Cerita di Balik Viral Bu Guru Sragen Gunting Seragam Siswa

Cerita di Balik Viral Bu Guru Sragen Gunting Seragam Siswa

dil2025/04/26 09:11:01 WIB
Ilustrasi gunting. Foto: thinkstock

Belakangan ini beredar video seorang guru di SMP PGRI Sukodono, Sragen, menggunting seragam salah satu siswanya. Setelah video itu viral, pihak sekolah, guru, hingga orang tua siswa yang bersangkutan memberikan penjelasan. Berikut ceritanya.Dalam video yang diunggah akun Instagram @pembasmi.kehalusan.reall, Selasa (22/4), tampak seorang guru wanita sedang menggunting seragam kemeja putih siswa. Terlihat ada coretan di bagian belakang seragamnya.Kepala Sekolah SMP PGRI Sukodono, Sragen, Sutardi, telah meminta maaf atas beredarnya video tersebut. Dia bilang momen dalam video itu terjadi di sekolahnya pada 17 Februari lalu."Namun ada beberapa hal yang harus panjenengan (anda) ketahui bersama bahwa kejadian itu sudah meminta izin dan diizinkan malah itu dari orang tua," kata Sutardi saat ditemui wartawan di SMP PGRI, Sragen, Selasa (22/4/2024)."Ya, bukan kami sengaja langsung memotong tidak, dari guru kami. Namun itu sudah komunikasi jauh-jauh hari. Karena apa? Karena siswa tersebut nuwun sewu ada beberapa catatan lebih dari tiga kali, kami hitung hampir 8-9 kali melakukan pelanggaran," imbuhnya saat itu.Sutardi menyebut pengguntingan seragam itu justru datang dari pihak orang tua siswa tersebut. Dia juga bilang bahwa seragam yang dikenakan siswa tersebut merupakan seragam dari sekolah sebelumnya. Pihak sekolah sudah beberapa kali memberi peringatan soal itu.Baca juga: Viral Guru Gunting Seragam Siswa SMP di Sragen, Sekolah Beri Penjelasan"Orang tua sudah memberikan izin dan itu malah permintaan orang tua. Sekali lagi tentu kami mewakili segenap seluruh jajaran pendidikan, kami mohon maaf yang sebesarnya atas kejadian ini," ucapnya."Untuk seragam sekolah pindah, jadi seragam berbeda. Sudah beberapa kali dikasih tahu, laporan dari Guru BK juga ada tanggal kejadian sudah dilapori orang tua, diminta dari gurunya kalau kejadian tersebut, malah biar tidak dipakai lagi disuruh gunting," ucapnya.Klarifikasi GuruGuru pengampu mata pelajaran Seni Budaya dan PPKN di SMP tersebut, Anggrek Anggraini, juga telah menjelaskan duduk perkara pengguntingan seragam siswa itu."Saya minta maaf atas kecerobohan, keteledoran, dan kelalaian saya. Seharusnya itu tidak saya unggah, tetapi itu saya dokumentasi atas permintaan orang tua siswa," kata Anggrek saat ditemui di SMP PGRI Sukodono, Sragen, Selasa (22/4).Anggrek bilang video tersebut diunggah karena sebagai bukti untuk diberikan ke orang tua siswa."(Video) Untuk sebagai bukti bahwa memang benar sudah saya potong karena yang menyuruh memotong itu adalah ibu dari siswa begitu," ujarnya."Sebenarnya saya mengunggah tersebut hanya untuk memberitahu ke anak-anak saya saja, ke anak-anak saya saja kan yang diorek-orek nggak cuma siswa tersebut, ada beberapa anak juga dan saat ini juga masih dalam penanganan guru BK," sambung dia.Baca juga: Guru di Sragen Viral Gunting Seragam Siswa Ternyata Disuruh OrtuAnggrek menyebut video itu diunggah pada Februari 2025 dan sudah mendapat restu dari orang tua siswa."Kalau dipotong itu atas perintah dari ibu anak tersebut, begitu. Kalau gambarnya (coretan di baju) agak kurang jelas itu seperti ada geng-gengan seperti itu, ada geng-gengan terus tulisan itu berkalimat kan, maaf, seperti wanita itu nggak baik gitulah intinya," jelasnya.Ia menyebut coretan itu terdapat pada seragam bagian belakang dan bagian celana siswa."Coretan celananya ada kecil-kecil tulisan satu sama di bagian belakang baju itu di bagian bawah total. Sudah diberikan seragam sekolah yang sekarang, katanya nggak mau pakai karena bilang keren (seragam lamanya). Akhirnya ibunya chat saya gunting saja," jelasnya.Ia sempat mengunggah video itu di akun media sosialnya pada 19 Februari 2025. Usai membagikan video itu, Anggrek langsung menghapusnya.Anggrek menyebut siswa itu juga mempunyai beberapa catatan di sekolah, seperti sering membolos dan ngeyel. Anggrek pun menyatakan siap menerima sanksi setelah mengunggah video tersebut."Saya siap dengan sanksi apa pun dan atas perlakuan saya," kata dia.Penjelasan Disdik Sragen dan orang tua siswa di halaman selanjutnya.Penjelasan Disdik SragenMenurut Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, Anggrek masih magang di sekolah tersebut."Mbak Anggrek ini sebenarnya masih magang ya, bahasa kami. Beliau itu belum sarjana. Dia baru kuliah semester 6," kata Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Pendidik Disdik Sragen, Tri Giyanto saat ditemui wartawan di SMP PGRI Sukodono, Selasa (22/4/2025)."Jadi kalau secara administrasi kepegawaian beliau belum layak mengajar karena baru proses kuliah," sambungnya.Tri mengatakan, meski Anggrek sudah mengantongi izin dari orang tua siswa untuk menggunting baju, tapi aksinya melanggar kode etik guru."Ya walaupun sudah sudah izin orang tua, sudah komunikasinya baik, memang terampil tadi sudah saya periksa. WhatsApp dengan orang tua juga betul, tidak ada kebohongan, tanggalnya juga pas. Kemudian ada satu hal yang kami pesankan pada Bu Anggrek dan teman-teman di PGRI Sukodono bahwasanya yang dilanggar adalah kode etik guru," jelasnya.Menurut Tri, guru harus bertindak secara profesional, salah satunya memberikan tindakan kepada siswa tidak di depan umum."Bahwa guru harus bertindak profesional ketika ada anak seperti itu. Profesional ya mestinya tidak di depan umum, tidak diberikan hukuman yang dilihat oleh banyak orang," tuturnya.Seharusnya, kata Tri, pengajar memberikan teguran ataupun bimbingan secara pribadi di ruangan."Mereka kan ada pembimbingan pribadi, dimasukkan ke ruangan, berikan nasihat, kalau perlu orang tuanya dihadirkan di situ. Tidak harus dokumentasi," bebernya.Untuk itu, Tri akan menyampaikan ke pihak yayasan untuk memberikan imbauan atau teguran kepada yang bersangkutan."Nah, karena memang ngapunten (maaf) ini kami sampaikan ini adalah ke yayasan, sehingga kami bisanya ya memberikan imbauan dan nanti teguran dari pimpinan. Mungkin kami rekomendasikan bapak kepala dinas untuk komunikasi dengan pihak yayasan, untuk memperhatikan SDM yang bisa masuk ke sana. Ternyata bisa dikatakan seorang yang belum lulus saja sudah jadi kesiswaan kan menjadi hal yang menjadi PR kita," jelasnya.Pernyataan Orang Tua SiswaAyah siswa tersebut, Dwi (47) mengatakan permintaan untuk menggunting seragam itu justru datang dari istrinya. Dwi bilang, bu guru itu sempat menelepon istrinya."(Anak saya) Cuma diam tapi nggak mau denger gitu. Waktu Bu Anggrek telepon istri saya suruh ngasih tahu, 'ya udah bu sebenarnya udah dibeliin baju baru tapi kalau dikasih tahu nggak mau denger ya dipotong saja'," kata Dwi menirukan ucapan istrinya, Selasa (22/4/2025).Dwi mengatakan anaknya sudah dibelikan seragam sekolah SMP PGRI, tapi tetap menolak memakainya. Setelah beberapa kali ditegur, pihak sekolah akhirnya menghubungi orang tua."Kalau beliin kapan kami lupa, tapi komunikasi dengan sekolah. Jadi dari pihak sekolah WA ke istri saya," ucapnya.Dwi menambahkan, setelah seragamnya digunting guru, siswa itu akhirnya mau mengenakan seragam baru."(Setelah seragam digunting masih dipakai?) Nggak, dia pakai seragam baru. Harusnya kalau di PGRI itu kan sini atas putih bawah biru, tapi itu enggak putih putih karena itu seragam dari SMP Islam (sekolah sebelumnya), bukan seragam PGRI," jelas Dwi.Dwi menegaskan dirinya tidak mempersoalkan tindakan guru yang menggunting seragam anaknya. "(Kami) Menerima, justru diminta, karena kita udah kasih tahu baik-baik tetap nggak nurut orang tua. Istri saya kan minta motong," pungkasnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya