Puluhan Bajaj Maxride kini telah mengaspal di Jogja, menjadi salah satu pilihan moda transportasi umum. Berikut kisah berdirinya Maxride serta sosok tentang pemiliknyaCity Manager Maxride, Bayu Subolah menceritakan awal mula berdirinya Maxride. Tepatnya di Makassar pada 2023. Dia bilangMaxride berdiri setelah melihat kondisi transportasi di Makassar yang saat itu juga terdapat becak kayu dan becak motor (bentor)."Kita awal mulai Maxride di Oktober 2023, kota pertama di Makassar. Kita lihat itu bentor sama becak kayu sebetulnya mulai ditinggalkan karena para konsumen lebih memilih opsi roda dua dan empat yang sudah online. Jadi roda tiga itu sudah mulai tergerus yang sebenarnya roda tiga ini market konvensional yang sudah lama," ujar Bayu kepada detikJogja, Rabu (4/6/2025)."Kita lihat di Jakarta dan kota lain, jauh sebelum ada ojek dan ojol itu orang lebih menggunakan transportasi roda tiga. Terus makin ke sini dikonversi menjadi bentor," lanjutnya.Lalu tercetus ide agar roda tiga ini bisa naik kelas. Maka itu, Bayu melanjutkan, muncul ide untuk membuat platform agar roda tiga bisa dikembangkan menjadi moda transportasi online."Dengan cara kita sediakan platform yang bisa mengakomodasi atau bersaing dengan moda transportasi lain, kita hadirkan Maxride," tuturnya.Baca juga: Cerita Driver Baru Maxride di Jogja yang Baru 3 Pekan Narik, Segini DapatnyaSetelah mendapat respons positif di Makassar dengan menghadirkan 800 unit bajaj, Maxride mulai mengembangkan sayap ke beberapa kota lain seperti Medan dan Jogja."Secara regulasi kita juga mumpuni untuk mulai di Makassar, dan pemerintah sana cukup support karena menjadi solusi bagi mereka bagaimana pengemudi bentor dalam tanda kutip susah diatur menjadi mudah diatur," kata Bayu."Kemudian kita buka Desember 2024 di Medan, terus April ini kita buka di Jogja. Selanjutnya kita ada rencana ke Solo, Semarang, Surabaya, dan Manado," imbuhnya.Di Medan, terdapat 500 unit bajaj Maxride. Kemudian di Jogja baru ada 50 bajaj Maxride dan kemungkinan akan bertambah menjadi 100 unit di bulan Juni."Di Jogja sudah ada 50 unit beroperasi. Kemungkinan nambah untuk unitnya, tapi tergantung pembeli. Kita menjual unit terus bergabung menjadi mitra Maxride. Pastinya akan bertambah," kata Bayu.Meski bajaj Maxride belum lama hadir di Jogja, Bayu menyebut antusias masyarakat Jogja cukup besar. Dia menyebut Maxride hadir dengan tarif yang terjangkau."Lumayan tinggi karena animo masyarakat melihat kebermanfaatannya Maxride ini cukup tinggi," kata Bayu.Baca juga: Jadi Driver Maxride Jogja, Darsono Pernah Disetop Polisi Ditanya soal Izin"Sebenarnya dari sisi harga, potongan ke driver juga cukup rendah. Karena Maxride nggak hanya bicara soal bisnis tapi kebermanfaatan. Komisi kami sangat rendah dibandingkan ojol-ojol lainnya cuma 11 persen. Rata-rata happy driver karena pendapatan maksimal. Karena take home pay mereka itu cukup tinggi," lanjutnya.Bayu juga mengungkapkan siapa sosok di balik Maxride saat ini."Saat ini General Manager kami Pak Antonio Gratiano, beliau orang Jakarta dan saat ini dia membawahi operasional seluruh Indonesia," ungkap Bayu.Lebih lanjut, dengan hadirnya Maxride di Indonesia, Bayu berharap bisa mempermudah masyarakat mendapatkan moda transportasi umum yang nyaman dan terjangkau."Banyak konsumen yang masih menggunakan roda tiga, terutama ibu-ibu dari pasar, anak-anak sekolah tapi membutuhkan moda transportasi yang lebih aman, terjangkau dan nyaman," tutur Bayu."Responsnya luar biasa saat di Makassar dan Medan. Begitu juga dengan Jogja, animo di Jogja ini saya rasakan memang lebih dari kota-kota lainnya," pungkasnya.