6 Tradisi Malam 1 Suro Unik di Jawa Timur

6 Tradisi Malam 1 Suro Unik di Jawa Timur

ihc2025/06/15 04:00:52 WIB
Malam 1 Suro di Mojokerto Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Jawa Timur dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang melimpah. Bahkan masing-masing daerah memiliki keunikannya tersendiri dalam merayakan momen atau hari-hari istimewa.Salah satunya adalah Malam 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam. Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025, 1 Muharram jatuh pada hari Jumat 27 Juni 2025.Sementara itu, malam 1 Suro 2025 akan dimulai pada malam Jumat, 27 Juni 2025 hingga Sabtu sore menjelang magrib.Berikut adalah tradisi unik di Jawa Timur dalam merayakan Malam 1 Suro.Baca juga: 5 Mitos Malam 1 Suro yang Masih Banyak DipercayaTradisi Malam 1 Suro Jawa TimurMalam 1 Suro, yang menandai pergantian tahun baru dalam penanggalan Jawa, merupakan momen sakral yang diperingati dengan berbagai tradisi penuh makna. Di berbagai daerah Jawa Timur, tradisi ini dirayakan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, permohonan keselamatan, dan refleksi spiritual. Dari ritual pembersihan pusaka hingga doa bersama, setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk menyambut malam yang dianggap keramat ini. Berikut enam tradisi malam 1 Suro yang masih lestari di Jawa Timur.1. Tradisi Baritan di Lereng Gunung RaungTradisi Baritan di lereng Gunung Raung merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Banyuwangi yang masih memegang teguh nilai-nilai spiritual dan budaya Jawa. Digelar pada malam 1 Suro, tradisi ini menjadi bentuk ritual tolak bala yang diselenggarakan sebagai permohonan ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari berbagai marabahaya.Biasanya, tradisi ini digelar di pelataran kampung. Warga membuat takir-piring dari daun pisang-yang diisi dengan beragam sajian masakan. Setelah doa bersama, makanan ini dinikmati secara gotong royong sebagai simbol kebersamaan dan syukur.2. Grebeg Suro PonorogoSalah satu tradisi malam 1 Suro yang paling meriah di Jawa Timur adalah Grebeg Suro di Ponorogo. Tradisi ini dirayakan melalui serangkaian acara budaya, mulai dari Festival Reog Nasional, pawai lintas sejarah dan kirab pusaka, hingga larungan risalah doa.Selain sebagai agenda tahunan, Grebeg Suro juga memuat nilai-nilai spiritual yang diyakini membawa ketenteraman, keselamatan, dan berkah bagi masyarakat Ponorogo. Tradisi ini menjadi wujud doa bersama agar dijauhkan dari bahaya selama setahun ke depan.Baca juga: Makna dan Tradisi Malam 1 Suro dalam Budaya Jawa3. Ritual Malam Gunung LawuGunung Lawu dikenal sebagai lokasi yang sarat akan nuansa mistis dan spiritual. Pada malam 1 Suro, banyak orang-baik warga lokal maupun para pendaki dari luar daerah-melakukan ritual khusus di gunung ini.Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk ziarah, permohonan petunjuk spiritual, dan komunikasi batin dengan leluhur. Meski terkesan mistis, ritual malam 1 Suro di Gunung Lawu tetap menjadi bagian penting dari pelestarian kearifan lokal di Jawa Timur.4. TirakatanTirakatan menjadi tradisi yang cukup umum dilakukan masyarakat Jawa Timur pada malam 1 Suro. Tradisi ini biasanya berupa doa bersama di masjid atau mushola dengan niat memohon ampunan, perlindungan, dan pertolongan dari Allah SWT.Tirakatan juga dimaknai sebagai bentuk refleksi dan introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama setahun terakhir. Melalui doa dan perenungan, masyarakat berharap mendapatkan petunjuk dan kekuatan untuk menjalani tahun berikutnya dengan lebih baik.5. Ritual Memandikan Keris Pusaka di SurabayaBanyak masyarakat Surabaya memanfaatkan malam 1 Suro untuk menjamas atau memandikan keris pusaka. Tradisi ini diyakini mampu menjaga kekuatan spiritual pusaka sekaligus membersihkannya dari energi negatif.Ritual ini biasanya dilengkapi dengan persembahan sesajen berupa kopi pahit, telur ayam kampung, pisang raja, kemenyan, bunga melati, dan kelapa muda. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur, tradisi ini juga menjadi sarana untuk menjaga kelestarian budaya.6. Ruwat Agung Nuswantoro di MojokertoRuwat Agung Nuswantoro adalah tradisi malam 1 Suro yang berasal dari Mojokerto dan telah berlangsung sejak tahun 1959. Ritual ini bertujuan untuk menghilangkan energi negatif dan memohon keselamatan bagi bumi dan seluruh isinya.Acara ini identik dengan ritual jamas atau pembersihan senjata pusaka seperti keris, tombak, dan pedang. Setelah proses pembersihan, pusaka-pusaka tersebut diserahkan secara simbolis kepada Bupati dan jajaran Forkopimda sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi dan sejarah.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya