Mengenal Strawberry Moon, Kapan Terjadi Lagi?

Mengenal Strawberry Moon, Kapan Terjadi Lagi?

auh2025/06/12 19:05:49 WIB
Strawberry Moon. Foto: REUTERS/Amir Cohen

Strawberry Moon atau Bulan Stroberi dikenal sebagai purnama khas bulan Juni yang memukau banyak pengamat langit. Meski namanya terkesan manis, fenomena ini tidak membuat Bulan berubah warna menjadi merah muda seperti stroberi.Nama tersebut berasal dari tradisi suku asli Amerika, yang mengaitkannya dengan musim panen stroberi liar. Tahun ini, puncak Strawberry Moon terjadi pada 11 Juni 2025 pukul 14.43 WIB. Jika melewatkan penampakan penuh Strawberry Moon tahun ini, tak perlu khawatir.Fenomena ini akan kembali hadir tahun depan. Tahun depan, waktu puncaknya jatuh pada malam hari, sehingga akan menjadi momen ideal untuk diamati dari Indonesia. Pastikan mencatat tanggalnya agar tak kembali terlewat.Baca juga: Sederet Fenomena Astronomi Selama Ramadan 2025: Ada 2 Gerhana!Apa Itu Strawberry Moon?Dilansir Space, setiap bulan, saat Bulan berada tepat di seberang Matahari dari perspektif Bumi, kita menyaksikan bulan purnama, ketika permukaan Bulan tampak sepenuhnya bercahaya. Dan, purnama bulan Juni ini dikenal sebagai "Strawberry Moon" atau "Bulan Stroberi" di Amerika Utara.Nama Strawberry Moon berasal dari Suku Algonquian, masyarakat adat di wilayah timur laut Amerika, yang menamainya berdasarkan musim panen buah stroberi liar yang hanya berlangsung singkat di pekan pekan awal Juni. Sebagaimana dijelaskan NASA, nama ini kini diwariskan turun‑temurun hingga digunakan secara luas saat bulan purnama Juni tiba.Walaupun disebut Strawberry Moon, bukan berarti Bulan berubah merah. Namun, saat dekat cakrawala, Bulan sering tampak kuning-oranye karena atmosfer Bumi yang menyebarkan sinar biru lebih kuat, menyebabkan cahaya merah melewati lebih banyak udara.Menariknya, purnama Juni sering berdekatan dengan solstis musim panas di belahan Utara. Contoh pada tahun 2023, momen ini jatuh dekat 21 Juni, menandai hari terpanjang di belahan Bumi utara. Kebetulan ini menambah daya tarik pengamat langit karena Bulan besar menyala terang saat malam terpendek.Nama-nama Purnama Juni dari Berbagai BudayaTak hanya dikenal sebagai Strawberry Moon, purnama di bulan Juni juga memiliki berbagai nama lain yang berasal dari beragam budaya dan tradisi. Menurut Time and Date, nama-nama ini mencerminkan fenomena alam, musim, dan aktivitas manusia yang biasanya terjadi pada waktu yang sama.Dalam tradisi suku asli Amerika, bulan purnama ini dikenal dengan nama-nama seperti Berries Ripen Moon, yang menandai masa ketika buah-buahan liar mulai matang dan siap dipanen. Lalu, Green Corn Moon, yang menunjukkan masa awal pertumbuhan jagung muda, dan Hot Moon menggambarkan datangnya cuaca panas menandai awal musim panas.Sementara itu, budaya Celtic memberi nama-nama yang lebih puitis, namun tetap berakar pada kondisi musim. Sebutan seperti Mead Moon mengacu pada waktu pembuatan minuman mead dari madu yang dipanen saat ini.Ada juga Horse Moon, yang kemungkinan terkait aktivitas pertanian atau musim kawin kuda, serta Dyan Moon atau Rose Moon, yang merayakan mekar indahnya bunga mawar di bulan Juni. Sementara dalam tradisi Inggris dan Anglo-Saxon, purnama ini dikenal sebagai Flower Moon, merujuk pada banyaknya bunga yang bermekaran.Nama Planting Moon digunakan untuk menandai masa penanaman tanaman musim panas, sedangkan Mead Moon juga ditemukan di sini, kembali menegaskan pentingnya musim madu dan pembuatan minuman fermentasi.Setiap nama membawa cerita dan makna tersendiri, yang mencerminkan bagaimana masyarakat pada masa lalu membaca alam dan menyesuaikan hidup mereka dengan irama musim. Purnama Juni bukan sekadar fenomena langit, melainkan juga simbol dari keselarasan manusia dengan alam.Baca juga: Muncul Fenomena Aphelion, Apa dan Bagaimana Dampaknya?Kapan Terjadi Strawberry Moon Lagi?Strawberry Moon atau Bulan Stroberi merupakan salah satu fenomena langit yang selalu dinantikan di pertengahan tahun. Meski hanya terjadi sekali dalam setahun, kehadirannya menjadi momen spesial bagi para pecinta langit malam. Nama ini berasal dari tradisi suku asli Amerika, yang mengaitkannya dengan musim panen stroberi liar pada bulan Juni.Menurut situs resmi Time and Date, puncak fenomena Strawberry Moon tahun ini terjadi pada Rabu 11 Juni 2025 pukul 14.43 WIB. Sayangnya, karena berlangsung pada siang hari, banyak pengamat langit di Indonesia mungkin melewatkan momen tersebut.Namun, jangan khawatir. Strawberry Moon akan kembali menghiasi langit tahun depan, tepatnya pada Senin 29 Juni 2026. Waktu puncak yang jatuh di malam hari akan menjadi kesempatan yang lebih ideal untuk menikmati keindahan purnama khas bulan Juni tersebut.Bila terlewat menyaksikan Bulan Stroberi tahun ini, tenang saja, langit akan kembali menghadirkannya di tahun depan. Berikut jadwal kemunculan Strawberry Moon tahun depan lengkap dengan jam dalam waktu Indonesia bagian barat.Senin 29 Juni 2026 pukul 19.56 WIBKarena waktu puncaknya berbeda-beda setiap tahun-tergantung pada siklus orbit Bulan, tanggal terjadinya pun bisa berubah. Maka dari itu, mencatat tanggal-tanggal ini bisa menjadi cara seru untuk merencanakan malam pengamatan bintang bersama keluarga atau teman.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya