Tanggal 2 Mei Memperingati Hari Apa? Ini Penjelasannya

Tanggal 2 Mei Memperingati Hari Apa? Ini Penjelasannya

hil2025/04/29 16:15:31 WIB
ILUSTRASI KALENDER. Foto: BBC Magazine

Pernah nggak sih kamu bertanya, sebenarnya tanggal 2 Mei itu memperingati hari apa? Kenapa tanggal ini sering disebut-sebut dan diperingati secara nasional setiap tahunnya?Yap, mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan peringatannya, tapi belum tentu tahu makna dan sejarah di balik tanggal ini. Lantas, tanggal 2 Mei memperingati hari apa?Baca juga: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 20252 Mei Memperingati Hari Apa?Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau yang lebih dikenal dengan Hardiknas. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momen penting untuk merefleksikan peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa.Tanggal ini juga dipilih bukan tanpa alasan, melainkan bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia, yang dikenal dengan semboyannya, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.Sejarah Hari Pendidikan NasionalDilansir dari Dinas Pendidikan Pekanbaru, Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para insan pendidikan. Peringatan ini menjadi momen refleksi atas pentingnya pendidikan dalam membangun peradaban bangsa.Namun, tak sedikit masyarakat yang belum memahami asal-usul dan sejarah penetapan Hari Pendidikan Nasional. Penetapan Hardiknas secara resmi dilakukan Pemerintah Republik Indonesia pada 16 Desember 1959 melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959.Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa. Tanggal 2 Mei dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional karena bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, sosok yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh penting dalam perjuangan mencerdaskan anak bangsa, khususnya kaum pribumi pada masa penjajahan Belanda. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Ini MaknanyaMeski berasal dari kalangan bangsawan dan sempat mengenyam pendidikan di STOVIA, ia tidak dapat menyelesaikannya karena masalah kesehatan. Ia kemudian menekuni dunia jurnalistik dan aktif menulis kritik terhadap kebijakan kolonial, terutama yang menyangkut akses pendidikan yang timpang.Karena tulisan-tulisannya yang tajam, Ki Hajar Dewantara bersama dua rekannya Ernest Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Belanda. Ketiganya dikenal sebagai Tiga Serangkai, tokoh penting dalam gerakan Kebangkitan Nasional.Usai kembali dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Melalui lembaga pendidikan ini, ia membuka akses belajar bagi semua anak-anak Indonesia, tanpa memandang status sosial dan ekonomi.Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan yang pertama. Ia meninggalkan warisan penting dalam dunia pendidikan melalui tiga semboyannya yang hingga kini masih digunakanYaitu Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semangat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ketiga semboyan tersebut menjadi filosofi pendidikan nasional dan menjadi pengingat peran penting seorang pendidik dalam proses belajar.Peringatan Hardiknas setiap 2 Mei bukan sekadar seremonial. Lebih dari itu, ini adalah ajakan untuk terus memperjuangkan akses pendidikan yang merata, berkualitas, serta berakar pada nilai-nilai karakter bangsa.Makna Hari Pendidikan NasionalHari Pendidikan Nasional bukan hanya ajang memperingati sejarah, tetapi juga momentum untuk menggali dan menanamkan nilai-nilai penting dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai seperti semangat belajar, rasa hormat kepada guru, kebebasan berpikir, serta gotong royong dalam membangun pendidikan menjadi inti dari peringatan ini.Perayaan Hardiknas mengingatkan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara dan menjadi fondasi utama dalam menciptakan generasi unggul dan berkarakter. Dari masa ke masa, peringatan ini menjadi titik tolak refleksi terhadap perjalanan sistem pendidikan nasional.Apakah sistem yang ada sudah sesuai dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara? Apakah pendidikan sudah menjangkau seluruh anak bangsa? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang diangkat setiap tahun untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan Indonesia.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya