6 Fakta Menarik Tentang Kabupaten Ngawi yang Jarang Diketahui

6 Fakta Menarik Tentang Kabupaten Ngawi yang Jarang Diketahui

auh2025/07/03 02:00:12 WIB
Benteng Van Den Bosch Ngawi. Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO

Menjelang perayaan hari jadinya yang ke-667 tahun, Kabupaten Ngawi menyimpan banyak fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui. Wilayah yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini tidak hanya dikenal sebagai kota transit, melainkan juga menyimpan kekayaan sejarah, budaya, kuliner, hingga destinasi alam yang memesona.Ngawi telah lama menjadi saksi berbagai peristiwa penting, mulai dari masa prasejarah, penjajahan, hingga perjuangan kemerdekaan. Dari rumah tokoh pendiri bangsa, minuman tradisional unik, hingga air terjun yang romantis, berikut adalah enam fakta menarik tentang Kabupaten Ngawi. Baca juga: 10 Tempat Wisata di Magetan yang Wajib DikunjungiFakta Menarik tentang NgawiDi balik letaknya yang strategis, Ngawi menyimpan berbagai fakta unik dan penting yang layak diketahui. Berikut deretan sisi menarik dari Ngawi yang menjadikannya daerah kaya nilai sejarah dan budaya.1. Lokasi Rumah Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman WedyodiningratNgawi menjadi tempat berdirinya rumah milik Dr. Radjiman Wedyodiningrat, ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan ini dibentuk oleh Jepang pada 1 Maret 1945 hingga 7 Agustus 1945 sebagai bagian dari janji kemerdekaan untuk Indonesia.Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Radjiman mengajukan pertanyaan penting tentang dasar negara setelah Indonesia merdeka. Pertanyaan itu dijawab oleh Soekarno dengan konsep Pancasila.Gagasan ini kemudian ditulis Radjiman di kediamannya yang terletak di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Ngawi. Kini, rumah bersejarah itu menjadi saksi bisu perumusan dasar negara dan bukti kontribusi besar Ngawi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.2. Cemue, Wedang Tradisional dengan Bawang GorengCemue merupakan minuman khas Ngawi yang cocok dinikmati saat malam hari atau musim hujan. Sekilas mirip dengan ronde, tetapi cemue memiliki keunikan tersendiri, yaitu adanya taburan bawang goreng di atas minuman hangat ini yang menciptakan rasa gurih berpadu manis.Mengutip dari laman resmi DPMD Kabupaten Ngawi, cemue terbuat dari campuran jahe, santan kelapa, kayu manis, gula pasir, gula merah, roti tawar, kacang tanah, dan bawang merah goreng. Minuman ini tak hanya nikmat, tapi juga dipercaya dapat menghangatkan tubuh dan menambah energi, menjadikannya kuliner khas yang sarat cita rasa tradisional.3. Lokasi Ditemukannya Fosil Manusia Purba TrinilKabupaten Ngawi menyimpan sejarah arkeologis yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan dunia. Di daerah Trinil, Kecamatan Kedunggalar, pada tahun 1890, seorang ahli anatomi asal Belanda, Eugène Dubois, menemukan fosil manusia purba yang dikenal dengan nama Pithecanthropus Erectus atau "manusia Jawa".Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam studi evolusi manusia dan mengangkat nama Ngawi di kancah arkeologi internasional. Fosil tersebut kini menjadi koleksi cagar budaya nasional.Untuk mengenangnya, di lokasi tersebut dibangun Museum Trinil yang menyimpan berbagai peninggalan prasejarah. Museum ini berada sekitar 15 km dari pusat Kota Ngawi ke arah Solo.4. Benteng Van den Bosch, Benteng Pendem Peninggalan KolonialSalah satu peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri megah di Ngawi adalah Benteng Van den Bosch, yang lebih dikenal masyarakat sebagai Benteng Pendem. Benteng ini dibangun pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun 1839 hingga 1845, sebagai benteng pertahanan di tepi Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.Terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, benteng ini dahulu menjadi markas militer Belanda yang dipimpin Jenderal Johannes Van den Bosch. Benteng ini juga pernah digunakan sebagai tempat penahanan saat masa penjajahan Jepang.Lebih dari 1.500 pria pernah dipenjara di dalamnya, bahkan hingga masa awal kemerdekaan sebelum akhirnya dibebaskan. Kini, Benteng Van den Bosch menjadi objek wisata sejarah yang direvitalisasi dan menjadi ikon heritage di Ngawi.5. Tari Orek-orek, Simbol Semangat RakyatTari Orek-orek adalah tarian tradisional khas Ngawi yang menggambarkan semangat dan keteguhan rakyat dalam menghadapi penderitaan kerja rodi, khususnya saat pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan pada masa penjajahan Belanda.Tarian ini biasanya dibawakan empat hingga delapan pasang penari laki-laki dan perempuan dengan iringan musik gamelan laras slendro. Gerakannya dinamis dan mencerminkan semangat gotong royong serta kebersamaan. Selain menjadi sarana hiburan, Tari Orek-Orek kini menjadi simbol identitas budaya masyarakat Ngawi yang diwariskan lintas generasi.6. Air Terjun Pengantin, Wisata Alam dari Gunung LawuDi sektor pariwisata alam, Ngawi memiliki destinasi unggulan berupa Air Terjun Pengantin yang terletak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe. Dinamakan demikian karena terdapat dua aliran air terjun sejajar yang berdampingan, menyerupai pasangan pengantin.Air terjun ini memiliki sumber mata air yang berasal langsung dari lereng Gunung Lawu, sehingga airnya sangat jernih dan segar. Dikelilingi pepohonan hijau dan udara pegunungan yang sejuk, tempat ini cocok sebagai lokasi wisata alam sekaligus relaksasi. Popularitasnya makin meningkat seiring promosi wisata lokal, menjadikannya salah satu destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Ngawi.Dengan kekayaan sejarah, budaya, dan alam seperti ini, tak heran jika Kabupaten Ngawi layak mendapat perhatian lebih sebagai daerah yang penuh potensi. Di balik kesan "kota singgah", Ngawi menyimpan cerita panjang yang membanggakan.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya