Tragis Dosen Asal Pamekasan Meninggal di Gurun Saat Hendak Haji Ilegal

Tragis Dosen Asal Pamekasan Meninggal di Gurun Saat Hendak Haji Ilegal

dpe2025/06/03 08:10:16 WIB
Foto paspor SM (42), WNI asal Pamekasan, Madura jemaah haji non-prosedural yang ditemukan meninggal di gurun Arab Saudi (Foto: Dok. Istimewa)

Nasib tragis menimpa SM (42), Warga Negara Indonesia (WNI) asal Desa Blumbungan, Pamekasan, Madura. Ia ditemukan meninggal di gurun Arab Saudi saat hendak menunaikan haji secara nonprosedural alias ilegal.Kabar duka ini pun menyisakan luka mendalam bagi teman-temannya dan pihak keluarganya di Pamekasan. Kini keluarga menunggu jenazah dipulangkan dari Arab Saudi.Ahmad Asir, salah satu sahabat sekaligus tetangganya mengatakan SM sempat berpamitan ke teman-temannya akan berangkat haji. SM kemudian berangkat ke Arab Saudi pada tanggal 25 April 2025.Sebagai sahabatnya, Asir sebenarnya sudah mengingatkan agar berangkat melalui jalur resmi. Asir menyebut SM selama ini merupakan dosen di sebuah kampus swasta di Pamekasan.Baca juga: Coba Naik Haji Ilegal, WNI Asal Madura Ditemukan Meninggal di Gurun"Dia berangkat ikut travel multi apa gitu lupa saya, tapi sudah saya tegur sebelum berangkat, kiranya aman nggak itu, sambil guyon saya bilangnya," tutur Asir kepada detikJatim Selasa (3/5/2025)."Tapi dia bilang aman, doakan saja, saya bilang kenapa tidak sabar menunggu yang legal aja? dia tetap bilang aman, mungkin dia tidak tahu kalau peraturan sekarang udah beda," imbuhnya.Sementara itu, Junaidi, salah satu tokoh di desa SM mengatakan keluarga saat ini masih berduka. Menurutnya, pihak keluarga sempat meragukan kabar meninggalnya SM."Tidak ada kepastian, tapi barusan ada telepon dari Makkah positif meninggal, info kepulangan jenazah belum tahu pasti," tandas Junidi.Sebelumnya, SM diketahui menempuh perjalanan ke Makkah secara ilegal bersama 2 WNI lainnya berinisial J dan S. Saat dievakuasi, SM sudah dalam keadaan meninggal, sedangkan 2 orang lainnya dalam kondisi dehidrasi berat.Baca juga: Ketakutan Bu Nunuk Dikejar-kejar Polisi Arab Saudi Sebelum MeninggalDilansir dari detikHikmah, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi kebenaran kabar ini. Peristiwa ini terjadi pada 27 Mei 2025. Ketiganya diketahui menggunakan visa ziarah multiple dan mencoba masuk ke Makkah tanpa dokumen haji resmi dengan menumpang taksi gelap.Sopir taksi yang takut tertangkap patroli memaksa ketiganya turun di tengah gurun pasir, di mana suhu ekstrem menjadi ancaman serius. Di tengah perjalanan yang sangat berbahaya itulah SM ditemukan meninggal sedangkan J dan S berhasil diselamatkan pihak berwenang."Ketiganya nekat masuk Makkah tanpa prosedur resmi. Mereka ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir taksi lalu ditemukan aparat keamanan menggunakan drone. SM sudah dalam keadaan meninggal, sementara dua lainnya dirawat di rumah sakit," ujar Konjen RI Jeddah, Yusron B Ambary, Minggu (31/5).Sebelum dicampakkan di tengah gurun pasir itu almarhum SM bersama 10 WNI lainnya sudah sempat terjaring razia aparat keamanan Saudi dan diusir ke Jeddah. Tetapi SM tetap berupaya kembali ke Makkah melalui jalur tidak resmi.Saat ini jenazah almarhum SM masih berada di rumah sakit Makkah untuk proses visum. Berkaitan dengan jenazah SM ini KJRI Jeddah telah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Madura dan tengah mempersiapkan proses pemakaman.Konjen Yusron mengimbau agar seluruh WNI tidak tergiur ajakan mengikuti haji secara non-prosedural yang melanggar hukum dan membahayakan jiwa."Haji harus dijalankan secara sah dan sesuai aturan. Jangan sampai hanya karena memaksakan diri, nyawa melayang. Uang hilang, haji pun gagal," tegasnya.KJRI Jeddah terus mengedukasi masyarakat agar senantiasa mengikuti aturan pemerintah Arab Saudi dalam menjalankan ibadah haji. Penegakan hukum dan sistem pengawasan ketat oleh otoritas Saudi menjadikan aktivitas haji ilegal sebagai tindakan yang sangat berisiko.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya