Gunung Penanggungan kerap disebut sebagai 'Miniatur Semeru' karena puncaknya yang berbentuk kerucut dan berpasir. Gunung ini tak pernah gagal mencuri perhatian para pendaki pemula maupun profesional.Salah satu destinasi gunung yang kerap menjadi tujuan favorit para pendaki adalah Gunung Penanggungan. Gunung yang berada di atas ketinggian 1.653 mdpl ini dikenal memiliki pemandangan yang menakjubkan, sekaligus menyimpan sejarah panjang peradaban Hindu-Buddha di masa lampau.Nah, memasuki musim liburan, mendaki gunung merupakan pilihan seru yang dapat dipertimbangkan. Namun, sebelum memulai petualangan, membekali diri dengan sejumlah informasi lengkap seputar destinasi seperti rute dan jalur pendakian merupakan hal penting yang harus disiapkan demi keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.Baca juga: 9 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Jatim untuk Long WeekendDaya Tarik Gunung PenanggunganGunung Penanggungan bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi menyimpan kekayaan sejarah dan spiritual yang kuat. Gunung yang dikenal sebagai Gunung Pawitra ini telah lama dianggap sakral sejak masa Hindu-Buddha, bahkan disebut dalam naskah kuno sebagai tempat bertapa para resi.Tak heran, pesona Gunung Penanggungan tak hanya memikat pendaki, tetapi juga penelusur jejak sejarah dan pencinta budaya. Berikut daya tarik Gunung Penanggungan yang perlu diketahui sebelum mendakinya.1. Dijuluki Gunung PawitraSecara istilah, kata Pawitra diambil dari bahasa Sansekerta kuno yang berarti suci, sakral, atau keramat. Disebutkan dalam Kakawin Negarakartagama bahwa Gunung Penanggungan merupakan salah satu dari tujuh gunung suci tempat para resi bertapa.Masyarakat masa lampau yang dipengaruhi kepercayaan Hindu-Buddha meyakini Gunung Penanggungan merupakan bagian dari puncak Gunung Semeru yang dipindahkan. Keyakinan ini semakin kuat dengan adanya berbagai prasasti, salah satunya Prasasti Cunggrang yang ditemukan di Desa Sukci, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.2. Banyak Jejak Peradaban KunoGunung Penanggungan sering disebut sebagai saksi bisu perjalanan panjang sejarah Nusantara. Di lereng-lerengnya ditemukan berbagai situs peninggalan kuno, terutama dari masa Hindu-Buddha. Tak hanya mendaki, para wisatawan yang datang juga tertarik untuk belajar sejarah peradaban melalui jejak arkeologis yang masih bisa dilihat langsung.Beberapa situs bersejarah yang dapat dijumpai, di antaranya Candi Kendalisodo, Candi Kama, Candi Lurah, Petirtaan Jolotundo, Puncak Bekel, dan situs-situs lain yang tersebar di sepanjang jalur pendakian. Candi-candi tersebut diyakini digunakan sebagai tempat pertapaan maupun upacara keagamaan di masa lampau.3. Terletak di Perbatasan Dua KabupatenSecara administratif, Gunung Penanggungan berada di wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Letaknya yang strategis ini memberikan keuntungan tersendiri bagi para pendaki.Seperti akses yang lebih beragam dengan pilihan jalur pendakian yang cukup banyak. Masing-masing jalur menawarkan pemandangan serta pengalaman pendakian yang berbeda, mulai dari yang bersifat wisata hingga spiritual.4. Pesona Pemandangan Puncak yang MenawanSampai di puncak gunung menjadi salah satu momen paling dinanti para pendaki setelah menempuh jalur yang cukup melelahkan. Tak perlu khawatir, semua lelah akan terbayar lunas begitu melihat keindahan panorama dari ketinggian.Waktu terbaik untuk menikmati puncak Gunung Penanggungan adalah saat matahari terbit atau menjelang terbenam. Dari sini, tampak siluet gagah Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang membentuk garis pegunungan di cakrawala, menambah dramatis suasana alam yang tersaji.Baca juga: 6 Rekomendasi Wisata Air Panas di Jatim untuk Long WeekendRute Menuju Gunung PenanggunganUntuk menuju Gunung Penanggungan, rute paling umum dimulai dari Desa Tamiajeng, Trawas, Kabupaten Mojokerto. Lokasinya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Mojokerto. Dari arah Mojosari, bisa melaju menuju pertigaan Tugu Kota.Lalu lurus hingga bertemu perempatan dan ambil kiri ke Jalan Ngoro Industri. Teruskan menuju Kecamatan Trawas. Di sekitar area Koramil Trawas akan terlihat Pos Perizinan Pendakian. Di sinilah para pendaki bisa mengurus perizinan resmi sebelum memulai pendakian.Jalur Pendakian Gunung PenanggunganAda lima jalur pendakian resmi yang populer dan bisa dipilih para pendaki. Masing-masing jalur menawarkan keunikan tersendiri, baik dari sisi medan, panorama, hingga keberadaan situs bersejarah.1. Jalur Tamiajeng, Kecamatan TrawasJalur ini merupakan jalur favorit karena medannya cenderung stabil dan tidak terlalu menguras tenaga. Waktu tempuh dari basecamp ke puncak rata-rata sekitar dua jam jika perjalanan dilakukan tanpa banyak berhenti. Di sepanjang jalur, terdapat Bukit Bayangan yang menjadi spot andalan untuk melihat sunrise dan sunset.2. Jalur Jolotundo, Kecamatan TrawasJalur ini dikenal sebagai jalur sejarah atau jalur ziarah karena banyaknya situs yang ditemukan di sepanjang jalan. Pendaki yang melewati jalur ini akan disambut dengan keberadaan Candi Bayi tak jauh dari awal pendakian. Karena itu, jalur ini juga sering digunakan oleh peziarah yang ingin mengenal sisi spiritual Gunung Penanggungan.3. Jalur Kedungudi, Kecamatan TrawasJalur ini juga banyak menyimpan jejak peninggalan bersejarah, seperti jalur Jolotundo. Jalurnya cukup menantang namun tetap bisa diakses dengan aman, terutama bagi pendaki yang ingin merasakan nuansa spiritual di sepanjang perjalanan.4. Jalur WonosunyoJalur ini berada di sisi timur Gunung Penanggungan. Pendaki yang memilih jalur ini akan bertemu dengan salah satu situs unik bernama Candi Sumber Tetek. Meski tak sepopuler jalur lain, Wonosunyo menawarkan suasana hening dan lebih sepi, cocok bagi pencinta ketenangan.5. Jalur Gajah MungkurBerlokasi di Dusun Telogo, Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, jalur ini tergolong cukup berat dan direkomendasikan hanya untuk pendaki berpengalaman. Jalurnya masih berupa tanah merah dan tertutup rumput liar. Disarankan untuk tidak mendaki seorang diri di jalur ini dan pastikan kondisi cuaca cerah saat mulai pendakian.Harga Tiket dan Jam OperasionalDilansir dari laman resmi Kabupaten Mojokerto, kawasan wisata Gunung Penanggungan buka selama 24 jam. Harga tiket masuk dibanderol Rp 15.000 per orang. Untuk parkir motor dikenakan Rp 10.000 dan mobil sekitar Rp 20.000-25.000, tergantung titik basecamp.Fasilitas umum seperti toilet dan musala tersedia di beberapa basecamp, meskipun masih terbatas. Pendaki diimbau membawa identitas diri, surat keterangan sehat, serta perlengkapan pendakian yang memadai. Karena tidak ada sumber air di sepanjang jalur, sebaiknya membawa air minum yang cukup.