Dari Tragedi Kanjuruhan Kita Tak Pernah Belajar

Dari Tragedi Kanjuruhan Kita Tak Pernah Belajar

auh2025/05/12 15:30:45 WIB
Kondisi bus Persik Kediri yang dilempari batu oknum suporter Arema FC saat keluar dari area Stadion Kanjuruhan (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

Luka lama kembali menganga di Stadion Kanjuruhan. Suporter Arema FC kembali berulah. Kali ini, mereka melempari batu ke arah bus tim tamu Persik Kediri usai pertandingan Liga 1 yang digelar Minggu (11/5/2025). Ironisnya, insiden ini terjadi di stadion yang sama -Kanjuruhan- yang pernah menjadi saksi bisu salah satu tragedi sepakbola terburuk di dunia.Insiden berawal dari laga antara Arema FC dan Persik Kediri berlangsung di Stadion Kanjuruhan yang baru saja direnovasi. Ini merupakan laga perdana comeback Arema di Stadion Kanjuruhan usai 2 tahun lebih jadi tim musafir. Dalam laga itu, Singo Edan harus menelan kekalahan telak 0-3 dari tamunya, Persik.Setelah laga tuntas, bus tim Persik diketahui meninggalkan Stadion Kanjuruhan sekitar pukul 18.15 WIB. Namun, selama perjalanan keluar, bus jadi sasaran kebrutalan suporter den lemparan batu.Pelemparan batu itu diperkirakan terjadi di beberapa titik hingga kaca bus bagian depan samping kiri pecah. Lokasi duduk tersebut merupakan tempat pelatih dan asisten pelatih duduk.Baca juga: Kata Pelatih Persik Usai Bus Timnya Dilempari Batu Suporter di KanjuruhanAkibatnya, Pelatih Persik Kediri Divaldo Alves mengalami memar di bagian kepala. Sedangkan untuk asisten pelatih mengalami luka ringan.Manajer Persik Kediri Mochmad Syahid Nur Ichsan membenarkan bahwa peristiwa pelemparan batu itu terjadi sesaat setelah bus keluar dari pintu gerbang stadion. Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut."Kami menyayangkan kejadian tersebut disaat industri sepakbola kita sedang berbenah. Kami cukup kaget dengan kejadian ini, walaupun pemain ada yang mengalami luka ringan dan saat ini sedang dalam pemeriksaan," kata Ichsan Minggu (11/5/2025)."Kami berterima kasih banyak kepada para pihak yang telah membantu kami dan mendukung kami sampai kami bisa pulang ke kediri," sambungnya.Baca juga: Amuk Suporter Hujani Batu Bus Persik di Kanjuruhan Usai Arema FC KalahKekecewaan juga datang dari gelandang Persik, Ze Valente. Pemain asal Portugal ini menyebut tak pernah ada pembelajaran di sepakbola Indonesia. Ia menuliskan itu di story Instagram miliknya. Belakangan story itu telah dihapus, namun sudah terlanjur menyebar."We never learn... but it's better not to say what I think (Kita tidak pernah belajar... tapi lebih baik tidak mengatakan apa yang saya pikirkan)," tulis Ze Valente dalam unggahan story Instagram miliknya @zevalente.10.Luka Lama di Stadion yang SamaInsiden ini bukan sekadar kericuhan suporter biasa. Ini adalah pengingat pahit bahwa dari Tragedi Kanjuruhan, kita seolah tak pernah benar-benar belajar. Tanggal 1 Oktober 2022 silam, Stadion Kanjuruhan menjadi tempat berpulangnya 135 jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.Sama, semula juga berawal dari kekalahan Arema FC. Saat itu Persebaya berhasil menang dengan skor 2-3. Hasil ini membuat suporter tak terima dan turun dari tribun. Suporter tersebut lantas mengejar baik pemain di lapangan. Massa suporter yang beringas semakin banyak yang turun membakar menyerang petugas. Karena terdesak, aparat lalu melepaskan gas air mata ke arah suporter yang menyebabkan kepanikan khususnya di tribun. Banyak korban tewas terinjak atau tercekat asap di pintu keluar yang sempit dan terkunci. Lebih dari 500 orang mengalami luka-luka.Tragedi Kanjuruhan kemudian mengguncang dunia. FIFA turun tangan dan kompetisi dihentikan. Stadion Kanjuruhan lantas direnovasi dan diharapkan menjadi simbol perubahan dan kebangkitan sepakbola Indonesia.Namun, insiden pelemparan batu ke bus Tim Persik pada Minggu 11 Mei 2025 tampaknya sesuai dengan apa yang diungkapkan Ze Valente. Kita memang tak pernah belajar.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya