Profesi Sales Sering Dipandang Negatif, Mendikdasmen Berikan 3 Kunci Branding

Profesi Sales Sering Dipandang Negatif, Mendikdasmen Berikan 3 Kunci Branding

det2025/04/28 17:30:00 WIB
Mendikdasmen Abdul Mu'ti beberkan 3 kunci penting dalam branding di acara Peluncuran Program Keahlian 1.000 Siswa SMk Sales Naik Kelas, Senin (28/4/2025) di Jakarta. Foto: Istimewa

Apa yang pertama kali terpikirkan bila detikers mendengar kata profesi 'sales'? Mungkin sebuah profesi yang bertugas untuk menawarkan sebuah produk atau jasa tertentu.Mereka terkadang dihindari ketika tiba-tiba menghampiri pelanggan di sebuah tempat. Istilah sales juga kerap dipandang negatif, mengapa bisa begitu?Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menjelaskan hal ini bisa terjadi karena berkaitan dengan kekuatan istilah. Istilah menurut Mu'ti mampu memengaruhi pasar.Pada dasarnya istilah sales memiliki makna yang baik. Tetapi ketika sudah terpengaruh oleh pasar, konotasinya berubah menjadi pekerjaan yang remeh temeh bahkan berkesan negatif."Ketika kita bicara sales, konotasinya itu ya pekerjaan yang remeh temeh dan kadang-kadang menjadi bahan cemoohan," tutur Mu'ti dalam kegiatan Gerakan 1000 Siswa SMK Sales Naik Kelas di Gedung A Kemendikdasmen Jakarta pada Senin (28/4/2025)."Kata-kata sales itu mengalami pergeseran makna pejoratif (perubahan makna menjadi lebih merendahkan, menghina, dan sebagainya) baik tapi kesannya negatif," sambungnya.Akibatnya ketika melihat sales seseorang enggan berurusan. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Kemendikdasmen terutama SMK jurusan sales/marketing/pemasaran."Ini yang menurut saya memang harus kita jawab, maka banyak hal yang sebenarnya sangat bagus itu mengalami prejorasi karena ketidakmampuan kita mengangkat profesi yang sesungguhnya sangat mulia itu," ujarnya.Baca juga: Mendikdasmen Minta SMK Punya Kurikulum Adaptif, Imbangi Perubahan PasarBaca juga: Jurusan Marketing di SMK Kurang Peminat, Kemendikdasmen Buat Program Sales Naik Kelas3 Kunci Branding ala Mendikdasmen Mu'tiUntuk mengubah persepsi itu diperlukan branding yang baik. Menurut Mu'ti branding bisa merubah persepsi orang dan menjadi dasar kesuksesan dalam marketing.Ia membocorkan 3 kunci dalam membangun branding yang baik, yakni:1. PersonPerson atau orang yang memasarkan adalah kunci pertama dari marketing. Bila seorang sales tidak menarik, maupun produknya sebagus apapun, orang tidak akan tertarik.Agar menjadi sales dengan persona baik, detikers perlu memperhatikan performa diri masing-masing. Tidak selalu penampilan, performa juga bisa berkaitan dengan cara komunikasi atau menawarkan produk dengan baik dan jelas.2. PersonalityPersonality atau kepribadian berkaitan dengan diri sales itu sendiri. Setelah mengetahui kepribadian diri sendiri, detikers bisa menambah pengetahuan lebih dalam tentang produk atau jasa yang ditawarkan."Produk bisa jadi tidak enak tapi karena cara menawarkannya itu menarik (atau) tempatnya dibuat menarik, akhirnya orang mau datang aja ke situ," beber Mu'ti.3. ProductivityTerakhir adalah productivity atau tingkat produktivitas. Meskipun dikejar target, seorang sales seharusnya bisa tetap menerapkan performa dan personality yang dimilikinya.Jangan sampai, calon pelanggan kabur lantaran sales terlalu mengejar-ngejar pembeli karena target dan menghilangkan tingkat kesopanannya. Akibatnya pelanggan bisa terganggu dan menghilangkan kesempatan sales menjual produk/jasa.Diterapkan dalam Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik KelasKetiga kunci penting branding ini akan dipelajari siswa jurusan marketing di Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025. Program sales naik kelas menjadi upaya Kemendikdasmen dalam melakukan inovasi dan perbaikan program keahlian sales atau yang sering disebut marketing.Melalui program ini, Mu'ti meminta siswa tidak hanya dilatih tentang materi/teori bagaimana cara menyampaikan produk dengan baik, tetapi juga mereka harus bisa mengerti tentang perubahan pasar."Dengan mungkin studi-studi dasar mengenai social behavior ya, perubahan perilaku masyarakat. Karena masyarakat sekarang itu kan ingin semuanya naik kelas gitu, sehingga tidak meragukan," imbuh Mu'ti.Mu'ti menekankan kata 'gerakan' yang menjadi poin penting dalam program ini. Menurutnya, program peningkatan kualitas pendidikan di SMK harus menjadi gerakan bersama."Kami menyebutnya dengan partisipasi semesta, dan seribu itu tidak berarti jumlahnya seribu tapi menunjukkan beribu-ribu," kata Mu'ti lagi."Artinya, gerakan bersama sehingga beribu-ribu lulusan SMK ini memiliki kemampuan, kesiapan, dan juga memfasilitasi untuk mereka ini masuk dunia kerja dan berwirausaha," sambungnya.Kedepannya, lulusan SMK akan menjadi paket lengkap. Mereka siap masuk dunia kerja dan berwirausaha, tetapi juga tetap memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya