Pantai selatan di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau. Wilayah ini juga menyimpan tradisi unik yang telah berlangsung selama ratusan tahun, yakni kemunculan ikan kecil berwarna merah yang dikenal dengan nama mbarase atau wogi. Ikan ini hanya muncul pada waktu tertentu setiap tahun, yang menjadi momen istimewa sekaligus perayaan budaya bagi masyarakat setempat.Kemunculan ikan mbarase di perairan Pantai Paga dan Wolowiro telah terjadi sejak zaman dahulu. Awalnya hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pribadi atau sebagai oleh-oleh bagi keluarga yang tinggal jauh.Baca juga: Eksotisme Kampung Adat Gurusina, Permata Budaya di Lereng Gunung InerieNamun, seiring perkembangan zaman, ikan ini tidak lagi sekadar buah tangan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Keunikan kemunculan mbarase yang hanya terjadi sekali dalam setahun menjadi ajang kebersamaan bagi masyarakat sekitar.
Ikan mbarase hanya muncul sekali dalam setahun, tepatnya saat bulan sabit. Ketika musimnya tiba, ribuan warga berbondong-bondong ke pantai untuk menangkap ikan ini.Tradisi penangkapan mbarase melibatkan peralatan sederhana, salah satunya adalah wadah bernama 'sere' yang berbentuk kerucut dengan mulut lebar dan ujung kecil.Proses Pengolahan Ikan MbaraseSetelah ditangkap, ikan mbarase diawetkan dengan mencampurnya bersama garam dalam wadah khusus dan dibiarkan beberapa hari agar garam meresap sempurna. Selanjutnya, ikan yang telah diawetkan ini dikemas dalam botol atau toples dan siap untuk dipasarkan.