Tarif Listrik-Harga Emas Jadi Pemicu Inflasi Bali April 2025

Tarif Listrik-Harga Emas Jadi Pemicu Inflasi Bali April 2025

hsa2025/05/02 14:21:36 WIB
Foto: Agus Gede Hendrayana Hermawan, Kepala BPS Provinsi Bali, dalam rilis berita resmi statistik BPS Bali Mei 2025. Jumat (2/5/2025). (Fabiola Dianira/detikBali)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat inflasi umum sebesar 0,73% secara bulanan (m-to-m), 2,30% secara tahunan (y-o-y), dan 1,74% secara tahun kalender (April 2025 terhadap Desember 2024). Sejumlah faktor menjadi pemicu inflasi Bali pada April. Di antaranya, tarif listrik hingga harga emas.Inflasi bulanan terutama didorong oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 5,85% dan andil 0,75%. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi 1,25% dengan andil 0,12%, yang sebagian disebabkan oleh kenaikan harga emas."Yang paling dominan menyebabkan inflasi yaitu tarif listrik, tapi sebetulnya tarif listrik tidak naik, hanya kembali ke posisi normal setelah sebelumnya ada penetapan diskon tarif 50%," ujar Kepala BPS Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, Jumat (2/5/2025).Baca juga: Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama Inflasi Bali pada Maret 2025Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,37% dengan andil -0,12%. Menurut Agus, hal cukup menarik karena terjadi di tengah perayaan Hari Raya Galungan yang biasanya harga-harga naik."Tentu ini cukup menarik karena di kondisi Hari Raya Galungan, tapi ternyata kelompok ini terjadi penurunan harga. Di bulan Maret juga terdapat Idul Fitri, perbandingannya memang antara permintaan yang tinggi di Maret kemudian di bulan April kembali lagi permintaan tinggi tapi harga-harga masih mengalami kecenderungan menurun untuk kelompok ini," beber Agus.Deflasi juga terjadi pada kelompok transportasi sebesar -0,02%, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,44%, rekreasi, olahraga dan budaya (-0,55%), serta perlengkapan, perlengkapan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,06%.Secara tahunan, inflasi Bali mencapai 2,30%. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama dengan inflasi 3,12% dan andil 0,98%, terutama dari cabai rawit, daging babi, kopi bubuk, dan bawang merah. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi 4,97% (andil 0,46%), dan penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,92% (andil 0,28%).Baca juga: Warga Bali Ramai Gadai Emas Jelang Galungan, Transaksi Naik Rp 300 MiliarBeberapa komoditas juga mengalami penurunan harga secara tahunan, terutama tomat, daging ayam ras, sawi hijau, dan telur ayam ras.Berdasarkan wilayah, inflasi tahunan tertinggi tercatat di Kota Denpasar (2,69%) dan terendah di Kabupaten Badung (1,80%). Untuk inflasi bulanan, Tabanan mencatat tertinggi (1,09%), sementara Badung kembali menjadi yang terendah (0,49%).

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya