Gunung Raung merupakan salah satu gunung api paling aktif dan ikonik di Pulau Jawa. Terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, Gunung Raung memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi geologis, sejarah letusan, hingga tantangan pendakiannya.Pada Kamis 5 Juni 2025, Gunung Raung kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Raung melaporkan terjadi erupsi dengan kolom abu setinggi 600 meter dari puncak, atau sekitar 3.932 meter di atas permukaan laut (mdpl).Aktivitas vulkanik ini menandai tren peningkatan sejak akhir April 2025, meski masih bersifat fluktuatif. Berikut ini deretan fakta menarik tentang Gunung Raung, termasuk sejarah letusan, keunikan kaldera, jalur pendakian, serta potensi bahaya yang perlu diwaspadai.Baca juga: Gunung Raung 19 Kali Erupsi dalam Sepekan1. Gunung Api Aktif dengan Sejarah Letusan PanjangGunung Raung dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, dengan sejarah letusan yang panjang dan tercatat sejak abad ke-16. Letusan besar pertama terjadi pada tahun 1586, dan menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Berikut ini beberapa letusan besar Gunung Raung yang tercatat dalam sejarah.1597 dan 1638: Letusan disertai banjir lahar besar, menghantam wilayah Kali Stail dan Kali Klatak yang saat itu berada di bawah Kerajaan Macan Putih.1902: Terbentuk kerucut pusat baru setinggi 90 meter di dasar kawah.1903: Letusan mengeluarkan bara api dan suara gemuruh.1921: Erupsi dengan aliran lava memenuhi kaldera.1927: Letusan disertai hujan abu hingga 30 km dan lontaran material vulkanik sejauh 500 meter.1953: Letusan menghasilkan awan panas yang menyelimuti sebagian tubuh gunung.1956-sekarang: Aktivitas erupsi tercatat cukup konsisten, dengan jeda waktu yang bervariasi.Gunung Raung juga dijuluki sebagai "ibu dari ribuan bukit kecil di Jember", karena letusan purbanya dipercaya membentuk banyak gumuk atau bukit-bukit kecil yang tersebar di wilayah Jember.2. Kaldera Elips yang Unik dan Selalu AktifSalah satu ciri khas Gunung Raung yang membedakannya dari gunung api lain di Indonesia adalah kaldera besar berbentuk elips dengan ukuran sekitar 1.750 x 2.250 meter dan kedalaman mencapai 400-550 meter.Kaldera ini termasuk yang paling aktif dan selalu mengeluarkan asap, bahkan sering menyemburkan api. Letusan Gunung Raung bersifat eksplosif, dengan bahaya utama berupa:Lontaran piroklastikAwan panasHujan abu lebatPotensi gangguan penerbangan akibat abu vulkanikPenelitian yang dilakukan pada tahun 1973 menunjukkan bahwa dasar kawah tertutup aliran lava dan belerang, yang menutupi kerucut sinder di tengah kaldera.3. Status dan Rekomendasi PVMBG Terkait Aktivitas Gunung RaungHingga saat ini, Gunung Raung berstatus Level II (Waspada). Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, masyarakat dan wisatawan dilarang mendekati kawah puncak dalam radius 3 km serta dilarang bermalam di area kaldera.Aktivitas gunung terus dipantau secara intensif oleh pos pemantauan. Jika terjadi peningkatan signifikan, status bisa dinaikkan menjadi Siaga (Level III), atau bahkan Awas (Level IV).4. Jalur Pendakian Gunung Raung yang MenantangGunung Raung memiliki jalur pendakian yang dikenal berat dan menantang, sangat cocok bagi pendaki berpengalaman yang ingin mencoba medan ekstrem. Jalur paling populer adalah melalui Desa Sumberwringin Bondowoso. Berikut jalur pendakian Gunung Raung.Pondok Motor: Pendaki naik kendaraan roda empat hingga ke sini (sekitar 7 km dari basecamp).Pondok Sumur: Ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 jam melalui hutan cemara dan padang rumput.Pondok Demit: Medan mulai menanjak dan berbatu, menyajikan tantangan teknis bagi pendaki.Pondok Mantri (Pasaran): Berada di ketinggian 2.900 mdpl dan sering dijadikan tempat bermalam.Menuju Puncak: Pendakian ke puncak memakan waktu sekitar 1 jam dengan kemiringan 20°-30°, melewati jalur sempit dan berbatu.Puncak Gunung Raung menyajikan pemandangan spektakuler kaldera aktif dari jarak dekat. Namun, tingkat kesulitannya tinggi, sehingga hanya direkomendasikan bagi pendaki dengan peralatan lengkap dan fisik prima.Baca juga: Gunung Raung Erupsi, Bupati Ipuk Minta Warga Banyuwangi Tetap Tenang5. Dikelilingi Gunung Lain dan Termasuk dalam Kompleks IjenGunung Raung merupakan bagian dari kompleks vulkanik Ijen dan dikelilingi sejumlah gunung lainnya yang sebagian merupakan gunung api parasit dengan usia lebih tua, antara lain sebagai berikut.Gunung Suket (2.750 mdpl)Gunung Lempeh (2.932 mdpl)Gunung Jampit (2.338 mdpl)Gunung Wates (2.796 mdpl)Gunung Gadung (2.390 mdpl)Gunung Pajungan (2.352 mdpl)Kawasan ini kaya potensi geowisata dan menjadi lokasi penelitian penting bagi para ahli geologi dan vulkanologi.6. Potensi Bahaya Erupsi Gunung RaungMengingat adanya potensi bahaya tinggi karena sifat letusannya yang eksplosif, oleh karena itu, penting bagi masyarakat sekitar maupun wisatawan untuk selalu mematuhi peringatan dan rekomendasi dari pihak berwenang. Simak potensi bahaya letusan Gunung Raung di bawah ini.Aktivitas vulkanik Gunung Raung umumnya ditandai dengan embusan asap kawah berwarna putih tipis yang keluar dengan tekanan lemah. Asap ini membumbung hingga ketinggian sekitar 50 hingga 75 meter dari puncak dan cenderung mengarah ke utara.Jika terjadi erupsi, wilayah yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III memiliki potensi paling tinggi terdampak langsung. Daerah ini rentan terhadap awan panas, aliran lava, serta lontaran material pijar berupa batu-batu vulkanik dari kawah.Sementara itu, wilayah dalam kategori KRB II juga berisiko tinggi. Selain awan panas, lava, dan lontaran batu pijar, kawasan ini bisa mengalami hujan abu yang cukup lebat, berpotensi mengganggu aktivitas warga dan membahayakan kesehatan.Adapun wilayah KRB I, meski berada lebih jauh dari pusat aktivitas, tetap memiliki potensi bahaya. Wilayah ini rawan terhadap banjir lahar, serta kemungkinan terdampak aliran piroklastik jika letusan membesar. Tak hanya itu, kawasan ini juga berisiko terkena hujan abu kering (ash dry fall) dan material pijar yang terbawa angin dari pusat letusan.