Ada Cerobong Asap di Kapel Sistina Jelang Konklaf, Apa Fungsinya?

Ada Cerobong Asap di Kapel Sistina Jelang Konklaf, Apa Fungsinya?

aqi2025/05/03 13:00:14 WIB
Pemasangan Cerobong Asap di Kapel Sistina Jelang Konklaf Pemilihan Paus Baru. Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Konklaf pemilihan paus baru akan digelar pada 7 Mei mendatang. Kapel Sistina yang menjadi lokasi berkumpulnya 135 calon paus saat ini telah ditutup untuk proses pemilihan ini.Salah satu hal yang dinantikan jelang digelarnya konklaf ini adalah pemasangan cerobong asap pada atap Kapel Sistina. Mungkin di antara kita ada yang mengira jika cerobong tersebut merupakan bagian dari kapel, ternyata tidak. Cerobong tersebut dipasang oleh pemadam kebakaran bertepatan dengan hari di mana Kapel Sistina ditutup sementara pada Jumat (2/5/2025) lalu.Bentuk cerobong asap ini lonjong dan tidak begitu besar terbuat dari logam, warnanya gelap seperti warna besi berkarat, lalu pada bagian ujungnya, untuk akses keluar asap terdapat penutup seperti atap rumah yang menurun.Sebenarnya apa fungsi dari cerobong asap ini?Dilansir dari DW, cerobong ini akan menjadi jembatan komunikasi hasil pungutan suara kepada publik yang menyaksikan dari luar. Seperti yang diketahui proses pemilihan paus baru ini dilakukan secara tertutup dan rahasia.Sistem pemungutan suaranya adalah setiap surat suara para kardinal akan dibakar dalam tungku dengan bahan kimia yang menghasilkan asap berwarna. Asap tersebut merupakan cara untuk mengkomunikasikan hasilnya kepada orang luar.Baca juga: Mengenal Kapel Sistina yang Bakal Jadi Tempat Konklaf Pemilihan Paus BaruCerobong asap itu terlihat dari Lapangan Santo Petrus di Vatikan, tempat banyak orang berkumpul untuk mengetahui apakah seorang paus telah dipilih.Pemungutan suara ini tidak dilakukan sekali, melainkan beberapa kali. Hari pertama mereka akan mengadakan satu pemungutan suara. Pemenang pemungutan suara pertama menurut Time of Malta minimal mendapatkan dua pertiga suara atau 89 suara untuk menang.Pada hari-hari berikutnya mereka akan mengadakan dua kali pemungutan suara di pagi hari dan dua kali pemungutan suara di sore hari.Jika tidak ada kandidat yang memperoleh cukup suara pada pemungutan suara pagi pertama, para kardinal akan melanjutkan ke pemungutan suara kedua, dan baru setelah itu surat suara akan dibakar.Jika tidak ada Paus yang terpilih, surat suara akan dicampur dengan kartrid kalium perklorat, antrasena, dan sulfur untuk menghasilkan asap hitam.Ketika Paus ke-267 akhirnya terpilih, surat suara akan dicampur dengan klorat, laktosa, dan resin kloroform untuk menghasilkan asap putih. Jadi untuk mengetahui proses pemilihan suara berakhir adalah apabila asap putih terlihat dari cerobong tersebut.Baca juga: Melihat Arsitektur Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Pemakaman Paus FransiskusSistem komunikasi pengumuman hasil pemungutan suara menggunakan cerobong asap ini telah dilakukan sejak lama. Dahulu pihak Vatikan menggunakan campuran jerami basah dengan surat suara untuk menghasilkan asap putih. Lalu, untuk menghasilkan asap hitam, mereka menggunakan Tarry Pitch yakni zat dari sumber seperti batu bara, kayu, atau minyak bumi. Namun setelah beberapa konklaf, sempat terjadi kebingungan karena asap yang muncul berwarna abu-abu. Vatikan pun memperkenalkan sistem baru pada tahun 2005.Vatikan mengatakan pihaknya menggunakan campuran kalium perklorat, antrasena, dan sulfur untuk menghasilkan asap hitam. Sementara untuk asap putih menggunakan kalium klorat, laktosa, dan damar untuk menghasilkan asap putih.Di dalam Kapel Sistina akan terdapat 2 tungku berdiri di sudut kapel. Satu tungku untuk membakar surat suara dan lainnya untuk bahan kimia. Asap dari kedua tungku akan naik ke cerobong asap bersamaan.Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya