Dalam tradisi masyarakat Jawa, 1 Suro memiliki tempat yang sangat istimewa. Tanggal ini menandai awal tahun baru dalam kalender Jawa dan penuh dengan nilai-nilai spiritual serta filosofi kehidupan yang mendalam. Masyarakat Jawa sejak dahulu memaknai malam 1 Suro sebagai momen sakral untuk melakukan perenungan, menyucikan diri, dan memperkuat hubungan dengan Tuhan dan leluhur.Momen malam 1 Suro biasanya diisi dengan berbagai bentuk tirakat, tapa bisu, hingga ziarah ke makam leluhur. Tidak seperti perayaan tahun baru pada umumnya yang dipenuhi pesta dan kemeriahan, peringatan malam 1 Suro justru dihiasi dengan kesunyian, ketenangan, dan suasana khidmat.Baca juga: 5 Mitos Malam 1 Suro yang Masih Banyak DipercayaKapan Malam 1 Suro 2025?Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, 1 Muharam 1447 H jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Dalam tradisi Jawa, malam 1 Suro dimulai saat matahari terbenam yakni pada Jumat malam, 27 Juni 2025Dengan demikian, berikut adalah penanggalan penting yang perlu diingat:Malam 1 Suro 2025: Jumat malam, 27 Juni 2025 (1 Muharram 1447 Hijriah)1 Suro 1958 Dal/2025 Masehi: Sabtu, 28 Juni 2025Malam ini dianggap sebagai waktu transisi spiritual yang sangat kuat, sehingga banyak masyarakat yang memilih melakukan berbagai ritual khusus sebagai bentuk penyucian diri dan penghormatan terhadap leluhur.Makna 1 Suro dalam Budaya JawaMakna malam 1 Suro dalam budaya Jawa sangat dalam dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Tradisi ini erat kaitannya dengan ajaran spiritual Jawa yang mengedepankan prinsip "eling lan waspada", yaitu senantiasa ingat kepada Tuhan dan selalu waspada dalam menjalani hidup.Secara filosofis, malam 1 Suro merupakan saat yang tepat untuk menyepi, merenung, dan mengevaluasi diri. Banyak orang melakukan tirakat (puasa, meditasi, tapa bisu) demi mencapai kesucian batin dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Beberapa juga melakukan ziarah ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang telah mendahului.Di berbagai daerah seperti Yogyakarta dan Solo, malam ini juga diramaikan dengan tradisi budaya seperti Kirab Pusaka dan Tapa Bisu Mubeng Beteng yang digelar di sekitar Keraton. Tradisi ini menggambarkan kekhidmatan, ketertiban, dan kesakralan momen tersebut.Baca juga: Makna dan Tradisi Malam 1 Suro dalam Budaya JawaPantangan Malam 1 SuroMalam 1 Suro bukan hanya soal ritual dan kontemplasi, tetapi juga memiliki berbagai pantangan atau larangan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk penghormatan terhadap kekuatan spiritual malam tersebut. Berikut ini beberapa pantangan yang masih dipercaya hingga kini:1. Dilarang Keluar Rumah Tanpa KepentinganSalah satu pantangan utama adalah larangan keluar rumah tanpa keperluan yang mendesak. Masyarakat Jawa percaya bahwa malam ini adalah waktu berkeliarannya roh halus dan makhluk gaib. Oleh karena itu, keluar rumah tanpa tujuan jelas dianggap bisa mengundang gangguan dari makhluk halus tersebut.2. Tidak Menggelar Pesta atau HajatanMengadakan pesta pernikahan atau hajatan besar lainnya pada malam 1 Suro dianggap tabu. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, acara semacam itu dapat mengundang sial atau malapetaka. Tradisi ini berakar dari ajaran Sultan Agung, Raja Mataram Islam yang sangat menghormati malam 1 Suro dan melarang perayaan duniawi pada malam tersebut.Meskipun secara agama tidak ada larangan menikah atau menggelar acara di bulan Muharam, banyak keluarga Jawa yang tetap memilih waktu lain sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur.3. Tidak Boleh Membangun atau Pindah RumahPantangan lainnya adalah memulai pembangunan rumah atau pindah rumah pada malam 1 Suro. Hal ini diyakini dapat membawa nasib buruk seperti penyakit, kesulitan ekonomi, atau pertikaian dalam keluarga yang menempati rumah tersebut. Karena itu, banyak yang menunda kegiatan ini hingga waktu yang dianggap lebih baik.4. Dilarang Bertengkar atau Bicara KasarMalam 1 Suro adalah waktu untuk menjaga ketenangan dan suasana damai. Bertengkar, berkata kasar, atau membuat keributan sangat tidak dianjurkan karena dianggap mencemari kesucian malam tersebut. Ini sejalan dengan pelaksanaan tapa bisu yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk pengendalian diri dan perenungan batin.5. Menghindari Perjalanan JauhPerjalanan jauh pada malam 1 Suro juga termasuk dalam daftar pantangan. Banyak yang meyakini bahwa bepergian pada waktu ini berisiko tinggi terjadi musibah atau kecelakaan. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat memilih untuk tetap di rumah dan berdoa bersama keluarga.6. Menjauh dari Kesenangan DuniawiMalam 1 Suro dianjurkan untuk tidak terlalu larut dalam hiburan, makan berlebihan, atau kegiatan yang bersifat hura-hura. Ini karena malam tersebut adalah waktu untuk menyucikan jiwa, mengurangi hawa nafsu, dan mendekatkan diri pada Tuhan.Demikian detikers informasi tentang kapan malam 1 Suro sesuai kalender Jawa 1959. Semoga bermanfaat.