PeduliLindungi Diretas Jadi Situs Judol, Kemenkes: Dikelola Pihak Lain

PeduliLindungi Diretas Jadi Situs Judol, Kemenkes: Dikelola Pihak Lain

des2025/05/21 13:03:09 WIB
Foto: Dok. detikcom

Publik digegerkan oleh laman PeduliLindungi yang berubah menjadi laman judi online (judol). Laman yang kerap digunakan selama pandemi ini mengarah ke laman judol ketika diakses.Dilansir detikHealth, laman tersebut diduga diretas hingga tersambung ke situs judol. Ditanya mengenai hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan PeduliLindungi sudah tidak mereka kelola lagi.Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman menerangkan Kemenkes tidak lagi mengelola PeduliLindungi sejak mengaktifkan aplikasi dan situs SatuSehat pada Maret 2023."Jadi, SatuSehat sejak berubah dari PL (PeduliLindungi) per Maret 2023, otomatis pengelolaan, termasuk urusan keamanan, seluruhnya berikut website, juga tidak di Kemenkes lagi, dan dikelola oleh pihak lain," jelas Aji, Rabu (21/5/2025).Baca juga: Geger PeduliLindungi Berubah Jadi Laman Judol, Kemenkes RI Buka SuaraAji menyebut fitur-fitur yang sebelumnya ada di PeduliLindungi telah dialihkan semua ke SatuSehat. Untuk pengelolaannya, Aji menyebut saat ini PeduliLindungi dipegang oleh Telkom."Kami meminta masyarakat waspada akan situs yang bernama PeduliLindungi yang meminta data, karena saat ini Kemenkes mengelola SatuSehat, bukan lagi PeduliLindungi," ujarnya.PeduliLindungi pertama kali dirilis saat pandemi COVID-19. Aplikasi ini digunakan sebagai pendataan dan persyaratan akses masuk ke sejumlah mal, perkantoran, demi menekan risiko penyebaran kasus terus meluas. PeduliLindungi saat itu berfungsi untuk memastikan masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan serta vaksinasi.Platform tersebut kemudian di-integrasi sebagai satu data kesehatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Setelah sempat menghebohkan karena diretas dan mengarah ke situs judol, belakangan PeduliLindungi sudah terpantau kembali normal.Baca juga: RS di Samarinda Dapat Suntikan Dana Rp 1,1 Triliun dari Australia

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya