Dzulhijjah merupakan bulan yang datang dua bulan setelah Ramadhan. Namun, tidak sedikit umat Islam yang belum sempat mengganti (qadha) puasa Ramadhan yang mereka tinggalkan. Di sisi lain, bulan Dzulhijjah juga dipenuhi dengan anjuran puasa sunnah, seperti puasa awal Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, sehingga memunculkan pertanyaan yang sering muncul di kalangan Muslim, yaitu belum puasa qadha Ramadhan, boleh puasa Dzulhijjah atau tidak?Puasa yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah sendiri terdiri dari 9 hari. Pertama, puasa sunnah yang dijalankan pada tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah. Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijjah terdapat puasa sunnah Tarwiyah dan puasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijjah. Setelah menjalankan seluruh rangkaian puasa sunnah ini, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.Jika detikers menghadapi situasi yang sama, yaitu ingin menjalankan puasa Dzulhijjah tetapi belum sempat mengganti puasa Ramadhan, sebaiknya jangan lewatkan penjelasan lengkapnya berikut ini!Baca juga: Idul Adha 2025 Tanggal Berapa? Ini Jadwalnya Menurut Aturan ResmiBelum Puasa Qadha Ramadhan Boleh Puasa Dzulhijjah atau Tidak?Pertanyaan apakah boleh berpuasa Dzulhijjah sebelum menyelesaikan qadha Ramadhan memang sering muncul, terutama menjelang masuknya hari-hari utama dalam kalender Hijriah. Berdasarkan panduan dalam Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, puasa qadha hendaknya disegerakan pelaksanaannya, apalagi jika ditinggalkan tanpa uzur.Menjalankan puasa sunnah ketika masih memiliki tanggungan puasa wajib dianggap tidak dibenarkan. Bahkan, disebutkan bahwa haram hukumnya melaksanakan puasa sunnah sebelum menyelesaikan puasa wajib yang tertunda.Masih menurut Nur Solikhin, puasa qadha wajib dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan berikutnya. Bila ingin dilakukan pada bulan Syawal, maka harus dimulai setelah tanggal 1 atau setelah hari-hari Tasyrik. Hal ini menegaskan pentingnya mendahulukan tanggung jawab ibadah fardhu sebelum mengerjakan ibadah sunnah.Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Dzulhijjah dengan Qadha Ramadhan?Senada dengan itu, dalam buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar, ditegaskan bahwa umat Islam yang masih memiliki utang puasa Ramadhan wajib mengqadhanya. Meski demikian, disebutkan pula bahwa terdapat pendapat ulama yang memperbolehkan menggabungkan niat antara puasa qadha dan puasa sunnah seperti Syawal atau Dzulhijjah, sebagai solusi bagi umat Islam yang khawatir tidak sempat menunaikannya secara terpisah.Namun, perlu dipahami bahwa sebagian ulama berpendapat keutamaan puasa sunnah seperti Dzulhijjah hanya bisa diraih jika dikerjakan secara khusus, tanpa digabungkan dengan qadha. Oleh sebab itu, bagi umat Islam yang ingin meraih keutamaan puasa sunnah secara penuh, disarankan untuk menyelesaikan puasa qadha terlebih dahulu.Sementara itu, menurut penjelasan di NU Online, umat Islam yang masih memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk mengqadha puasanya pada hari-hari yang juga dianjurkan untuk puasa sunnah, seperti Tarwiyah dan Arafah di bulan Dzulhijjah. Menurut penjelasan para ulama seperti Syekh Zakariya Al-Anshari dan Sayyid Bakri dalam kitab Asnal Mathalib dan I'anatut Thalibin, orang yang berpuasa qadha di hari-hari tersebut tetap memperoleh keutamaan puasa sunnahnya, meskipun niatnya bukan untuk puasa sunnah.Oleh karena itu, jika utang puasa Ramadhan baru diingat menjelang bulan Dzulhijjah, disarankan untuk mengqadhanya tepat di bulan itu agar tetap meraih pahala besar dari puasa Dzulhijjah. Jika akan melaksanakan puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah, maka niat yang dianjurkan untuk dibaca adalah berikut ini.نَوَيْتُ صَوْمَ قَضَاءِ رَمَضَان َNawaitu shauma qadhā'i Ramadhāna.Artinya: "Aku berniat untuk menqadha puasa Ramadhan."Seperti saat menjalankan puasa wajib Ramadhan, bacaan niat ini harus dilakukan pada malam hari, yaitu mulai dari terbenamnya Matahari hingga terbit fajar. Tidak seperti niat puasa sunnah yang masih bisa dibaca hingga pagi atau siang sebelum tergelincirnya Matahari.Niat Puasa DzulhijjahBagi umat Islam yang akan menjalankan puasa Dzulhijjah selama 9 hari, berikut ini adalah niat yang dianjurkan untuk dibaca sebagaimana dijelaskan dalam buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifa Zain Nasrullah serta Dahsyatnya Puasa Sunah oleh H. Amirulloh Syarbini dkk.1. Niat Puasa 1-7 Dzulhijjahنَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُو الْحِجَةٌ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَىNawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'aala.Artinya: "Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Taala."2. Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjahنَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَىNawaitu sawma tarwiyyata sunnatan lillahi ta'alaArtinya: "Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah Taala."3. Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjahنويْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةَ اللَّهِ تَعَالَىNawaitu sawma 'Arafata sunnata Allahi taala.Artinya: "Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala."Baca juga: Puasa Dzulhijjah 2025 Mulai Tanggal Berapa? Cek Jadwal, Niat, dan Tata CaranyaDemikianlah penjelasan lengkap mengenai hukum menjalankan puasa Dzulhijjah ketika belum mengerjakan qadha Ramadhan. Semoga bermanfaat!