Viral Kades Bayar Tagihan Warga di RSUD Palabuhanratu Pakai STNK

Viral Kades Bayar Tagihan Warga di RSUD Palabuhanratu Pakai STNK

sya2025/05/26 13:00:06 WIB
RSUD Palabuhanratu. (Foto: Syahdan Alamsyah)

Sebuah video memperlihatkan Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana alias Jaro Midun berdiri di kasir rumah sakit sambil menyerahkan uang dan STNK mobilnya viral.Aksi itu dilakukan untuk membantu seorang warga kurang mampu yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan sedang sakit.Peristiwa menyentuh ini terjadi pada Minggu (25/5/2025). Menurut Jaro Midun, saat itu keluarga pasien mendatangi rumahnya tengah malam karena sang pasien mengalami sesak napas."Ada warga yang sakit setelah dicek dia tidak punya KIS, sedangkan warga itu tidak mampu dan harus segera diobati," kata Midun kepada detikJabar Senin (26/5/2025)."Waktu itu keluarganya datang ke rumah tengah malam dan saya bawa langsung ke rumah sakit," lanjutnya.Menurutnya, warga tersebut harus segera ditangani, namun di tengah keterbatasan biaya dan waktu, proses administratif untuk membuat KIS dari APBD tidak bisa langsung diproses."Mau bikin KIS APBD belum dibuka oleh pemerintah kabupaten, yang hanya ada KIS prabayar. Sedangkan KIS prabayar itu kan 14 hari waktunya," ucap Midun menjelaskan."Sehingga awal-awal itu harus dibawa rawat inap daripada enggak tertolong. Yang penting sembuh," sambungnya.Baca juga: DPRD Sukabumi Bahas RPJMD, Fraksi Soroti Visi dan Program PrioritasSelama tiga hari, pasien dirawat sebagai pasien umum. Hingga pada Minggu siang, pihak rumah sakit meminta pasien pulang lantaran tidak ada jaminan biaya pengobatan."Setelah tiga hari, karena tidak punya KIS sehingga masuk ke umum dan harus bayar dan tidak bisa bayar," katanya."Warga tuh menghubungi saya langsung ke rumah sakit," imbuhnya.Mendengar kabar itu, Midun langsung bergegas. Sayangnya, ia hanya membawa uang Rp 500 ribu. Sementara, total tagihan pengobatan yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.780.000."Tadi pas ditelpon tuh langsung ke rumah sakit dan saya waktu tadi punya uang 500 ribu. Jumlah pembayaran 1 juta 780 ribu semuanya yang harus dibayar," tutur Midun."Berhubung tadi tidak cukup saya kasihkan DP uang jaminan 500 ribu sama STNK mobil," tambahnya.Tindakan inilah yang kemudian direkam dalam sebuah video dan menyebar luas. Dalam video, Jaro Midun terlihat berdiri di depan kasir rumah sakit, bernegosiasi sambil menyerahkan dokumen dan sejumlah uang.Menurut Midun, saat pertama dibawa ke rumah sakit, kondisi pasien cukup gawat dan tidak memungkinkan menunggu pengurusan KIS secara formal."Waktu itu nafasnya tersendak, harus dibawa ke rumah sakit," ujarnya.Baca juga: Perjuangan Virli Besarkan 2 Anak dengan ThalasemiaRencana awalnya, pihak keluarga baru akan mengurus KIS pada Senin, 26 Mei 2025. Namun, belum sempat diurus, pasien sudah lebih dulu dipulangkan."Rencananya hari Senin itu mau diusahakan agar dapat KIS, eh ternyata disuruh pulang," katanya.Midun menyayangkan belum tersedianya alokasi KIS dari APBD yang bisa dimanfaatkan masyarakat tidak mampu secara cepat. Ia menilai pemerintah daerah seharusnya bisa kembali membuka program ini agar kejadian serupa tidak terulang."Saya berharap APBD kabupaten khususnya untuk kesehatan agar dibuka lagi untuk masyarakat yang kurang mampu, agar dianggarkan lagi dari APBD. Utamakan untuk membiayai KIS untuk warga yang tidak mampu karena pada saat ini dijelaskan di undang-undang kesehatan, warga itu dijamin oleh negara," tegas Midun."Memang pada saat ini ada KIS dari pusat, itukan KIS dari pusat itu tidak bisa langsung masukkan ke DTKS data. Itu juga sudah dimasukkan sebetulnya ke data DTKS, tapi kan dari kabupaten itu tidak ada anggarannya informasinya," sambungnya.Ia menegaskan, jangan sampai hanya karena tidak memiliki KIS dan uang, warga enggan ke rumah sakit dan akhirnya kehilangan nyawa."Harapan saya kepada pemerintah agar menganggarkan secepatnya untuk membuka KIS APBD lagi untuk kesehatan masyarakat Kabupaten Sukabumi yang kurang mampu. Jangan sampai warga yang sakit tidak punya KIS, tidak punya uang, sehingga mereka tidak mau ke rumah sakit karena tidak mampu membayar dan akhirnya tidak tertolong," tutup Midun.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya