4 Desa Wisata Cantik di RI yang Butuh Perhatian

4 Desa Wisata Cantik di RI yang Butuh Perhatian

wsw2025/04/30 21:45:49 WIB
Teluk Kiluan di Lampung (dok. Istimewa)

Indonesia adalah negeri kepulauan yang kaya akan desa wisata cantik. Dari sekian banyak desa wisata di RI, ada empat yang butuh perhatian pemerintah. Apa saja?Desa wisata di Indonesia menyimpan banyak permata tersembunyi yang tersebar dari pesisir hingga pegunungan. Desa-desa ini tentu saja memiliki keanekaragaman alam dan budaya yang patut dikunjungi wisatawan.Namun empat desa wisata berikut ini butuh perhatian lebih agar pengembangan yang berbasis potensi budaya lokal, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat dapat membuka jalan menuju masa depan pariwisata yang lebih berkelanjutan. Berikut empat desa wisata tersebut:1. Desa Wisata Teluk Kiluan di LampungDesa wisata Kiluan Negeri di Lampung dikenal karena keberadaan kawanan lumba-lumba yang bermigrasi di Teluk Kiluan. Lumba-lumba yang saling berenang berkejaran dengan kapal menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.Teluk Kiluan Lampung Foto: Nopi_kikie/d'travelerLaguna Gayau dan pantai-pantai berbatu di teluk Kiluan juga menjadi bagian dari kekayaan alam pesisir yang ditawarkan di desa wisata ini. Sayangnya, di balik keindahan tersebut, teluk Kiluan menghadapi realitas keterbatasan infrastruktur, akses layanan kesehatan yang minim, serta persoalan pengelolaan sampah.2. Desa Wisata Wonokitri di Jawa TimurBerada di ketinggian hampir 2.000 mdpl, desa wisata Wonokitri di Kabupaten Pasuruan ini menjadi gerbang menuju kawasan Bromo dari sisi utara.Tidak hanya menawarkan lanskap pegunungan yang menakjubkan, Wonokitri juga menjadi pusat budaya masyarakat Suku Tengger, yang masih mempertahankan adat dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari.Kebun Edelweis di desa wisata Wonokitri Foto: (Muhajir Arifin/detikcom)Budidaya bunga edelweiss yang bersifat sakral, kini telah dikembangkan sebagai bagian dari ekowisata berbasis konservasi di desa wisata itu.Di balik sektor pariwisata yang terus tumbuh, ternyata desa Wonokitri juga dihadapkan dengan risiko kerusakan alam, contohnya longsor akibat deforestasi. Tantangan itu mendorong kebutuhan terhadap praktik agroforestri yang berkelanjutan di desa ini.Baca juga: Hidden Gem Bogor Favorit Turis Arab3. Desa Wisata Pulau Derawan di Kalimantan Timur

Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Pulau Derawan menawarkan pemandangan bawah laut yang memesona. Terumbu karang, penyu hijau, ubur-ubur tak menyengat, hingga pari manta menjadikan perairannya salah satu kawasan biodiversitas laut yang penting.Namun, di balik pesonanya, pulau Derawan menghadapi tantangan seperti abrasi pantai, pemukiman yang kian padat, dan berkurangnya hasil tangkapan laut.4. Desa Wisata Dayun di RiauDesa Wisata Dayun di Siak, Riau. Foto: Dok. KemenparekrafDesa wisata Dayun di Kabupaten Siak, Riau, berdiri di tengah bentang alam gambut yang kaya, sekaligus rentan. Di sini, berbagai spesies langka seperti harimau Sumatera dan burung rangkong menemukan rumahnya.Desa wisata Dayun pernah dikunjungi oleh Menparekraf Sandiaga Uno kala itu. Sebagai andalan, desa ini mengedepankan wisata edukasi berbasis alam dan buatan.Namun, perubahan fungsi lahan untuk industri dan perkebunan sawit, ditambah dengan ancaman kebakaran hutan, menempatkan desa wisata Dayun dalam tekanan sehingga butuh perhatian dari pemerintah.Tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan infrastruktur, dan tekanan ekonomi memperlihatkan perlunya pendekatan pembangunan yang berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor.Lewat kolaborasi lintas sektor, desa-desa wisata ini tidak hanya menjadi destinasi perjalanan, tetapi juga bisa menjadi cermin masa depan pembangunan berkelanjutan Indonesia.EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn pun mengajak anak-anak muda dari multi-disiplin ilmu untuk berkontribusi langsung di desa-desa tersebut lewat program Genera-Z Berbakti."Genera-Z Berbakti merupakan bagian dari campaign Bakti BCA. Tahun ini kami mengadakan call for proposal. Kami memanggil anak-anak muda di kampus-kampus seluruh Indonesia dari multi-disiplin ilmu. Mereka diberi kesempatan untuk join mengidentifikasi masalah, kemudian turun, live in, dan berkontribusi langsung di empat desa binaan Bakti BCA," terang Hera.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya