Kujang menjadi senjata yang khas dari Jawa Barat. Bentuk bilahnya yang umum seperti leher dan kepala burung yang sedang mendongak. Ujung meruncing, sisi bagian dalamnya tajam dibubuhi dengan sejumlah lubang pada bagian punggungnya.Kalau dibayangkan bagaimana cara memakai kujang, memang akan timbul prasangka bahwa kujang bukanlah senjata yang ergonomis dan efisien saat digunakan.Prasangka itu barangkali tidak ada salahnya, sebab kujang nyatanya ditempatkan sebagai senjata yang sangat simbolis, sebagai penghubung antara buana pancatengah (bumi) dan buana nyungcung (kahyangan).Apakah kujang mengalami perubahan bentuk hingga bentuknya seperti sekarang ini? Bagaimana fungsi kujang dahulu? Simak yuk bagaimana sejarah, fungsi, dan makna kujang dalam artikel ini sampai tuntas.Sejarah KujangKujang dapat ditelusuri dalam naskah Sunda kuna, misalnya di dalam naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian. Di dalam naskah itu, disebutkan bahwa kujang merupakan 'ganggaman' atau pegangan para petani.Sebaliknya, golok yang kini dipakai sebagai alat kebanyakan petani, dahulu kala merupakan senjata yang digunakan oleh raja. Di dalam naskah itu diterangkan ihwal jenis-jenis senjata."Senjatanya sang prabu adalah pedang, abet, pamuk, golok, peso, tondot, keris, raksaksa dijadikan dewanya, itulah senjata guna membunuh (musuh). Senjatanya petani adalah : kujang, baliung, patik, kored, sadap, Detya dijadikan dewanya; itulah untuk mengambil apa yang bisa dimakan dan diminum." (Terjemahan Siksa Kandang Karesian, Depdikbud RI tahun 1992).Studi berjudul 'Kajian Bentuk dan Simbol Kujang Sunda' oleh Hendri Saifulhayat pada jurnal ARTic Volume 2 menjelaskan para peneliti menduga kujang telah ada sejak sebelum Kerajaan Sunda Pajajaran ada. Bahkan, kujang dapat direntang jauh ke masa Kerajaan Tarumanagara hingga ke masa Kerajaan Salakanagara, sekitar tahun 125 masehi.Selain dalam naskah, kujang juga dapat ditelusuri pada artefak sejarah. Artefak itu memperkuat dugaan keberadaan kujang pada masa lampau. Hendri Saifulhayat misalnya menyebutkan situs megalithik Batu Kujang di Sukabumi dan temuan perkakas 'kudi' di Candi Batujaya, Kabupaten Karawang.Studi berjudul 'Kujang, Past, and Present' oleh Muhammad Habibunnazar, dkk. dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB menjelaskan kujang dibuat pada sekitar abad ke-8 M. "The Kujang is a unique weapon from the Pasundan Region. The Kujang began to be made around the 8th or 9th century, made of iron, steel, and pamor material." tulisnya.Kujang dari Kudi HyangKocap tercerita, kujang adalah versi 'keramat' dari perkakas bernama kudi. Kudi adalah parang yang bilahnya cembung di bagian dekat gagang, dan meruncing di bagian atas. Ini seperti perempuan yang sedang mengandung.Kudi selain jejak purbanya ditemukan di Situs Batujaya, Karawang, saat ini menjadi perkakas khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Menariknya, Kudi Banyumasan banyak diproduksi di Desa Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas. Nama desa itu kental dengan nuansa bahasa Sunda: Pasir Wetan berarti 'bukit sebelah timur'.Dari perkakas inilah lahir kujang. Sejumlah pendapat mengemukakan bahwa kujang asalnya dari 'kudi hyang'. Menurut Hendri Saifulhayat, "penciptaan kujang atau Kudi Hyang merupakan pengembangan dari Kudi yaitu perkakas pertanian yang kemudian bertransformasi hingga banyak varian bentuk perupaan, karena berada dan berkembang di bawah otoritas kerajaan".Opsi Lain Silsilah KujangOrang Sunda senang menggunakan teknik 'kirata' yaitu 'dikira-kira tapi nyata' dalam memahami sesuatu. Termasuk dalam memahami kujang. Kujang secara kirata banyak opsi pemaknaannya.Muhammad Habibunnazar, dkk. dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB menjelaskan banyak opini mengenai asal-usul kata kujang. Misalnya kata kujang itu disusun atas KUJawa hyANG, KUdihyang, KUuJANG, KUkuh kana JANGji, dan lain sebagainya.Studi itu juga mengutip Ki Affandi, seorang Guru Teupa, ahli pembuat kujang, yang tidak menampik asal-usul kata kujang dengan kirata sebagaimana diungkapkan di atas. Namun, yang dia tahu, kata kujang adalah kata yang digunakan sebagai gelar untuk raja di Sunda. Yakni Rakeyan Medang 766-783 M yang bergelar Prabu Hulu Kujang.Fungsi KujangJika memperhatikan bentuknya yang besar, kudi punya fungsi yang ergonomis, yakni penggunaannya sangat membantu pekerjaan atau sesuai dengan pekerjaan yang dihadapi. Kudi yang ukurannya seperti ukuran golok itu bisa digunakan untuk menetak, mengupas kulit pohon, hingga meraut.Tetapi kujang, bentuknya tampak kurang efektif untuk dipakai sebagai perkakas kerja. Selain juga ukurannya yang beragam. Karenanya, dapat diduga, kujang memang ditempatkan bukan semata-mata sebagai alat atau senjata, melainkan yang lebih dari itu, yakni senjata keramat. Kujang ditempatkan sebagai senjata dalam area penghormatan kepada Tuhan yang Mahakuasa (Hyang). Kujang menjadi semacam kudi yang khusus untuk Hyang.Menurut Hendri, fungsi fungsi kujang disesuaikan dengan ukuran bilah kujang itu sendiri. Berbagai jenis kujang telah banyak ditemukan, misalnya jenis kujang ciung, kujang bango, kujang jago, kujang galudra, dan lain sebagainya. Dari semua itu, ada empat fungsi kujang:1. KecilKujang kecil dengan ukuran antara 10-15 cm biasanya ditempatkan sebagai kujang keramat, yang umum disebut kujang jimat atau kujang pajimatan.2. SedangKujang yang berukuran sedang dengan bilang panjangnya 20-35 cm umumnya dikategorikan sebagai kujang pusaka. Dalam hal ini, pusaka juga dinilai sebagai kujang yang bukan perkakas harian.3. BesarKujang besar adalah yang berukuran panjang 40-50 cm dan termasuk sebagai senjata. Kujang ini bisa dipakai bertarung dalam situasi perang.4. PangarakKujang pangarak adalah yang berukuran sangat besar, dengan kira-kira panjang 50-75 cm. Pangarak biasanya berfungsi sebagai simbol dan bagian dari panji kebesaran negara.Makna KujangMenurut detikers, kira-kira dari narasi di atas, apa makna dari kujang ini? Sementara kujang berasal dari kudi yang juga perkakas simbolis. Konon, kudi atau kudhi tersusun atas dua kata 'laku' dan 'adhi'. Laku berarti perilaku, adhi adalah bagus. Kudi menyiratkan makna bahwa orang harus 'berperilaku bagus'. Sekarang, Kudi Hyang yang menjadi akar kata Kujang. Boleh jadi makna kujang adalah 'berperilaku bagus demi Sanghyang'.