Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) batal gelar aksi demo besar-besaran terkait penertiban juru parkir (jukir) liar oleh Pemkot Surabaya. Demo itu sebelumnya direncanakan berlangsung pada 16-20 Juni 2025.Koordinator aksi tersebut, Baihaki Akbar mengatakan pembatalan aksi demo itu dilakukan usai pihaknya menggelar audiensi bersama Pemkot Surabaya. FSMI telah meminta kepada Pemkot Surabaya untuk tidak membuat konten yang memicu ketersinggungan pada salah satu suku, dalam hal ini Madura."Kegiatan penertiban lahan parkir yang sebelumnya dilakukan telah menimbulkan konflik sosial di media sosial karena telah menghina Suku Madura, mengingat tidak semua orang Suku Madura bertindak seperti itu, sehingga harapan kami tidak ada lagi konten-konten yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap salah satu suku," ujar Baihaki saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (14/6/2025).Baca juga: Sederet Fakta FSMI Ancam Demo 5 Hari dan Lumpuhkan SurabayaUsai audiensi, FSMI pun berkomitmen untuk mendukung program Pemkot Surabaya dan ikut menjaga kondusivitas Kota Pahlawan. Termasuk mendukung penertiban jukir liar yang tengah digencarkan saat ini."Seluruh program yang telah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya adalah memberikan kesejahteraan maupun kemajuan kepada warganya, dan itu pasti kita dukung bersama karena ini juga merupakan salah satu bentuk menghormati pemerintah daerah," katanya.Baca juga: Ancaman Forum Solidaritas Madura di Surabaya gegara Penertiban ParkirDiberitakan sebelumnya, FSMI berencana demo besar-besaran memprotes penertiban juru parkir (jukir) liar yang dilakukan Pemkot Surabaya. Mereka bahkan mengancam akan melumpuhkan jalan Kota Pahlawan. Demo akan dimulai Senin 16 Juni 2025 hingga Jumat 20 Juni 2025.Koordinator aksi FSMI Surabaya, Baihaki menilai penertiban jukir liar di Kota Surabaya cukup membuat gaduh, terutama di media sosial. Oleh karena itu, pihaknya memberikan sikap protes terhadap Pemkot Surabaya."Dengan ini memberikan pernyataan sikap kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Surabaya. Yang di mana, permasalahan ini sangat membuat gaduh Kota Surabaya dengan statement-statement, dengan viralnya TikTok-TikTok atau viralnya video-video yang beredar,," kata Baihaki dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).Poin Tuntutan FSMIMeminta Wali Kota Surabaya setop mencederai hati seluruh masyarakat Madura.Stop bikin kegaduhan di Kota Surabaya.Stop membangun pencitraan dan lebih baik Membangun Kota Surabaya dari segi Pendidikan dan Insfratruktur Kota Surabaya.Stop jadi tiktoker dan selebgram.Stop merasa diri sebagai Raja di Kota Surabaya.