. (Foto: detikHikmah)

Pada bulan Muharram, dua puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan adalah puasa Tasua dan Asyura. Apa itu puasa Tasua dan Asyura?Menurut penjelasan dalam buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan oleh Ahmad Sarwat Lc MA, tasua adalah kata Arab yang berasal dari kata tis'ah (sembilan). Sementara itu, Asyura berasal dari kata Arab 'asyarah yang bermakna sepuluh.Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa puasa Tasua dan Asyura dikerjakan secara berurutan tanggal 9 dan 10 Muharram. Bila mengacu kalender dari Kementerian Agama, kedua tanggal tersebut akan jatuh bertepatan pada 5-6 Juli 2025 mendatang.Berhubung tanggal pelaksanaan kedua puasa tersebut kian dekat, yuk, pelajari sekilas tentang sejarah, keutamaan dan bacaan niat puasa Tasua dan Asyura melalui uraian di bawah ini. Simak sampai tuntas, ya, detikers!Baca juga: Puasa Tasua dan Asyura 2025 Tanggal Berapa? Ini Jadwal dan Bacaan NiatnyaSejarah Puasa Tasua dan AsyuraTahukah kamu bahwasanya ada sejarah menarik di balik penetapan syariat puasa Tasua dan Asyura? Diringkas dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, begini sejarah ringkasnya.Mulanya, Nabi Muhammad SAW sudah berpuasa Asyura sejak masih tinggal di Mekkah. Hal ini sebagaimana biasa dilakukan kaum Quraisy pada masa jahiliah. Aisyah RA menuturkan:"Dahulu orang Quraisy berpuasa Asyura pada masa jahiliah. Dan Nabi-pun berpuasa Asyura pada masa jahiliah. Tatkala beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap puasa Asyura dan memerintahkan manusia juga untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan telah diwajibkan, beliau berkata, 'Bagi yang hendak puasa silakan, bagi yang tidak puasa, juga tidak mengapa.'" (HR Bukhari no 2002 dan Muslim no 1125)Dalam perkembangan selanjutnya, ketika tiba di Madinah, Nabi SAW melihat orang-orang Yahudi puasa Asyura. Beliau kemudian memerintahkan sahabat untuk turut berpuasa. Saking dianjurkannya, para sahabat bahkan sampai melatih anak-anaknya untuk puasa Asyura.Usai kewajiban puasa Ramadhan turun, Nabi Muhammad SAW tidak lagi memerintahkan atau melarang puasa Asyura. Dengan demikian, hukum puasa Asyura menjadi sunnah saja. Lalu, sebelum menemui akhir hayat, Nabi Muhammad SAW sempat bertekad puasa Tasua kendati belum kedapatan melaksanakannya.Berkata Ibnu Abbas, "Ketika Nabi SAW berpuasa Asyura, beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani?' Maka Rasulullah berkata, 'Kalau begitu, tahun depan, insya Allah, kita akan puasa bersama tanggal sembilannya juga.' Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu." (HR Muslim no 1134)Sampai sekarang, umat Islam terus mengerjakan puasa Tasua dan Asyura, berharap meraih ridha Allah SWT sekaligus keutamaannya. Memang, apa keistimewaan puasa Tasua dan Asyura ketimbang puasa sunnah lain?Keutamaan Puasa Tasua dan AsyuraMengenai puasa Tasua, Nabi Muhammad SAW tidak menjelaskan secara gamblang keutamaannya. Yang jelas, puasa ini dikerjakan pada bulan Muharram, salah satu bulan suci dalam Islam.Sebagaimana detikers ketahui, Muharram adalah bulan yang padanya begitu dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Apalagi, pahala amal kebaikan dilipatgandakan pada bulan ini, insya Allah.Adapun puasa Asyura, Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa keutamaannya adalah menghapuskan dosa selama setahun yang lalu. Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah tulisan Hari Ahadi, Abu Qatadah al-Anshari berkata:وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ ؟ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَArtinya: "Nabi Muhammad ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab, 'Menghapuskan dosa setahun yang lalu...'" (HR Muslim no 1162)Yang dihapus berdasar hadits di atas adalah dosa besar atau kecil? Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, yang dihapus adalah dosa kecil."Terhapusnya kesalahan dengan melakukan amalan bersuci, sholat, puasa Ramadhan, puasa Arafah, dan Asyura ialah berlaku khusus bagi dosa-dosa kecil saja." (Al-Fatawa al-Kubro, V/344)Bacaan Niat Puasa Tasua dan AsyuraDikutip dari situs NU Online, berikut ini bacaan niat puasa Tasua:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَىArab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah SWT."Adapun puasa Asyura, niat yang bisa dibaca adalah:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَىArab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."Sebagai catatan, mengucap lafal niat bukanlah sesuatu yang pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya dahulu. Pasalnya, jika ada, tentu sudah ditemukan riwayat shahih yang membahas mengenai masalah ini. Wallahu a'lam bish-shawab.Baca juga: Apakah Boleh Puasa Muharram tapi Belum Mengganti Puasa Ramadhan?Nah, itulah penjelasan ringkas mengenai puasa Tasua dan Asyura, mulai dari sejarah, keutamaan, dan bacaan niatnya. Semoga bisa memperkuat motivasi detikers untuk menunaikan keduanya. Aamiin.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya