Doa Walimatussafar Haji, Memohon Restu sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Doa Walimatussafar Haji, Memohon Restu sebelum Berangkat ke Tanah Suci

inf2025/05/08 15:30:00 WIB
Ilustrasi Berdoa Foto: Freepik

Menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, banyak masyarakat Indonesia mengadakan acara khusus yang dikenal dengan walimatussafar. Tradisi ini menjadi momen penting bagi calon jemaah haji untuk berpamitan, memohon restu, serta mempererat hubungan dengan keluarga, kerabat, dan tetangga.Salah satu elemen penting dalam acara ini adalah pembacaan doa keberangkatan, yang disebut doa walimatussafar haji.Apa Itu Walimatussafar?Berdasarkan buku Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha yang ditulis oleh Dra. Udji Asiyah, M.Si, secara etimologis, istilah walimatussafar terdiri dari dua kata Arab, yaitu walimah yang berarti jamuan atau perjamuan, dan safar yang berarti perjalanan.Jika digabungkan, maknanya merujuk pada sebuah acara makan bersama yang diadakan dalam rangka akan melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh seperti haji atau umrah.Di Indonesia, tradisi ini telah berkembang menjadi kegiatan syukuran keberangkatan ibadah haji. Biasanya, kegiatan ini diisi dengan pembacaan doa, tausiyah singkat, serta makan bersama.Baca juga: 7 Ciri-ciri Haji Mabrur dan KeutamaannyaDoa Walimatussafar HajiDalam momen melepas keberangkatan jamaah haji, keluarga, kerabat, dan sahabat dianjurkan untuk menyampaikan doa yang pernah dibacakan oleh Rasulullah SAW. Berikut doa walimatussafar haji yang dikutip dari kitab Ihya 'Ulumuddin karya Imam Ghazali. Doa ini bisa diucapkan ketika bepergian, tak sebatas pada haji.زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَArab latin: Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.Artinya: "Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada."Doa ini berasal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi melalui sahabat Anas RA. Dalam kisahnya, diceritakan bahwa seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan berkata bahwa ia hendak melakukan perjalanan jauh. Ia pun meminta agar Rasulullah mendoakannya. Rasulullah bersabda:"Zawwadakallāhut-taqwā."Sahabat itu berkata, "Tambahkanlah untukku, wahai Rasulullah."Rasulullah melanjutkan, "Wa ghafara dzanbaka."Sahabat itu kembali meminta tambahan doa. Maka Rasulullah mengucapkan, "Wa yassara lakal-khaira ḥaitsumā kunta."Imam At-Tirmidzi menilai hadits ini sebagai hadits hasan. Penjelasan ini juga dapat ditemukan dalam karya Imam An-Nawawi, Al-Adzkar.Dalam Ihya 'Ulumuddin Imam al-Ghazali juga terdapat doa dengan redaksi sedikit berbeda:فِي حِفْظِ اللَّهِ وَفِي كَنَفِهِ زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَوَجَّهَكَ لِلْخَيْرِ حَيْثُ كُنْتَ أَوْ أَيْنَمَا كُنْتَArab latin: Fî hifzhillâhi wa fi kanafihi zawwadakallâhut-taqwâ wa ghafara dzanbaka wa wajjahaka ilal-khairi haitsu kunta au aina mâ kuntaArtinya: "Semoga engkau dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah. Semoga Allah memberikan perbekalan takwa kepadamu, mengampuni dosa-dosamu, atau membimbingmu kepada kebaikan di mana pun engkau berada."Dasar Hukum WalimatussafarMeski tidak diwajibkan dalam ajaran Islam, walimatussafar merupakan bentuk ekspresi syukur yang sah-sah saja dilakukan, selama tidak melanggar prinsip syariat. Dari sumber sebelumnya menjelaskan bahwa para ulama dari mazhab Syafi'i bahkan menyebutkan bahwa jamuan seperti ini tergolong dalam berbagai bentuk walimah yang dibolehkan, seperti walimatul khitan atau walimah khatam Qur'an.Namun, penting diingat bahwa walimatussafar tidak memiliki dasar hukum sebagai bagian dari ritual ibadah haji. Artinya, ia bukan kewajiban, bukan pula sunnah ibadah. Maka dari itu, pelaksanaannya sebaiknya tidak berlebihan atau menjadi ajang pamer, melainkan tetap dijalankan dalam semangat kesederhanaan dan keikhlasan.Baca juga: 7 Tips Menjaga Keamanan Diri bagi Jemaah Haji Indonesia

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya