Buntut Demo Ojol Surabaya, Aplikasi Indrive Terancam 'Diusir' dari Jatim

Buntut Demo Ojol Surabaya, Aplikasi Indrive Terancam 'Diusir' dari Jatim

dpe2025/05/21 07:00:58 WIB
Demo ojol di Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

Ribuan driver ojek dan taksi online (ojol) memadati sejumlah titik strategis di Surabaya dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung Selasa (20/5). Salah satu hasil audiensi dengan Pemprov Jatim telah disepakati tindakan tegas terhadap aplikasi Indrive.Aksi ini yang diawali dengan titik kumpul di Bundaran Waru hingga Jalan Ahmad Yani itu sempat ricuh di depan kantor Gojek Surabaya di Jalan Ngagel sekitar pukul 11.15 WIB. Massa yang datang dengan atribut beragam aplikator memenuhi ruas jalan hingga harus ditutup sementara oleh pihak kepolisian.Ketegangan sempat terjadi ketika sejumlah driver berusaha membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan. Seorang pria yang diduga aparat mengambil ban itu hingga memicu adu mulut dan aksi saling dorong antara massa dan petugas."Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami. Tapi kenapa harus dihalangi?" teriak salah satu peserta aksi saat itu.Sekitar pukul 11.42 WIB, massa mulai bergerak menuju Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan. Di lokasi ini, ratusan driver kembali melakukan orasi dengan membawa spanduk bertuliskan "Turunkan Potongan Aplikasi 10%" dan "Aplikator Tambah Kaya, Driver Tambah Sengsara".Baca juga: Imbas Demo, Pengguna Keluhkan Tarif Ojek Online yang NaikSalah satu orator, Muklis, menyampaikan tuntutan utama para pengemudi: pembatasan potongan yang diberlakukan aplikator agar tidak melebihi 10%."Potongan 10% itu harga mati. Kalau lebih dari itu, kami tidak bisa hidup. Sekarang aplikator tambah kaya, tapi driver tambah sengsara," ujar Muklis dalam orasinya.Audiensi antara perwakilan driver dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun dilakukan. Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan dua poin penting, salah satunya adalah rencana pelarangan operasional aplikasi Indrive di wilayah Jatim."Jadi tadi aplikator yang hadir hanya dua, yaitu Gojek dan Grab. Sementara Shopee, Maxim, Lala Move, serta Indrive tidak hadir. Khusus Indrive, ini sudah yang ketiga kalinya mereka tidak hadir dalam audiensi dengan ojol. Ini menunjukkan tidak adanya itikad baik," kata Nyono kepada wartawan usai audiensi.Menindaklanjuti hal itu, Pemprov Jatim sepakat untuk mengirimkan surat usulan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melarang operasional Indrive di Jawa Timur."Rekomendasi akan segera kami kirimkan. Tujuannya agar Komdigi mempertimbangkan larangan operasional Indrive di Jatim karena mereka tidak mau hadir dalam tiga kali undangan resmi dari pemerintah dan pengemudi," jelas Nyono.Baca juga: Hasil Audiensi Demo Ojol di Surabaya: Indrive Dicoret dari JatimSelain itu, terhadap aplikator lain yang absen dalam audiensi tersebut yakni Shopee, Maxim, dan Lala Move juga akan segera mendapatkan teguran resmi dari Pemprov Jatim."Ketiganya sebelumnya menyatakan akan hadir saat audiensi di DPRD Jatim, tapi nyatanya hari ini tidak hadir. Maka akan kami berikan surat peringatan pertama," tandasnya.Sementara itu, perwakilan Gojek yang hadir, Sarwo Adi, Koordinator Satgas Gojek Jatim, menyampaikan bahwa pihaknya menghargai perjuangan para driver dan siap berdialog lebih lanjut."Kami menerima segala perjuangan rekan-rekan hingga saat ini. Kami sudah hadir di kantor gubernur dan siap duduk bersama untuk mencari solusi terbaik," ujarnya kepada para driver di depan kantor Gojek sebelum massa bergerak ke Kantor Gubernur.Selama aksi berlangsung, pengamanan dilakukan secara ketat. Polisi menutup Jalan Pahlawan dan mengalihkan arus lalu lintas ke Jalan Kebon Rojo. Warga diimbau untuk sementara menghindari area tersebut.Hingga sore hari, aksi berjalan relatif damai meskipun sempat terjadi ketegangan. Para driver berjanji akan terus mengawal kebijakan pemerintah hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya