Bacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10, Amalan untuk Menangkal Fitnah Dajjal

Bacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10, Amalan untuk Menangkal Fitnah Dajjal

inf2025/05/16 05:45:41 WIB
Membaca Alquran. Foto: shutterstock

Surah Al-Kahfi merupakan salah satu surah dalam Al-Qur'an yang mengandung petunjuk dan pelajaran penting bagi kehidupan. Ayat 1 sampai 10 dari surah ini menegaskan keesaan Allah, kejelasan wahyu-Nya, serta pentingnya keimanan dan keteguhan dalam menghadapi ujian dunia.Membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat dipercaya bisa memberikan perlindungan khusus dari berbagai fitnah, termasuk fitnah Dajjal, yang merupakan ujian besar menjelang akhir zaman.Dalam buku Doa dan Zikir Mustajab karya Wira Kautsari Wijayanti, disebutkan beberapa hadits yang menegaskan keutamaan Surah Al-Kahfi. Rasulullah SAW bersabda,"Barang siapa yang berada di zaman Dajjal, hendaknya membaca ayat-ayat pertama di surah Al-Kahfi." (HR Muslim)Selain itu, beliau juga bersabda,"Rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al-Kahfi atau Al-Baqarah, tidak akan dimasuki oleh setan sepanjang malam." (HR Ibnu Mardawaih)Karena itulah, membaca surah Al-Kahfi, terutama di hari Jumat, menjadi amalan yang sangat dianjurkan untuk menjaga iman dan mendapatkan perlindungan dari gangguan buruk.Baca juga: Al Jassasah, Makhluk yang Disebut sebagai Mata-mata DajjalBacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-101. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜArab latin: al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajāArtinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;2. قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًاArab latin: qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanāArtinya: sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,3. مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًاArab latin: mākiṡīna fīhi abadāArtinya: mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.4. وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًاArab latin: wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladāArtinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."5. مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ ۚ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًاArab latin: mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibāArtinya: Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.6. فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًاArab latin: fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafāArtinya: Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).7. اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاArab latin: innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalāArtinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.8. وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًاArab latin: wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzāArtinya; Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.9. اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًاArab latin: am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabāArtinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?10. اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًاArab latin: iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadāArtinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."Baca juga: Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan Muslimah pada Hari JumatTafsir dan Kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10Berdasarkan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, surah Al-Kahfi diawali dengan pujian bagi Allah SWT yang menurunkan Kitab-Nya kepada hamba-Nya. Dalam ayat pertama ini ditegaskan bahwa yang berhak menerima pujian hanyalah Allah SWT, bukan kitabnya atau Rasul yang hanya menyampaikan wahyu dari-Nya.Kitab tersebut adalah petunjuk yang lurus dan jelas tanpa ada penyimpangan, seperti dijelaskan di akhir ayat pertama dan awal ayat kedua. Manusia sangat membutuhkan petunjuk ini agar tidak tersesat dalam hidupnya. Orang-orang yang beriman dan beramal baik akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan balasan yang indah di akhirat, tempat tinggal yang kekal, seperti disebutkan pada ayat ketiga.Namun di sisi lain, kitab ini juga berisi ancaman bagi siapa saja yang menyimpang dari jalan yang benar, bahwa mereka akan menerima azab langsung dari Allah SWT, seperti ditegaskan di ayat kedua. Selanjutnya, pada ayat keempat, ditegaskan penolakan tegas terhadap anggapan bahwa Allah SWT mempunyai anak, sebuah keyakinan yang salah dan tidak berdasar ilmu maupun wahyu, seperti dijelaskan secara lebih rinci di ayat kelima. Allah Maha Esa dan tidak memerlukan anak, sehingga tuduhan tersebut hanyalah dusta belaka.Pendakwaan bahwa Allah SWT beranak adalah dusta, sesuai dengan tafsir ayat 6-7 yang menjelaskan bahwa Allah SWT tidak pernah mewahyukan hal itu kepada para Rasul. Akal sehat pun menolak kemungkinan tersebut karena Allah Maha Sempurna tanpa kekurangan.Selanjutnya, tafsir ayat 8 menggambarkan perasaan Nabi Muhammad SAW yang sedih melihat kaumnya tidak percaya pada wahyu. Beliau sampai hampir menyerah karena rasa kasih dan belas kasih yang mendalam, namun tetap tabah dan mendapat penghiburan dari Allah SWT lewat wahyu yang menenangkan hati.Allah SWT kemudian menjelaskan dalam ayat 9 bahwa segala yang ada di bumi, seperti gunung, laut, tumbuhan, dan binatang, hanyalah perhiasan dunia yang sementara. Manusia berlomba mengumpulkan harta dan kekuasaan, tetapi semua itu akan lenyap saat bumi menjadi rata dan tandus. Ayat ini menjadi penawar hati Nabi SAW yang sedih sekaligus pengingat bahwa keindahan dunia adalah ujian untuk membedakan siapa yang beramal baik dan siapa yang curang.Akhirnya, pada ayat 10 diceritakan kisah Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang mengasingkan diri ke dalam gua demi menjaga iman mereka. Allah SWT memelihara mereka selama ratusan tahun sebagai contoh keteguhan iman.Kisah ini mengajarkan bahwa iman yang kuat harus tetap teguh meski harus menjauh dari masyarakat, serta mengingatkan bahwa dunia dan segala perhiasannya hanyalah sementara.Bacaan lengkap surah Al Kahfi dan tafsirnya juga bisa dibaca di sini https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-kahfi.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya