Sinopsis:Adaptasi How To Train Your Dragon hanya menunggu waktu. Melihat Disney yang berhasil menemukan tambang emas dengan me-remake film animasi mereka, semua produsen animasi pasti juga akan melakukan yang sama.Kali ini DreamWorks yang memutuskan untuk merilis salah satu produk mereka yang dicintai semua orang. Berbeda dengan Disney yang berupaya untuk membuat produk yang berbeda tapi rasa yang sama, DreamWorks sadar dari awal bahwa jangan merusak resep yang sudah berhasil.Dan itulah sebabnya How To Train Your Dragon ditulis dan disutradarai oleh orang sama yang memberikan kita film animasinya 15 tahun yang lalu. Bagi yang belum pernah menyaksikan animasinya, How To Train Your Dragon pada dasarnya bercerita tentang seorang remaja pecundang bernama Hiccup (Mason Thames) yang tinggal di sebuah tempat bernama Berk dimana Viking dan naga hidup berdampingan.Baca juga: Bring Her Back: Horor Sakit JiwaHidup berdampingan dalam kasus ini artinya adalah para Viking mendedikasikan hidupnya untuk membunuh semua naga yang selalu mengganggu hidup mereka. Hiccup, dibandingkan dengan semua orang yang ada di pulau itu, adalah orang yang paling tidak kompeten dalam urusan melawan naga.Masalah Hiccup tidak hanya sebatas fakta bahwa dia naksir gadis paling ahli melawan naga, Astrid (Nico Parker, anaknya Pedro Pascal di The Last of Us). Tapi kenyataan bahwa dia adalah anaknya pemimpin desa, Stoick (Gerard Butler, mengulangi peran yang sama dari film animasinya), membuatnya menjadi cibiran seluruh desa.Cuplikan adegan dalam film How To Train Your Dragon. Foto: Dok. Universal PicturesSemuanya berubah ketika Hiccup tidak sengaja menangkap Night Fury, naga hitam yang paling ditakuti semua orang. Hubungan Hiccup dengan naga tersebut pada akhirnya tidak hanya mengubah hidupnya tapi juga semua orang yang ada di pulau tersebut.Review:Kalau kamu menonton trailer-nya, kamu akan tahu bahwa film ini sangat mirip dengan film aslinya. Berita baiknya adalah apa yang disajikan trailer itu benar. Berita buruknya adalah apa yang disajikan trailer itu benar. Dosa terbesar film ini adalah kenyataan bahwa film ini karbon kopi film animasinya.Adaptasi Lilo & Stitch yang kemarin rilis terasa mirip dengan animasinya masih memiliki banyak perbedaan. Pembuat film tersebut mengganti antagonisnya, memberikan Lilo tetangga dan endingnya pun agak sedikit berubah. Film ini sama persis dengan film animasinya.Hampir semua aspek dalam film ini, sinematografi, musik, editing, adegan, jokes bahkan sampai dialog mengkopi persis versi film animasinya.Baca juga: Mercy For None: Balas Dendam Tanpa AmpunPoin plusnya adalah kalau kamu tidak pernah menonton film animasinya, How To Train Your Dragon akan terasa seperti sebuah drama fantasi yang sangat menyenangkan. Film ini sekali lagi, seperti film animasinya mengharukan, lucu, imajinatif dan seru. Tidak ada satu pun momen membosankan dalam film ini.Dari awal Hiccup memperkenalkan Berk sampai akhir dimana semua orang menganggapnya sebagai pahlawan (ini bukan spoiler) How To Train Your Dragon tidak membiarkan penontonnya untuk bosan karena film ini penuh dengan momen yang sangat seru.Masalahnya adalah ketika kamu sudah menonton film animasinya yang mana adalah kebanyakan dari kita semua film ini tidak akan mengejutkan kita sama sekali. Dean DeBlois, sutradara dan penulis film ini, bahkan mengajak John Powell untuk kembali mengisi musiknya.Gerard Butler yang mengisi suara Stoick kali ini muncul dengan seluruh tubuhnya. Mason Thames sebagai pemeran utamanya bahkan mencoba meniru suara Jay Baruchel, the original Hiccup di versi animasinya.Cuplikan adegan dalam film How To Train Your Dragon. Foto: Dok. Universal PicturesTapi memang, bahkan dalam bentuk imitasi yang sama persis, How To Train Your Dragon memang perlu dipuji karena ia berusaha sangat keras untuk menjaga rohnya tetap sama. Sinematografer Bill Pope menyajikan gambar yang megah. Menyaksikan manusia beneran bertemu dengan naga rekaan komputer yang realistis ternyata berhasil membuat bibir tersenyum.Tambahkan landscape yang luas dan layar bioskop yang lebar Toothless terbang terlihat segagah itu. Lindsay Pugh sebagai costume designer memberikan wardrobe yang asyik untuk semua karakternya. Ditambah dengan desain produksi dan visual efek yang meyakinkan, How To Train Your Dragon akhirnya menjadi salah satu tontonan yang memuaskan tahun ini.Bahkan kalau isinya adalah hasil contekan film rilisan 15 tahun yang lalu, kisah tentang naga-naga ini tetap terasa gagah perkasa.