Jemaah haji furoda Indonesia tahun ini dipastikan gagal berangkat. Hal ini merupakan imbas dari penutupan visa haji furoda yang diatur oleh Arab Saudi.Setiap tahun, ribuan umat Muslim Indonesia mendambakan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Namun, keterbatasan kuota haji reguler membuat banyak calon jemaah mencari alternatif lain, salah satunya adalah haji furoda.Sayangnya, pada tahun 2025 ini, ribuan calon jemaah haji furoda dari Indonesia menghadapi kenyataan pahit, mereka gagal berangkat ke Tanah Suci.Dilansir dari detikHikmah, Arab Saudi telah resmi menutup penerbitan visa haji furoda pada 26 Mei 2025, pukul 13.50 waktu Arab Saudi. Kebijakan ini dikonfirmasi oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Hilman Latief, yang menyatakan bahwa semua jenis visa haji telah ditutup oleh pemerintah Saudi.Keputusan ini berdampak besar bagi calon jemaah haji furoda yang telah mempersiapkan keberangkatan mereka. Banyak dari mereka yang sudah membayar biaya perjalanan dan berharap visa akan terbit di menit-menit terakhir. Namun, harapan tersebut pupus setelah pengumuman resmi dari pemerintah Saudi.Apa sebenarnya Haji Furoda itu, dan mengapa banyak jemaah gagal berangkat tahun ini? Simak penjelasan yang telah detikKalimantan rangkum berikut ini.Apa Itu Haji Furoda?Haji Furoda adalah jalur haji non-kuota yang memungkinkan calon jemaah berangkat ke Tanah Suci tanpa melalui antrean panjang seperti pada haji reguler.Jalur ini menggunakan visa mujamalah, yaitu visa undangan langsung dari pemerintah Arab Saudi yang biasanya diberikan kepada individu atau kelompok tertentu sebagai bentuk penghormatan atau hubungan diplomatik.Karena sifatnya yang eksklusif dan tidak melalui kuota resmi pemerintah Indonesia, biaya Haji Furoda cenderung lebih tinggi dibandingkan haji reguler atau haji khusus.Keunggulan haji furoda antara lain:Tidak perlu antre seperti haji reguler.Legal di mata pemerintah Saudi.Waktu pelunasan lebih fleksibel dibandingkan haji reguler.Karena termasuk kategori haji istimewa, calon jemaah harus membayar biaya yang lebih tinggi dibandingkan haji reguler. Namun, dengan kebijakan terbaru dari Arab Saudi, visa haji furoda tahun ini tidak diterbitkan, sehingga banyak calon jemaah yang gagal berangkat.Baca juga: Efek Domino Usai Saudi Tak Terbitkan Visa Haji FurodaMengapa Jemaah Haji Furoda Gagal Berangkat pada 2025?Tahun 2025 menjadi tahun yang mengecewakan bagi banyak calon jemaah Haji Furoda Indonesia. Dirangkum dari berbagai sumber, ini faktor utama yang menyebabkan kegagalan keberangkatan jamaah haji furoda.1. Tidak Diterbitkannya Visa MujamalahPemerintah Arab Saudi, melalui sistem pelaporan elektronik Masar Nusuk dan koordinasi dengan Kementerian Haji dan Umrah, menyatakan bahwa penerbitan visa mujamalah telah ditutup untuk musim haji tahun ini.Hal ini dikonfirmasi oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) dalam surat edaran resmi mereka.2. Reformasi Digital dan Penataan Penyelenggaraan HajiKeputusan Arab Saudi untuk tidak menerbitkan visa mujamalah tahun ini kemungkinan besar berkaitan dengan reformasi digital dan upaya penataan penyelenggaraan haji agar lebih tertib.Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa seluruh proses haji berjalan dengan lancar dan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.3. Keterbatasan Kuota dan Hak Prerogatif KerajaanVisa mujamalah merupakan hak prerogatif Kerajaan Arab Saudi dan tidak memiliki alokasi kuota yang pasti setiap tahunnya. Jumlah dan pembagian kuota visa ini sepenuhnya berada di bawah kewenangan Kerajaan, sehingga tidak ada jaminan bahwa visa akan diterbitkan setiap tahun.Dampak bagi Jemaah dan Penyelenggara TravelKegagalan keberangkatan ini tidak hanya berdampak pada jemaah yang telah membayar biaya tinggi untuk Haji Furoda, tetapi juga pada penyelenggara travel yang mengalami kerugian finansial signifikan. Beberapa biro travel bahkan harus menanggung kerugian hingga miliaran rupiah akibat pembatalan mendadak ini.Sebelum kebijakan ini diumumkan, banyak travel haji telah mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan, seperti:Pembayaran layanan Masa'ir (layanan Arafah, Muzdalifah, dan Mina).Booking tiket pesawat dan hotel, bahkan beberapa travel telah meng-upgrade hotel dari bintang 3 ke bintang 5.Biaya operasional lainnya, termasuk transportasi dan pemeriksaan kesehatan jemaah.Menurut Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI), kerugian yang dialami travel bisa mencapai Rp 1-2 miliar untuk setiap kelompok jemaah berjumlah sekitar 50 orang.Bahkan, beberapa travel sudah membawa jemaahnya ke Jakarta dengan harapan visa akan turun di menit-menit terakhir.Selain kerugian finansial, banyak jemaah merasa kecewa dan frustrasi karena harapan mereka untuk menunaikan ibadah haji tahun ini harus tertunda. Beberapa dari mereka bahkan telah mempersiapkan diri secara spiritual dan logistik, namun harus menerima kenyataan bahwa keberangkatan mereka dibatalkan.Imbauan dan Langkah AntisipatifMengingat kejadian ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih jalur haji. Calon jemaah disarankan untuk mengikuti jalur resmi yang telah ditetapkan pemerintah guna menghindari risiko serupa di masa depan.Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk tidak tergiur dengan tawaran haji tanpa antrean yang tidak melalui jalur resmi, karena risiko kegagalan keberangkatan sangat tinggi.Haji furoda, meskipun menawarkan jalur cepat tanpa antrean panjang, memiliki risiko tinggi karena bergantung pada kebijakan dan keputusan pemerintah Arab Saudi yang dapat berubah sewaktu-waktu.Pantau terus perkembangan haji Indonesia tahun 2025 melalui media sosial dan situs resmi Kemenag. Semoga artikel ini bermanfaat.Baca juga: Idul Adha 2025 Jatuh pada 6 Juni, Berikut Rangkaian Ibadah Haji 1446 H