Perang Uhud menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang penuh dengan hikmah dan pelajaran mendalam. Perang ini terjadi pada tahun ketiga Hijriah.Bukan sekadar pertempuran fisik antara pasukan Muslim dan kaum Quraisy, namun perang ini juga menjadi ujian iman, dan kesetiaan terhadap perintah Rasulullah SAW.Baca juga: Ka'bah Pernah Dikelilingi 360 Patung Berhala, Begini KisahnyaMengutip buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 2 karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi menyebutkan bahwa Al-Qur'an menjelaskan tentang Perang Uhud dengan sangat detail.Kisah perang Uhud diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, salah satunya dalam surah Ali 'Imran ayat 140. Allah SWT berfirman,إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya: "Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim."Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Al-Qur'an mengatakan, "Kisah-kisah diceritakan secara detail, setiap gerakan da pertempuran. Kisah-kisah tersebut diceritakan secara mendalam ke relung jiwa yang halus. Sedangkan aspek psikologis dari semua peristiwa yang terjadi diceritakan secara gamblang. Kita juga dapat menemukan semangat yang hidup dalam setiap peristiwa sehingga membuat jiwa bangkit bersama ungkapan yang dalam. Itulah gambaran yang hidup dan mampu menghadirkan berbagai peristiwa tersebut secara nyata seakan-akan peristiwa itu hidup dan bergerak, dikelilingi aktivitas yang membangkitkan dan cahaya yang menerangi serta inspirasi yang menghidupkan."Kisah Perang UhudMerujuk Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, setahun setelah kemenangan besar umat Islam dalam Perang Badar, kaum Quraisy merasa terhina dan ingin membalas dendam. Mereka pun mempersiapkan pasukan besar untuk menggempur Madinah dan menghancurkan kekuatan kaum Muslimin.Dalam buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik karya Mahdi Rizqullah Ahmad dan para penulis lainnya, diceritakan bahwa Perang Uhud merupakan salah satu konfrontasi besar antara kaum Muslimin dan Quraisy. Pasukan Quraisy saat itu dipimpin oleh Abu Sufyan, dengan kekuatan sekitar 3.000 prajurit yang juga disertai oleh sejumlah wanita yang ikut mendampingi mereka.Di sisi lain, kaum Muslimin awalnya berhasil mengumpulkan sekitar 1.000 orang yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Namun, dalam perjalanan menuju Gunung Uhud, terjadi insiden yang mengguncang barisan Muslimin. Abdullah bin Ubay, salah satu tokoh dari suku besar Khazraj memutuskan untuk membelot. Ia membawa serta 300 orang pasukan yang semula ikut dalam barisan Muslim, dan memilih kembali ke Madinah.Akibat pembelotan ini, jumlah pasukan kaum Muslimin pun menyusut drastis, hanya tersisa sekitar 700 orang untuk menghadapi pasukan Quraisy yang jauh lebih besar jumlahnya. Meskipun jumlahnya lebih kecil, semangat kaum Muslimin tetap membara karena keyakinan mereka kepada Allah dan loyalitas kepada Rasulullah SAW.Dalam riwayat, Rasulullah SAW bermimpi mengenai apa yang akan terjadi dalam Perang Uhud nanti. Beliau kemudian menyampaikan mimpinya kepada para sahabat."Aku bermimpi menggerakkan pedangku, tetapi tiba-tiba bagian depannya patah. Maka itulah yang akan terjadi pada kaum Muslimin pada Perang Uhud (nanti). Kemudian, aku menggerakkannya kembali lalu pedang itu kembali sempurna seperti semula. Maka, itulah yang akan dikaruniakan Allah kepada kaum Muslimin pada saat penaklukan (Kota Makkah) kelak dan pada hari berkumpulnya orang-orang yang beriman. Aku juga melihat seekor sapi. Demi Allah, sapi itu dalam keadaan sangat bagus. Maka sapi itu adalah kaum Muslimin pada waktu Perang Uhud."Rasulullah SAW menafsirkan mimpinya sebagai kekalahan dan banyaknya korban dari para sahabatnya.Sebelum perang dimulai, Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabat. Sebagian sahabat yang masih muda mendorong untuk keluar dari kota Madinah dan menghadapi musuh secara terbuka. Walau awalnya Rasulullah SAW memilih untuk bertahan di dalam kota, beliau akhirnya mengikuti pendapat mayoritas dan bergerak menuju Gunung Uhud.Di sana, beliau menyusun strategi. Salah satunya adalah menempatkan 50 pemanah di atas bukit kecil untuk mengamankan posisi belakang pasukan. Perintah Rasulullah SAW sangat tegas:"Tetaplah kalian di tempat kalian! Jangan tinggalkan tempat kalian, baik kami menang atau kalah!" (HR Al-Bukhari dan Muslim)Pertempuran berlangsung sengit. Pada awalnya, pasukan muslim berhasil menggempur barisan Quraisy dengan semangat tinggi dan keberanian luar biasa. Pasukan Quraisy porak-poranda dan mulai mundur.Melihat hal ini, sebagian pemanah yang berjaga di atas bukit menyangka bahwa kemenangan telah diraih dan harta rampasan bisa dikumpulkan. Meski telah diingatkan oleh komandan mereka, Abdullah bin Jubair, para pemanah turun dari bukit, melanggar perintah Rasulullah SAW.Kejadian ini dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid yang saat itu masih berada di pihak Quraisy, untuk memutar arah dan menyerang dari belakang. Pasukan Muslim pun terjebak. Kemenangan yang hampir diraih berubah menjadi kekacauan. Banyak sahabat yang gugur, termasuk paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib.Hikmah dari Perang UhudAllah SWT menjadikan peristiwa Uhud sebagai pelajaran yang sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥٓ إِذْ تَحُسُّونَهُم بِإِذْنِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَٰزَعْتُمْ فِى ٱلْأَمْرِ وَعَصَيْتُم مِّنۢ بَعْدِ مَآ أَرَىٰكُم مَّا تُحِبُّونَ ۚ مِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلْءَاخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۖ وَلَقَدْ عَفَا عَنكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَArtinya: "Sungguh, Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu (dalam keadaan) lemah, berselisih dalam urusan itu, dan mengabaikan (perintah Rasul) setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian, Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu. Sungguh, Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin." (QS. Ali 'Imran: 152)Ayat ini menjelaskan bahwa kekalahan bukan karena kekuatan musuh, melainkan karena pelanggaran terhadap perintah Rasulullah SAW dan ketidaksabaran menghadapi ujian.Baca juga: Kisah Nusaibah binti Ka'ab, Wanita Pemberani Sahabat Rasulullah