Apa Itu Hari Raya Kuningan? Ini Rangkaian dan Maknanya bagi Umat Hindu

Apa Itu Hari Raya Kuningan? Ini Rangkaian dan Maknanya bagi Umat Hindu

sto2025/05/03 13:06:29 WIB
Hari Raya Kuningan. (Foto: Antara Foto)

Setelah melalui Hari Raya Galungan, umat Hindu akan kembali menyambut datangnya Hari Raya Kuningan. Terdapat makna mendalam di balik hari raya tersebut. Lantas, apa itu Hari Raya Kuningan?Mengutip dari laman resmi Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI, dijelaskan bahwa Hari Raya Kuningan termasuk bagian dari hari suci keagamaan yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali. Hari Raya Kuningan tak terlepas dari Hari Raya Galungan karena perayaannya dilakukan dalam kurun waktu yang berdekatan setiap tahunnya.Untuk diketahui, Hari Raya Kuningan tahun 2025 akan berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun. Pada perayaan Hari Raya Kuningan pertama berlangsung di hari Sabtu, 3 Mei 2025. Sementara itu, Hari Raya Kuningan kedua baru akan terjadi pada hari Sabtu, 29 November 2025 mendatang.Sebagai bagian dari rangkaian hari raya penting bagi umat Hindu, Hari Raya Kuningan merupakan sebuah hari raya yang penuh dengan makna dan juga momen sakral. Sebagai cara mengenal hari raya keagamaan tersebut, artikel ini akan merangkum informasinya secara rinci. Mari temukan penjelasannya berikut ini.Baca juga: 6 Agama di Indonesia Beserta Tempat Ibadah dan Hari RayanyaPengertian Hari Raya KuninganMasih merujuk dari sumber yang sama, disampaikan bahwa Hari Raya Kuningan adalah sebuah perayaan suci yang berlangsung sepuluh hari setelah Galungan. Dikatakan bahwa istilah 'kuningan' pada Hari Raya Kuningan mengambil makna dari kata kuning yang berarti lembang dari sebuah kesejahteraan maupun kemuliaan.Oleh karena itulah, pada Hari Raya Kuningan biasanya umat Hindu akan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sekaligus para Dewata agar diberikan kemakmuran, keselamatan, dan juga perlindungan. Inilah yang membuat Hari Raya Kuningan begitu dinanti-nantikan oleh umat Hindu, khususnya di Bali, setiap tahunnya.Sementara itu, Jonar Situmorang dalam bukunya 'Mengenal Agama Manusia: Mempelajari dan Memahami Agama-agama Manusia Untuk Menciptakan Ketentraman dan Rasa Solidaritas' memberikan penjelasan mengenai pengertian Hari Raya Kuningan. Dikatakan bahwa Hari Raya Kuningan adalah sebuah perayaan dalam kepercayaan agama Hindu yang memaknai turunnya Sang Hyang Widhi ke dunia bersamaan dengan para dewa.Kemudian di dalam buku 'Agama Hindu' oleh I Wayan Midastra, dkk., turut dijelaskan bahwa Hari Raya Kuningan dilakukan dengan memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi yang berwujud Sang Hyang Parama Wisesa. Adapun hal tersebut berkaitan dengan roh-roh suci sekaligus pahlawan dharma yang telah berjasa dalam membentuk akhlak manusia agar menjadi luhur di dunia ini.Biasanya selama Hari Raya Kuningan, umat Hindu akan melakukan sembahyang kepada para dewa maupun leluhur. Tradisi yang dilakukan dengan menyiapkan sesajen yang berisikan ajengan atau nasi berwarna kuning yang menjadi lambang kemakmuran. Ini dilakukan sebagai wujud limpahan rahmat atas kemakmuran yang telah diberikan di dunia.Rangkaian Hari Raya KuninganSerupa dengan perayaan suci umat Hindu di Bali yang lain, Hari Raya Kuningan juga dirayakan dengan rangkaian upacara tertentu. Ada beragam tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat dalam memaknai berlangsungnya hari raya tersebut.Dihimpun dari buku '150++ Tradisi Hari Raya di Dunia' oleh Redaksi Plus+, dijelaskan bahwa ada sebuah tradisi yang biasanya dilakukan selama Hari Raya Kuningan berlangsung. Tradisi yang dimaksud adalah mekotek atau ngerebek. Mekotek dikenal sebagai sebuah tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh umat Hindu di Bali selama Hari Raya Kuningan.Melalui mekotek pemuda desa atau masyarakat setempat akan melakukan upacara yang bertujuan untuk menjalin kebersamaan. Biasanya upacara mekotek dilakukan dengan melakukan pawai sepanjang jalan dengan melalui desa setempat. Kemudian semua orang yang hadir dalam upacara ini biasanya menggunakan seragam putih.Mekotek atau ngerebek dilakukan dengan menggabungkan kayu-kayu tumpul, kecil, dan panjang hingga membentuk kerucut. Saat sudah membentuk kerucut inilah seseorang akan naik sampai ke puncak. Di sisi lain peserta lain akan berusaha menjatuhkan orang yang berada di atas.Saat batang-batang kayu tersebut roboh, para peserta upacara tersebut akan bersorak dengan riuh. Inilah yang membuat tradisi mekotek atau ngerebek cukup dinanti-nantikan oleh tidak sedikit umat Hindu di Bali.Tak hanya mekotek, ada juga rangkaian upacara lain yang akan berlangsung selama Hari Raya Kuningan. Seperti diungkap dalam jurnal 'Makna dan Tata Cara Upacara Hari Raya Kuningan dalam Agama Hindu (Studi Kasus di Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi)' oleh Desy Susanti, bahwa terdapat upacara Kuningan yang dilakukan untuk melambangkan keimanan atau sraddha dan ketakwaan atau dharma.Upacara Kuningan dilakukan dengan membawa sesajen yang dilengkapi nasi berwarna kuning. Tidak hanya itu saja, umat Hindu juga akan membuat tamiang, endogan, hingga kolem yang dipasang di padmasana. Ini dilakukan sebagai penangkal dari serangan.Di dalam laman resmi Kementerian Keuangan, turut dijelaskan adanya berbagai tradisi yang dilakukan selama kuningan. Sebut saja pembuatan tebog atau sesajen yang berisikan nasi kuning, lauk dan pauk, hingga wayang-wayangan yang dibuat dari buah pepaya atau timun.Kemudian ada berbagai upakara yang dibuat terbuat dari janur kuning dan daun aren. Sebut saja endongan yang melambangkan persembahan kepada Hyang Widhi. Disusul dengan tamyang yang merupakan simbol dari penolak bala. Hingga kolem yang diyakini sebagai lambang dari peristirahatan Hyang Widhi, para Dewa, hingga leluhur.Makna Hari Raya KuninganLantas, apa makna Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu? Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Hari Raya Kuningan memaknai turunnya Sang Hyang Widhi ke dunia bersamaan dengan para dewa. Dikutip dari jurnal 'Mana Hari Raya Kuningan Pada Umat Hindu Dipura Khayangan Jagat Kethi Buana Waylunik Bandar Lampung' oleh Agustina Wulandari, bahwa Hari Raya Kuningan bermakna sebagai permohonan, kesentosaan, perlindungan, dan keselamatan.Melalui Hari Raya Galungan, umat Hindu akan memohon kepada para dewa agar mendapatkan limpahan keselamatan dari gangguan dan bencana yang bisa saja mengancam hidup mereka. Tidak hanya itu saja, Kuningan juga merupakan sebuah perayaan yang berkaitan erat dengan hubungan manusia secara vertikal maupun horizontal.Artinya, hubungan vertikal berkaitan dengan manusia dengan Tuhan. Sementara itu, hubungan horizontal tak terlepas dari hubungan manusia dengan sesamanya maupun lingkungan sekitar.Masih merujuk dari laman Kementerian Keuangan, dijelaskan bahwa makna Hari Raya Kuningan berkaitan dengan permohonan keselamatan kepada para Dewa. Diyakini bahwa pada saat inilah para Dewa, Bhatara, hingga Pitara akan turun ke Bumi. Namun, hal tersebut terjadi hanya dalam setengah hari saja. Inilah yang membuat upacara sembahyang di Hari Raya Kuningan biasanya dilakukan selama setengah hari.Baca juga: Makna Hari Raya Galungan: Sejarah, Rangkaian, dan Bedanya dengan KuninganItulah tadi sekilas tentang Hari Raya Kuningan mulai dari pengertian, rangkaian upacara, hingga maknanya bagi umat Hindu. Semoga informasi ini membantu.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya