Aktivis Demo Kecam Pabrik Tahu Sidoarjo Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik

Aktivis Demo Kecam Pabrik Tahu Sidoarjo Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik

irb2025/05/19 13:47:44 WIB
Demo tolak pembakaran sampah plastik oleh pabrik tahu di Sidoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)

Desa Tropodo, Kecamatan Krian, kembali menjadi sorotan akibat pekatnya asap dari pembakaran sampah plastik yang digunakan sebagai bahan bakar pembuatan tahu. Dalam pantauan tim Ecoton, setidaknya terdapat 43 pabrik tahu di kawasan tersebut yang masih menggunakan sampah plastik impor sebagai sumber energi utama.Hari ini, di bawah terik matahari, puluhan aktivis lingkungan dari berbagai komunitas berdiri berjejer di depan alun-alun kota. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk berisi pesan-pesan protes keras soal pencemaran udara di Tropodo akibat pembakaran sampah plastik oleh pabrik tahu.Direktur Eksekutif Ecoton, Daru Setyorini, menyebut penggunaan sampah plastik ini bukan hanya melanggar regulasi, tetapi juga sangat membahayakan kesehatan masyarakat."Asap dari pembakaran plastik menyebabkan kontaminasi dioksin dan mikroplastik, yang bisa masuk ke rantai makanan dan mengancam kesehatan warga Tropodo. Telur ayam kampung di sana bahkan mengandung dioksin 80 kali lipat dari ambang batas WHO," tegas Daru saat ditemui detikJatim usai unjuk rasa di alun-alun Sidoarjo, (17/5/2025).Baca juga: Kata BPOM Soal Viral Pabrik Tahu Pakai Bahan Bakar Sampah PlastikDaru juga menyampaikan, dalam pengukuran terbaru, kadar polusi PM2.5 di kawasan tersebut mencapai 1.063 µg/m3, jauh di atas ambang batas nasional sebesar 55 µg/m3."Kami juga mendeteksi 25 partikel mikroplastik/m2 di udara, ini sangat berbahaya karena dapat memicu ISPA dan kanker," tambahnya.Yang lebih memprihatinkan, Daru memaparkan fakta bahwa plastik yang dibakar sebagian besar berasal dari sampah impor negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, hingga Australia."Negara-negara tersebut mengeksploitasi Indonesia sebagai tempat pembuangan sampah mereka, dengan dalih membantu industri daur ulang," imbuh Daru.Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amig, menyatakan pihaknya tak tinggal diam. Ia menegaskan telah mengambil langkah serius dengan para pelaku usaha di Tropodo.Baca juga: 51 Pabrik Tahu di Sidoarjo Janji Setop Pakai Bahan Bakar Limbah Berbahaya"Kami sudah menandatangani komitmen dengan 43 pengusaha tahu untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar kategori B3 seperti plastik, karet, dan styrofoam," ujar Amig.Amig juga menegaskan bahwa batas toleransi untuk penggunaan bahan bakar berbahaya telah berakhir."Jika masih ditemukan, kami akan bertindak tegas, termasuk penyitaan kendaraan pengangkut bahan bakar ilegal dan pelaporan ke aparat penegak hukum," tegasnya.Sebagai tindak lanjut, DLHK tengah menyiapkan komplain center khusus untuk pelanggaran limbah, serta pengadaan alat pantau kualitas udara dan air."Kami ingin kualitas lingkungan hidup menjadi indikator utama. Tidak boleh lagi ada pembenaran bahwa tanpa plastik usaha tahu tidak bisa jalan. Faktanya, ada pengusaha yang tetap eksis tanpa menggunakan bahan bakar berbahaya," pungkas Amig.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya