Muharram adalah bulan pembuka dalam kalender Hijriah yang memiliki banyak keutamaan. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di dalamnya adalah puasa, sebagaimana ditegaskan dalam sejumlah hadits puasa Muharram yang diriwayatkan oleh para sahabat dan tercatat dalam berbagai kitab hadits sahih.Keutamaan puasa Muharram tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga memiliki kedudukan khusus di sisi Rasulullah SAW. Ibadah ini disebut sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan, menunjukkan bahwa Muharram bukan bulan biasa bagi umat Islam yang ingin meraih pahala berlimpah.Lantas, hadits manakah yang menjadi dasar hukum atau dalil pelaksanaan puasa Muharram? Yuk, cari tahu lebih dalam, detikers!Baca juga: 3 Keistimewaan Bulan Muharram Beserta Dalil NaqlinyaHadits Puasa MuharramAnjuran puasa di bulan Muharram ditegaskan melalui berbagai riwayat hadits shahih yang menjadi dasar untuk memperbanyak ibadah di bulan mulia ini. Dalam buku Fikih Puasa Ramadhan, I'tikaf, dan Lailatul Qadar karya Wafi Marzuqi Ammar, disebutkan bahwa:"Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan shalat paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Mushannaf Abdurrazzaq no. 7839, Ath-Thahawi 2/78, dan Al-Baihaqi 4/287 dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Ibnu Abbas dengan sanad shahih)Hadits ini menjadi dasar bahwa puasa di bulan Muharram memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah setelah puasa wajib Ramadhan. Bahkan, bulan ini disebut secara khusus sebagai 'bulan Allah', suatu bentuk penghormatan yang tidak diberikan pada bulan lainnya.Senada dengan itu, dalam buku Puasa Obat Dahsyat oleh Ustadz Mustamir Pedak, juga tercantum hadits berikut:أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan ialah (puasa) pada bulan Allah, (yaitu) bulan Muharram...." (HR. Muslim dan Tirmidzi)Pengulangan hadits dalam beberapa buku ini menunjukkan kesepakatan para ulama terhadap keutamaannya. Dalam teks hadits tersebut, Rasulullah SAW secara eksplisit menyebut Muharram sebagai 'Syahrullah' atau 'bulan Allah', yang menandakan kemuliaan dan kekhususan bulan ini di antara bulan-bulan Hijriyah lainnya.Sementara itu, dalam buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan karya Ceceng Salamudin, disampaikan:"Anjuran puasa Muharram didasarkan pada hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)Dari keseluruhan sumber ini, tampak jelas bahwa puasa Muharram memiliki fondasi dalil yang kuat dalam sunnah Nabi. Baik riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, maupun dalam catatan para perawi besar seperti Abdurrazzaq, Baihaqi, dan Imam Ahmad, semuanya memberikan penekanan bahwa Muharram adalah momentum istimewa untuk memperbanyak amal, terutama puasa sunnah.Manfaat Mengerjakan Puasa MuharramPuasa di bulan Muharram memiliki keutamaan yang sangat besar bagi umat Islam. Menurut Ceceng Salamudin dalam buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan, di antara sekian banyak keutamaan tersebut, dua manfaat utama paling menonjol adalah sebagai bentuk identitas keislaman yang membedakan dari tradisi agama lain, serta sebagai sarana penghapus dosa. Berikut penjelasannya.1. Menjadi Pembeda Antara Tradisi Yahudi dan MuslimPuasa Muharram, khususnya pada tanggal 10 yang dikenal sebagai hari Asyura, telah dikenal dan diamalkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani sebagai hari yang mereka muliakan. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, beliau menyampaikan bahwa Rasulullah SAW mengetahui bahwa hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh mereka. Maka, untuk membedakan tradisi umat Islam dari tradisi kaum Yahudi dan Nasrani, Rasulullah SAW berniat akan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram di tahun berikutnya. Namun, beliau wafat sebelum sempat melaksanakannya.Ibnu Abbas berkata, "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: 'Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa juga pada hari kesembilan (Tasua).' Akan tetapi belum sampai tahun depan, Rasulullah SAW sudah wafat." (HR. Muslim)Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa puasa di tanggal 9 Muharram menjadi bentuk syariat yang ditujukan agar umat Islam tidak meniru secara persis apa yang dilakukan oleh pemeluk agama lain. Rasulullah SAW secara tegas ingin menegaskan identitas umat Islam melalui tata cara ibadah yang berbeda, meskipun sama-sama dilakukan pada hari yang dianggap istimewa.2. Menghapus Dosa Setahun SebelumnyaSelain sebagai simbol pembeda, puasa di bulan Muharram, khususnya pada hari Asyura juga memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi karena dapat menjadi sarana pengampunan dosa. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Qatadah, Rasulullah SAW menyebutkan secara langsung keutamaan luar biasa dari puasa di tanggal 10 Muharram.Beliau bersabda, "Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa-dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)Ini adalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan. Meskipun puasa Asyura bersifat sunnah, ganjarannya sangat besar karena bisa menjadi pelebur kesalahan yang telah diperbuat selama satu tahun ke belakang. Namun, sebagaimana dijelaskan dalam banyak penjelasan ulama, yang dimaksud dengan 'dosa' di sini adalah dosa-dosa kecil yang tidak berkaitan dengan hak manusia atau pelanggaran besar yang memerlukan taubat khusus.Niat Puasa MuharramJika melihat dari hadits yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bulan Muharram terdapat tiga jenis puasa yang sangat dianjurkan, yaitu puasa Muharram, puasa Tasua, dan puasa Asyura. Sebelum mengerjakannya, sebaiknya kita membaca niat. Berikut ini adalah bacaan niat yang dicontohkan di dalam buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah serta Kedahsyatan Puasa tulisan M Syukron.Niat Puasa Muharramنويت صومَ شَهْرٍ مُحَرَّمَ سُنَّةَ اللهِ تعالىNawaitu shauma syahri Muharram sunnatal lillaahi ta'aalaArtinya: "Saya naat berpuasa Muharram mah karena Allah Ta'ala."Niat Puasa Tasuaنَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَىNawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah SWT."Niat Puasa Asyuraنَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَىNawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."Baca juga: Bolehkah Puasa 1 Muharram? Ini Penjelasan Hukum, Niat, dan JadwalnyaKarena tertera dalam hadits-hadits yang shahih, detikers tidak perlu ragu lagi dalam menjalankan puasa Muharram. Wallahua'lam bishawab.