Selain Bisnis Kopi, Eks Napiter Umar Patek Kini Tekuni Fotografi

Selain Bisnis Kopi, Eks Napiter Umar Patek Kini Tekuni Fotografi

irb2025/06/05 11:55:35 WIB
Umar Patek cerita tentang hobi fotografinya (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Umar Patek, eks napiter Bom Bali I telah memulai jalan barunya dengan berbisnis Ramu Kopi. Selain itu, ia rupanya juga memiliki hobi baru yakni fotografi makro.Fotografi makro merupakan fotografi yang berjarak sangat dekat, tujuannya untuk memperoleh detail tinggi, akan tetapi tidak menggunakan bantuan alat-alat pembesar optik.Beberapa objek yang kerap jadi sasaran seperti bunga, serangga, ataupun benda yang berukuran kecil lainnya.Baca juga: Asal-usul Nama Ramu Kopi, Brand Bisnis Eks Teroris Umar PatekPemilik Ramu Kopi itu menceritakan, hobinya bermula dari liputan salah satu media dengan judul 'Seni Berburu Foto Serangga'. Ia terkesan sebab objek kecil rupanya bisa diabadikan, bahkan hanya dengan kamera handphone."Awal kali saya tertarik dengan fotografi makro itu ketika saya masih di dalam penjara menonton TV tayangan yang meliput tentang fotografi makro menggunakan handphone dengan lensa tambahan yang dijepit di kamera belakang," ujar Umar, Kamis (5/6/2025).Kemudian, ketika ada awak media yang meliput ke Lapas Porong, Umar lalu bertanya terkait fotografi makro kepadanya. Hal itu semakin membangkitkan rasa tertariknya.Hingga usai ia keluar dari Lapas Porong pada 7 Desember 2022, ia mulai menekuni hobinya."Akhirnya ketika saya bebas dari penjara, di situlah saya mulai mencari lensa bongkaran itu. Kemudian, saya berusaha mempraktikkan, belajar, belajar, dan belajar," ujarnya.Baca juga: Cerita Penyintas Bom Bali Cerita Pernah Ingin Bakar Rumah TerorisTak berhenti dengan belajar secara autodidak, Umar juga akhirnya memutuskan bergabung dengan komunitas fotografi makro. Di sana, ia mendapat kesempatan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang.Ia pun kerap melakukan perjalanan ke berbagai daerah, bahkan ke hutan-hutan bersama anggota komunitas yang sehobi dengannya. Umar akhirnya belajar memaknai keberagaman di sana."Saya pernah memotret malam hari di hutan Baturraden, selama satu minggu saya berada di Purwokerto dan saya menginap di rumah sahabat saya yang Nasrani," ungkapnya.Akhirnya, dia memahami nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, serta bisa menjalani hidup di tengah keberagaman masyarakat."Saya sudah tidak melihat batas agama, ras, suku, semua saya lalui, mereka sangat welcome menerima saya. Mereka sangat baik menerima saya, bahwa mentor saya (drg. David) seorang Nasrani, tapi dia tidak mau memandang kisah dan masa lalu saya, semua kita bersahabat, semua kita anak bangsa Indonesia," pungkasnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya