Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

up2025/06/28 06:32:30 WIB
Proses evakuasi pendaki Brasil yang terperosok jurang di Gunung Rinjani (Foto: dok. SAR Mataram)

Hasil autopsi terhadap jenazah Juliana Marins menjawab sejumlah spekulasi terkait kecelakaan tragis pendaki asal Brasil tersebut. Marins disebut meninggal 20 menit usai terperosok ke dalam jurang.Hal itu diungkap oleh Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik dari RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar. Menurutnya, perempuan 27 tahun tersebut mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuh."Perkiraan 20 menit," ujarnya terkait perkiraan lamanya korban bertahan hidup, seperti dikutip dari detikBali, Jumat (27/6/2025).Baca juga: Hasil Autopsi Juliana Marins Diungkap, Ini Penyebab Kematian Usai Jatuh di RinjaniSesaat setelah terjatuh ke dalam jurang pada Sabtu (21/6), Marins tertangkap kamera drone milik sesama turis yang melintas dalam kondisi masih bergerak, mengindikasikan korban masih sempat bertahan hidup. Namun saat tim SAR mencarinya lagi dengan drone thermal, kondisi Marins sudah tidak bergerak.Marins akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Selasa (24/6) pada kedalaman jurang 600 meter dari Last Known Position (LKP)."Kami tidak menemukan tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu lama. Jadi kita perkiraan paling lama 20 menit," kata Alit.Baca juga: Dokter Pastikan Juliana Marins Meninggal Bukan karena Hipotermia, Ini Tanda-tandanyaNEXT: Meninggal bukan karena hipotermiaHasil autopsi juga mengindikasikan Marins meninggal bukan karena hipotermia, melainkan karena benturan benda keras. Benturan tersebut menyebabkan patah tulang di bagian dada belakang, tulang punggung, dan paha dan memicu perdarahan di dalam tubuh."Jadi kalau kita lihat yang paling terparah, itu adalah yang berhubungan dengan pernapasan. Yaitu ada luka-luka terutama di dada-dada, terutama di dada-dada bagian belakang tubuhnya. Itu yang merusak organ-organ di dalamnya," beber Alit dikutip dari CNN Indonesia.Alit mengatakan, tanda-tanda hipotermia berupa ujung jari menghitam tidak ditemukan."Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia," jelasnya, dikutip dari detikBali.Baca juga: Hasil Autopsi Juliana Marins Diungkap, Ini Penyebab Kematian Usai Jatuh di Rinjani

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya