Misteri Di Balik Tayamum

Misteri Di Balik Tayamum

lus2025/05/03 05:00:25 WIB
Foto: Grandyos Zafna

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Maidah/5:6).

Tayamum ialah melakukan penyucian diri dengan menggunakan debu atau tanah yang bersih (sha'idan thayyibah). Menurut Imam Abu Hanifah, sha'idan thayyibah ialah segala sesuatu yang bersumber dari tanah. Sandaran pesawat dari bahan kain dapat digunakan karena kain juga berasal usul dari tanah. Imam Syafi' mengharuskan adanya partikel debu di tangan, bisa sejenis bedak, lalu disapukan ke muka dan kedua tangan.

Tayamum hanya diperkenankan jika seseorang sedang sakit dan dikhawatirkan penyakitnya bertambah jika menyentuh air. Tayamum juga dibenarkan jika usaha untuk mendapatkan air betul-betul gagal. Mungkin ada air tetapi memerlukan biaya yang tidak terjangkau, maka yang bersangkutan juga dibenarkan bertayamum.Baca juga: Misteri Di Balik Mandi JunubMengapa harus dengan tayamum? Menurut para ulama Fikih, tayamum diperlukan saat ada alasan untuk bertayamum, tanpa banyak membahas apa hikmah di balik tayamum. Kalangan ilmuan tidak puas dengan pendekatan ta'abbudi semata tetapi mereka juga ingin memperoleh kejelasan intelektual, apa di balik tayamum, mengapa harus dengan debu atau tanah?

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya