Mengapa Ghibah Dilarang oleh Agama? Ini Alasan, Dampak dan Cara Menghindarinya

Mengapa Ghibah Dilarang oleh Agama? Ini Alasan, Dampak dan Cara Menghindarinya

sto2025/05/23 13:57:00 WIB
Ilustrasi ghibah. (Foto: Getty Images/Aang Permana)

Menggunjing orang lain atau ghibah sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Namun, kita perlu memahami bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang agama, khususnya agama Islam. Bahkan ada alasan khusus mengapa ghibah dilarang oleh agama.Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi, ghibah juga dapat dilakukan di dunia maya, baik media sosial maupun pesan singkat. Jelas hal ini juga termasuk dalam larangan agama meskipun ghibah tidak dilakukan dengan lisan secara langsung.Lantas, apakah yang membuat ghibah begitu terlarang dalam pandangan agama Islam? Mari kita cari tahu penyebabnya, detikers!Baca juga: Apakah Suami Istri Bersentuhan Membatalkan Wudhu? Ini Penjelasan 4 MazhabAlasan Mengapa Ghibah Dilarang oleh AgamaGhibah adalah menyebutkan keburukan atau aib seseorang di belakangnya yang jika ia mendengarnya, maka ia tidak akan menyukainya. Dikutip dari buku Dosa Besar Kecil yang Terabaikan Penyebab Siksa Azab Kubur yang Pedih tulisan Nur 'Aisyah Albantany, ada beberapa alasan mengapa agama sangat melarang ghibah.1. Ghibah Merupakan Dosa Besar yang Dibenci AllahIslam melarang ghibah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menganggapnya sebagai perbuatan keji dan kotor. Banyak orang meremehkannya, padahal dalam pandangan syariat, ghibah termasuk dosa besar yang mengundang murka Allah dan bahkan bisa mendatangkan azab.Dalam sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam disebutkan:"Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya." (As-Silsilah As-Shahihah)2. Mengghibah Sama Seperti Memakan Bangkai Saudara SendiriAl-Quran menggambarkan ghibah dengan perumpamaan yang sangat menjijikkan, yaitu seperti memakan bangkai saudara sendiri. Ini menunjukkan betapa tercelanya perbuatan ini dalam syariat.Firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 12:"Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya..."3. Melanggar Kehormatan Sesama MuslimSalah satu tujuan utama syariat Islam adalah menjaga kehormatan manusia. Ghibah secara langsung melanggar kehormatan saudara sesama Muslim, dan itu bertentangan dengan prinsip dasar Islam dalam menjaga martabat manusia.Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas (sesama) kalian." (HR. Muslim)4. Mengandung Unsur Zalim dan KetidakadilanGhibah adalah bentuk kezaliman verbal terhadap orang lain. Orang yang dighibahi tidak berada di tempat untuk membela diri, dan hal ini jelas merupakan bentuk ketidakadilan serta menyakiti hati orang lain tanpa hak.Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa setiap bagian tubuh, harta, atau keadaan saudara yang disebut dengan niat merendahkan termasuk ghibah, bahkan bila hanya berupa isyarat atau sindiran halus.5. Memicu Permusuhan dan Perpecahan SosialGhibah sering kali berawal dari prasangka buruk (suudzon) dan berujung pada fitnah, yang pada akhirnya dapat memicu permusuhan, pecahnya ukhuwah, dan rusaknya hubungan sosial. Orang yang menjadi korban ghibah biasanya akan merasa terhina dan dijauhkan dari lingkungan pergaulan.6. Menggibah Merugikan Diri Sendiri di AkhiratDalam Islam, ghibah tidak hanya merugikan korban, tetapi juga merugikan pelakunya di akhirat. Kebaikan pelaku ghibah akan berpindah kepada orang yang digunjing. Jika tidak ada kebaikan yang cukup, dosa orang yang dighibahi akan ditimpakan kepada pelakunya.7. Dilarang Langsung oleh Nabi Shallallahu Alaihi WasallamLarangan ghibah tidak hanya datang dari ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga dari hadits-hadits Nabi. Dalam banyak riwayat, Rasulullah secara langsung menegur dan memperingatkan para sahabat agar menjauhi ghibah, dan bahkan menjanjikan balasan berupa penjagaan dari api neraka bagi orang yang membela kehormatan saudaranya.Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:"Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api Neraka dari wajahnуа." (HR. Ahmad)Dampak GhibahGhibah juga termasuk perbuatan yang memiliki dampak buruk bagi manusia. Hal ini dijelaskan Hasan Sau'di dalam buku Jerat-jerat Lisan.1. Mencermarkan Nama BaikOrang yang menjadi sasaran ghibah akan mengalami rusaknya reputasi di hadapan orang lain. Aib yang tersebar oleh pelaku ghibah membuat pendengarnya membentuk penilaian buruk tanpa tabayun. Berita tersebut pun terus menyebar dari satu orang ke orang lain, memperluas keburukan yang diterima oleh orang yang digunjingkan.Semakin luas penyebaran informasi negatif itu, semakin sulit pula pemulihan nama baik yang telah rusak. Sekali seseorang kehilangan kepercayaan masyarakat karena ghibah, maka butuh waktu dan usaha besar untuk membalikkan persepsi tersebut. Sering kali, korban tidak tahu apa-apa, namun telah menjadi bahan gunjingan banyak orang.2. Kesempatan Baik Dapat HilangGhibah dapat menggagalkan kebaikan atau kesempatan yang seharusnya diperoleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melamar pekerjaan, lalu pelaku ghibah menyampaikan hal buruk tentangnya kepada pihak yang merekrut, kesempatan tersebut akhirnya hilang. Penilaian pun dibuat bukan dari fakta, melainkan dari ucapan orang yang belum tentu benar.Situasi ini mencerminkan betapa besar kerugian yang bisa ditimbulkan dari lisan yang tidak terjaga. Kesempatan yang sudah di depan mata bisa sirna hanya karena satu kalimat yang mengandung keburukan. Peluang hidup yang lebih baik pun tertutup karena opini yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.3. Mendapat Ancaman Azab dari AllahGhibah termasuk dosa besar yang mendatangkan ancaman azab dari Allah. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melihat satu kaum yang memakan bangkai saat malam Isra'. Ketika beliau bertanya kepada Jibril tentang mereka, Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia."Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia." (HR. Ahmad)Perumpamaan ini menunjukkan betapa menjijikkan dan buruknya ghibah dalam pandangan Allah. Jika memakan bangkai saja tidak layak dilakukan manusia, maka ghibah yang disamakan dengan itu jauh lebih hina. Pelaku ghibah tidak hanya berdosa, tetapi juga mendapat ancaman siksa yang mengerikan di akhirat.4. Dijauhi dan Dibenci oleh ManusiaOrang yang suka menggibah akan kehilangan kecintaan dari orang-orang di sekitarnya. Masyarakat tidak akan merasa nyaman dekat dengan seseorang yang sering menyebarkan aib. Ketakutan akan menjadi korban berikutnya membuat orang lain lebih memilih menjaga jarak dan menjauhi hubungan dengannya.Situasi ini menciptakan kesendirian dan keterasingan sosial bagi pelaku ghibah. Tidak ada yang bersedia menolong atau mempercayai saat ia sendiri dalam kesulitan. Ia pun menjadi terasing dari lingkungannya karena kebiasaan buruknya sendiri. Kepercayaan yang rusak sangat sulit diperbaiki.5. Diharamkan Masuk SurgaSalah satu dampak paling berat dari perbuatan ghibah dan namimah adalah tertutupnya pintu surga bagi pelakunya. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda bahwa pelaku namimah tidak akan masuk surga."Para pelaku namîmah tidak akan masuk jannah." (Muttafaq 'alaih)Ancaman ini menunjukkan betapa seriusnya dosa tersebut. Surga adalah tujuan akhir setiap muslim, dan bila seseorang menjauhi perbuatan syirik tetapi tetap melakukan ghibah dan namimah, maka surga pun bisa jauh darinya. Tidak ada kebaikan yang mampu menutupi kejahatan lisan yang dilakukan terus-menerus tanpa taubat.Cara Menghindari GhibahMenurut Abu Syahidah dalam buku Kamu Hobby Tapi Agama Melarang, terdapat sejumlah kiat yang dapat kita praktikkan untuk menghindari kebiasaan ghibah.1. Mengingat Murka Allah terhadap Pelaku GhibahLangkah pertama untuk menghindari ghibah adalah selalu menanamkan kesadaran bahwa perbuatan ini mendatangkan murka Allah. Ghibah bukan sekadar dosa kecil, melainkan salah satu sebab turunnya azab dari Allah kepada hamba-Nya. Ketika seseorang mengingat bahwa Allah murka terhadap orang yang berghibah, maka akan timbul rasa takut untuk melakukannya.Rasa takut ini menjadi benteng awal yang bisa mencegah lidah dari menyampaikan hal-hal yang buruk tentang orang lain. Ghibah bukan hanya melukai kehormatan orang yang digunjing, tetapi juga menghancurkan hubungan sosial dan membawa dosa besar. Karena itu, selalu mengingat bahwa ghibah mendatangkan kebencian Allah akan menumbuhkan kehati-hatian dalam berbicara.2. Takut Kehilangan Pahala atau Mendapat Tambahan DosaSeseorang harus menyadari bahwa mengghibah orang lain akan mengakibatkan pahala yang telah diperoleh berpindah kepada orang yang digunjing. Jika tidak ada pahala yang bisa diberikan, maka dosa orang tersebut akan ditimpakan kepadanya. Hal ini tentu merugikan dan memperburuk kondisi amal seseorang.Mengingat kemungkinan ini bisa membuat seseorang lebih berpikir sebelum membuka aib orang lain. Kerugian besar menanti setiap kali ghibah dilakukan, baik di dunia maupun di akhirat. Jika kesadaran ini selalu hadir dalam hati, maka lidah akan terjaga dari berkata buruk dan dosa akan dihindari.3. Sibuk Mengoreksi Aib Diri SendiriSalah satu cara paling efektif untuk menjauh dari ghibah adalah dengan sibuk memperbaiki diri sendiri. Ketika seseorang menyadari bahwa dirinya penuh dengan kekurangan, maka tidak akan mudah baginya untuk mencela orang lain. Kesadaran akan aib sendiri menumbuhkan rasa malu dalam membuka aib saudara.Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:"Beruntunglah orang-orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri daripada membicarakan aib orang lain." (HR. Al-Bazzar)4. Bersyukur Bila Tidak Mengalami Aib yang SamaJika melihat kekurangan pada orang lain yang tidak dimiliki, hendaknya yang muncul dalam hati adalah rasa syukur. Allah telah melindungi dari ujian atau kelemahan serupa. Daripada membuka aib tersebut dan menggibahnya, lebih baik menggunakannya sebagai momen untuk bersyukur dan berdoa agar tetap dijauhkan dari hal tersebut.Menggunjing orang yang memiliki aib berarti mengotori diri sendiri dengan dosa yang bahkan lebih berat dari aib yang dibicarakan. Sebaliknya, dengan rasa syukur dan empati, seseorang bisa menjaga hati dan lisannya tetap bersih.5. Mengingat Beratnya Perumpamaan Ghibah dalam Al-QuranGhibah diibaratkan dalam Al-Quran sebagai perbuatan memakan bangkai saudara sendiri. Perumpamaan ini menunjukkan betapa menjijikkan dan kejamnya ghibah di sisi Allah. Tidak ada orang yang mau memakan daging mayat saudaranya, apalagi dalam kondisi yang kotor dan menjijikkan.Allah berfirman:"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. al-Hujurat: 12)6. Menegur Teman yang Sedang MengghibahKetika berada dalam situasi di mana orang lain sedang menggibah, kewajiban seorang Muslim adalah mengingatkan, bukan ikut serta atau diam saja. Menegur dengan sopan dan penuh hikmah bisa menjadi cara untuk mencegah terjadinya dosa berjamaah. Jika tidak mampu mengingatkan dengan kata-kata, maka setidaknya menjauh dari pembicaraan tersebut.Menjadi bagian dari majelis ghibah sama saja dengan menyetujui perbuatan tersebut. Oleh karena itu, menjaga lingkungan pembicaraan dan berani berkata benar adalah kunci agar tidak ikut terjerumus dalam dosa ghibah.7. Menjaga Lisan dengan Mengingat Larangan SyariatSering mengingat larangan-larangan dalam Al-Quran dan hadits tentang ghibah akan membantu menjaga lisan. Ayat-ayat yang menakutkan dan hadits-hadits yang memperingatkan bisa menjadi pengingat kuat agar tidak mudah terjerumus. Lisan yang dijaga dengan kesadaran syariat akan lebih berhati-hati dalam setiap ucapan.Setiap kata yang keluar akan dipertimbangkan terlebih dahulu apakah mendatangkan pahala atau dosa. Dengan membiasakan diri membaca dan merenungi nas-nas tentang larangan ghibah, seseorang bisa lebih kuat dalam menjaga ucapannya.8. Berdoa agar Dijauhkan dari Perbuatan GhibahMeskipun usaha menjaga diri sudah dilakukan, tetap diperlukan kekuatan dari Allah agar bisa konsisten. Berdoa agar dijauhkan dari perbuatan ghibah adalah bentuk tawakal kepada Allah setelah berikhtiar. Doa menjadi senjata penting bagi seorang hamba dalam menjaga lisannya.Dengan terus memohon perlindungan dari Allah, hati akan dijaga, pergaulan akan diarahkan kepada kebaikan, dan lisan akan dikontrol dengan lebih baik. Ketika Allah menjaga lisan seseorang, maka ia akan terhindar dari membicarakan keburukan orang lain.Baca juga: Hukum Memakan Biawak dalam Islam, Apakah Halal atau Haram?Jadi, sudah jelas bahwa ghibah dilarang agama karena dampak negatif yang ditimbulkan. Mari kita jauhi ghibah!

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya