Charla Nash mengalami serangan mengerikan pada Februari 2009 ketika seekor simpanse yang dianggapnya jinak tiba-tiba mengamuk dan mencabik wajah, tangan hingga matanya. Charla mengenang kembali insiden 16 tahun lalu itu yang masih membekas dan membuatnya trauma.Satu hal yang paling membekas dalam ingatannya bukan hanya rasa sakit luar biasa, tetapi suara sang simpanse yang tak henti-hentinya melengking."Yang paling saya ingat adalah suara simpanse itu berteriak, berteriak, dan terus berteriak," ungkap Charla, dalam wawancara dengan 60 Minutes Australia.Baca Juga :Transformasi Wanita Diserang Simpanse Hingga Wajah Rusak Tak BerbentukKejadian mengerikan itu bermula ketika Charla, saat itu berusia 55 tahun, mengunjungi rumah temannya, Sandra Herold, di Connecticut, AS. Sandra telah memelihara seekor simpanse jantan bernama Travis sejak kecil, bahkan memperlakukannya seperti anak sendiri. Simpanse itu dibeli seharga US$ 50.000 (Rp 800 juta) dan telah hidup bersama Sandra selama bertahun-tahun, tidur di tempat tidur yang sama, dan menjadi bagian dari keluarga.Namun hari itu, Travis tiba-tiba berubah. Tanpa alasan jelas, ia menyerang Charla dengan buas. Ia melemparkan Charla ke arah mobil, lalu mencabik wajah dan tangannya itu secara brutal.Sandra yang panik berusaha menghentikan serangan dengan pisau dapur, menusuk Travis di punggung. Namun usahanya sia-sia. Dalam kepanikan, ia menelepon 911 dan berteriak histeris.Polisi akhirnya tiba dan menembak mati Travis. Sementara itu, Charla dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, tanpa hidung, mulut, dan hanya menyisakan ibu jari di tangan kanannya. Meski luka-lukanya sangat parah, ia tetap bertahan hidup."Aku sendiri tak menyangka masih bisa hidup," ungkap Charla.Charla menjalani transplantasi wajah dan berhasil, namun upaya transplantasi tangan tidak diterima oleh tubuhnya. Kini, ia hidup di sebuah panti perawatan dan bergantung penuh pada bantuan perawat. Ia hidup dalam kegelapan total karena menjadi buta setelah serangan tersebut.Ketika ditanya apakah hidupnya kini sudah membaik, Charla mengangguk."Hidup mulai membaik. Perlahan. Tapi iya, memang membaik. Sulit, tapi tetap ada kemajuan," akunya.