Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengatakan akan ikut membantu terkait permasalahan warga Asahan, Sumatera Utara, yang meninggal di Kamboja. Namun ia juga menegaskan tidak pernah ada kerja sama resmi pengiriman tenaga kerja ke Kamboja.Diketahui, warga Asahan bernama Azwar tewas di Kamboja usai ditipu agen dengan modus kerja di Malaysia. Jenazah Azwar masih tertahan di Kamboja karena butuh Rp 150 juta untuk memulangkan ke Indonesia. Abdul Kadir mengatakan biasanya permasalahan biaya itu diselesaikan dengan iuran."Biasanya memang patungan gitu, patungan antarwarga. Kita bantu juga gitu," ujar Karding di Universitas Diponegogo (Undip) Semarang, Kamis (26/6/2025).Baca juga: Dampak Perang Iran-Israel, Pengiriman Pekerja Migran ke UEA DitundaKarding mengaku memang belum mengetahui informasi lengkap soal peristiwa yang menimpa Azwar. Namun dia berjanji akan mengecek dan berupaya ikut menangani."Saya ndak tahu, kita cek lagi ya yang Sumut. Kita pasti tangani," tegasnya.Dia juga menjelaskan selama ini tidak ada kerja sama penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Kamboja oleh kementerian, sehingga WNI yang bekerja ke sana kebanyakan tidak menggunakan visa kerja."Ya saya sudah sampaikan Kementerian P2MI tidak pernah punya kerja sama penempatan PMI dengan Kamboja, Laos, Myanmar. Kami juga sudah berkoordinasi dengan imigrasi dan kepolisian, saya sampaikan bahwa mereka berangkat nggak pakai visa kerja, artinya mereka visa turis, berangkat dulu ke Malaysia atau ke Thailand, baru nyebrang ke Kamboja," jelasnya.Dia juga menjelaskan, untuk WNI yang kemudian bekerja di bidang perjudian relatif masih aman. Namun ketika sudah berada di pekerjaan yang berhubungan dengan scamming maka sudah dalam kondisi bahaya."Di Kamboja sendiri biar nggak salah paham, ada dua pekerjanya. Kalo yang judi relatif mereka lebih aman karena judi di Kamboja dilegalkan dan visa mereka dikonversi kadang jadi visa kerja, tapi kalo dia terlibat scamming, itulah yang berbahaya, TPPO," tegas Karding.Sementara itu, dikutip dari detikSumut, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumut menyebut biaya pemulangan jenazah Azhar membutuhkan biaya sebesar Rp 150 juta. BP3MI Sumut juga menjelaskan beberapa opsi terkait nasib jenazah Azhar."Kemarin itu memang didampingi ke sana (Asahan) dengan Kemenlu, jadi Kemenlu dengan tim kita ke rumah warga menemui. Jadi intinya menyampaikan kalau almarhum Azwar kalau mau pulang butuh biaya besar Rp 150 juta kalau nggak salah info dari anggota," ungkap Kepala BP3MI Sumut Harold Hamonangan Simanjuntak, Kamis (26/6).Harold menuturkan berdasarkan informasi yang pihaknya terima, tewasnya Azwar diduga karena kecelakaan kerja. Namun, pihaknya belum dapat memastikan lantaran tidak dapat menemui pihak perusahaan.Baca juga: 380 WNI di Iran Bakal Dievakuasi Melalui Jalur Darat"Infonya kecelakaan kerja di sana, tapi tidak tahu persis sih, infonya tidak ketemu majikannya ini susah benar-benar memastikan apakah kecelakaan kerja atau yang lain," ucap Harold."Tapi dari KBRI di sana seperti itu, jatuh dari lantai 3. Sekarang jenazah di rumah duka," pungkasnya.