Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Ini Maknanya

Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Ini Maknanya

hil2025/04/29 12:45:21 WIB
Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2025. Foto: Twibbonize

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) adalah momen penting yang diperingati setiap 2 Mei di Indonesia. Peringatan ini bentuk penghargaan atas jasa para tokoh pendidikan, terutama Ki Hajar Dewantara, dan menjadi momentum refleksi terhadap peran strategis pendidikan dalam kemajuan negeri.Hardiknas dirayakan seluruh elemen pendidikan, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, hingga masyarakat umum. Dalam semangatnya, peringatan ini mengusung nilai-nilai patriotik, nasionalisme, dan peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.Baca juga: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2025Sejarah Hari Pendidikan NasionalDilansir dari Dinas Pendidikan Pekanbaru, Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para insan pendidikan. Peringatan ini menjadi momen refleksi atas pentingnya pendidikan dalam membangun peradaban bangsa.Namun, tak sedikit masyarakat yang belum memahami asal-usul dan sejarah penetapan Hari Pendidikan Nasional. Penetapan Hardiknas secara resmi dilakukan Pemerintah Republik Indonesia pada 16 Desember 1959 melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959.Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa. Tanggal 2 Mei dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional karena bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, sosok yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh penting dalam perjuangan mencerdaskan anak bangsa, khususnya kaum pribumi pada masa penjajahan Belanda. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.Meski berasal dari kalangan bangsawan dan sempat mengenyam pendidikan di STOVIA, ia tidak dapat menyelesaikannya karena masalah kesehatan. Ia kemudian menekuni dunia jurnalistik dan aktif menulis kritik terhadap kebijakan kolonial, terutama yang menyangkut akses pendidikan yang timpang.Karena tulisan-tulisannya yang tajam, Ki Hajar Dewantara bersama dua rekannya Ernest Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Belanda. Ketiganya dikenal sebagai Tiga Serangkai, tokoh penting dalam gerakan Kebangkitan Nasional.Usai kembali dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Melalui lembaga pendidikan ini, ia membuka akses belajar bagi semua anak-anak Indonesia, tanpa memandang status sosial dan ekonomi.Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan yang pertama. Ia meninggalkan warisan penting dalam dunia pendidikan melalui tiga semboyannya yang hingga kini masih digunakanYaitu Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semangat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ketiga semboyan tersebut menjadi filosofi pendidikan nasional dan menjadi pengingat peran penting seorang pendidik dalam proses belajar.Peringatan Hardiknas setiap 2 Mei bukan sekadar seremonial. Lebih dari itu, ini adalah ajakan untuk terus memperjuangkan akses pendidikan yang merata, berkualitas, serta berakar pada nilai-nilai karakter bangsa.Baca juga: Yeay! Ada 9 Long Weekend Tahun 2025Makna Hari Pendidikan NasionalHari Pendidikan Nasional bukan hanya ajang memperingati sejarah, tetapi juga momentum untuk menggali dan menanamkan nilai-nilai penting dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai seperti semangat belajar, rasa hormat kepada guru, kebebasan berpikir, serta gotong royong dalam membangun pendidikan menjadi inti dari peringatan ini.Perayaan Hardiknas mengingatkan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara dan menjadi fondasi utama dalam menciptakan generasi unggul dan berkarakter. Dari masa ke masa, peringatan ini menjadi titik tolak refleksi terhadap perjalanan sistem pendidikan nasional.Apakah sistem yang ada sudah sesuai dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara? Apakah pendidikan sudah menjangkau seluruh anak bangsa? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang diangkat setiap tahun untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan Indonesia.Profil Singkat Ki Hajar DewantaraKi Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889. Ia adalah tokoh pendidikan, jurnalis, dan pejuang kemerdekaan. Ia mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif.Ki Hajar Dewantara tidak hanya mendirikan sekolah, tetapi juga menciptakan landasan filosofis pendidikan nasional. Ia menerapkan konsep Among, yang menekankan pada kebebasan, kasih sayang, dan pengawasan yang bijak dalam proses mendidik.Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus membuat manusia menjadi pribadi yang merdeka, bukan sekadar mesin penghafal informasi. Filosofi ini relevan hingga kini, menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum merdeka belajar.Quotes Ki Hajar Dewantara yang MenginspirasiSetiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.Dengan ilmu kita menuju kemuliaan dan keselamatanKemerdekaan yang sempurna hanya dapat diperoleh dengan pendidikan yang merdeka.Jangan sekali-kali mendidik dengan kekerasan karena hanya akan menanamkan bibit pemberontakan.Tujuan akhir pendidikan ialah membentuk manusia merdeka, yaitu manusia yang berakal sehat, berbudi pekerti luhur, dan mampu berdiri sendiri.Pengaruh pengajaran itu bersifat sementara, tetapi pengaruh pendidikan bersifat kekal.Di dalam hidupnya, manusia tidak dapat lepas dari pengaruh pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.Guru bukan hanya mereka yang mengajar di sekolah, tetapi semua yang memberikan keteladanan.Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya