Impian suci untuk menunaikan ibadah haji berakhir tragis di padang pasir tandus Arab Saudi. SM (42), warga Desa Blumbungan, Pamekasan, ditemukan tak bernyawa usai nekat menunaikan haji melalui jalur non-prosedural. Ia meninggalkan dua anak yang masih kecil, menyisakan duka mendalam di kampung halamannya.Dosen asal Pamekasan ini diketahui menggunakan Visa Ziarah untuk menunaikan haji."Iya visa ziarah," jelas Junaidi, salah satu tokoh dari desa tersebut yang juga mantan Kepala Desa Blumbungan saat dihubungi detikJatim, Selasa (3/6/2025).Selain sebagai dosen, korban juga dikenal sebagai ustaz. Peristiwa yang menimpa SM meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, terlebih korban meninggalkan istri dan dua anak yang masih kecil.Baca juga: Tragis Dosen Asal Pamekasan Meninggal di Gurun Saat Hendak Haji Ilegal"Punya anak dua, yang paling kecil masih berusia 8 tahun, satunya masih usia 14 tahun," lanjut Junaidi.Keluarga korban sangat terpukul atas kejadian ini. Terlebih, hingga saat ini belum diketahui pasti jadwal kepulangan jenazah korban. Keluarga berharap pihak travel yang memberangkatkan korban membantu kepulangan jenazah."Info terakhir tadi malam, jenazah korban akan dipulangkan sehabis Lebaran Haji. Harapan keluarga, sisa uang biaya almarhum untuk dikembalikan karena punya anak yatim, kalau travelnya nggak tahu travel apa," tandasnya.SM ditemukan meninggal dunia di gurun Arab Saudi saat hendak menunaikan haji non-prosedural. Alasan nekat SM tetap berangkat haji tanpa jalur resmi diungkap oleh sahabatnya, Ahmad Asir."Dia (SM) bilang aman, doakan saja. Saya bilang kenapa tidak sabar menunggu yang legal aja? Dia tetap bilang aman, mungkin dia tidak tahu kalau peraturan sekarang sudah beda," kata Asir, Senin (2/6/2025).Asir menyebutkan, SM berangkat melalui sebuah travel, meski ia tak ingat nama travel tersebut. SM sendiri merupakan dosen di salah satu kampus swasta di Pamekasan.Baca juga: Alasan WNI Asal Madura Naik Haji Ilegal hingga Meninggal di Gurun"Dia berangkat ikut travel multi apa gitu, saya lupa," ujarnya.SM bersama dua WNI lainnya, J dan S, diketahui menggunakan visa ziarah multiple untuk masuk ke Makkah tanpa dokumen haji resmi dengan menumpang taksi gelap. Sopir taksi yang ketakutan ditangkap patroli aparat Saudi, memaksa mereka turun di tengah gurun. Suhu ekstrem menjadi ancaman mematikan."Ketiganya nekat masuk Makkah tanpa prosedur resmi. Mereka ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir taksi lalu ditemukan aparat keamanan menggunakan drone. SM sudah dalam keadaan meninggal, sementara dua lainnya dirawat di rumah sakit," ujar Konjen RI Jeddah, Yusron B Ambary, Minggu (31/5).Sebelumnya, SM sempat terjaring razia bersama 10 WNI lainnya, lalu diusir ke Jeddah. Namun, SM tetap berusaha kembali ke Makkah melalui jalur gelap.Jenazah SM kini masih di rumah sakit Makkah untuk proses visum. KJRI Jeddah telah berkoordinasi dengan keluarga di Madura dan tengah mempersiapkan proses pemakaman.Konjen Yusron mengingatkan agar seluruh WNI tidak tergiur ajakan berhaji secara ilegal. "Haji harus dijalankan secara sah dan sesuai aturan. Jangan sampai hanya karena memaksakan diri, nyawa melayang. Uang hilang, haji pun gagal," tegasnya.KJRI Jeddah pun terus mengedukasi masyarakat soal bahaya dan risiko haji non-prosedural yang sangat ketat diawasi pemerintah Arab Saudi.